Susu Bermula dari Kuku: Mengapa Kesehatan Kaki Sapi Menentukan Kualitas Susu

Banyak orang mungkin tidak pernah berpikir bahwa kuku sapi bisa menjadi faktor besar dalam keberhasilan peternakan. Padahal, penelitian terbaru di Korea menunjukkan bahwa kesehatan kuku sapi perah berperan penting, tidak hanya untuk kesejahteraan hewan tetapi juga untuk produksi susu yang optimal.

Dalam sebuah studi besar yang melibatkan 877 ekor sapi dari 15 peternakan, peneliti meneliti seberapa umum gangguan kuku (hoof disorders) terjadi, apa saja penyebabnya, dan bagaimana kondisi kandang berhubungan dengan masalah tersebut. Hasilnya cukup mengejutkan: lebih dari 30% sapi perah mengalami masalah kuku, dengan jenis gangguan yang paling sering adalah kuku tumbuh berlebihan (overgrowth/OG).

Artikel ini akan mengajak kita melihat lebih dalam mengapa kesehatan kuku sangat penting, apa penyebab masalah ini, serta bagaimana peternak dapat mengelolanya untuk memastikan sapi tetap sehat dan susu tetap berkualitas.

Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan

Mengapa Kuku Sapi Penting?

Kuku sapi ibarat “fondasi rumah”. Jika fondasi rapuh, rumah bisa goyah. Begitu juga dengan sapi: kuku yang sakit membuat hewan sulit berdiri, berjalan, bahkan makan dengan nyaman. Kondisi ini berujung pada:

  • Penurunan nafsu makan → sapi malas bergerak menuju pakan.
  • Berat badan turun → energi untuk produksi susu berkurang.
  • Produksi susu menurun → peternak mengalami kerugian.
  • Kesejahteraan hewan terganggu → karena rasa sakit kronis bisa menurunkan kualitas hidup sapi.

Dalam industri peternakan modern, menjaga kesehatan kuku bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

Hasil Penelitian di Korea: Angka yang Mengejutkan

Penelitian ini menemukan bahwa 31,5% sapi perah di peternakan intensif Korea mengalami gangguan kuku. Gangguan paling sering adalah:

  • Kuku tumbuh berlebihan (Overgrowth/OG) → 24,1%
  • Dermatitis digital (BDD) → 3,2%
  • Kerusakan laminitis atau corium (LCD) → 3,1%
  • Bengkak pada mahkota kuku (Coronet Swelling/CS) → lebih jarang, tapi tetap signifikan

Kondisi ini bukan sekadar masalah estetika. Kuku tumbuh berlebihan, misalnya, bisa membuat beban tubuh tidak seimbang, menekan sendi, dan memicu luka. Sementara dermatitis digital adalah infeksi bakteri yang menimbulkan luka menyakitkan, mirip seperti bisul pada manusia.

Penilaian kuku sapi: ( A ) Sapi dipandu melalui saluran pengangkat hidrolik untuk pemeriksaan menyeluruh pada keempat kakinya; dan ( B ) pemangkasan kuku untuk memungkinkan evaluasi yang lebih menyeluruh terhadap potensi kerusakan yang mendasarinya.

Apa yang Memicu Gangguan Kuku?

Studi ini juga mengungkap bahwa bukan hanya kondisi sapi yang menentukan, tetapi juga bagaimana peternakan dikelola. Beberapa faktor risiko yang ditemukan meliputi:

  1. Kelembapan lantai → lantai yang selalu basah membuat kuku lunak dan rentan infeksi.
  2. Kedalaman alas kandang (bedding depth) → alas yang terlalu tipis atau kotor mempercepat infeksi.
  3. Perubahan lantai yang ekstrem (floor elevation transitions) → seperti perbedaan tinggi mendadak yang membuat kuku cepat aus.
  4. Perawatan kuku yang agresif → pemotongan berlebihan justru bisa melukai kuku dan memicu peradangan.

Singkatnya, kondisi kandang yang buruk memperbesar kemungkinan sapi menderita masalah kuku.

Distribusi persentase kelainan kuku antara kuku depan dan belakang.

Gangguan kuku berdampak langsung pada produktivitas. Sapi yang pincang lebih sedikit makan, lebih sedikit bergerak, dan akhirnya menghasilkan lebih sedikit susu. Bagi peternak, hal ini berarti kerugian ekonomi.

Selain itu, ada aspek kesejahteraan hewan. Konsumen di seluruh dunia, termasuk Korea, semakin peduli dengan bagaimana hewan ternak diperlakukan. Sapi yang terus-menerus sakit karena masalah kuku menimbulkan pertanyaan etis tentang kualitas pemeliharaan.

Dua Tipe Peternakan: Baik vs Buruk

Menariknya, peneliti menemukan perbedaan besar antar peternakan. Melalui analisis data, mereka membagi peternakan menjadi dua kelompok:

  1. Peternakan dengan kondisi baik → angka gangguan kuku lebih rendah, kandang lebih bersih dan kering, serta perawatan lebih teratur.
  2. Peternakan dengan kondisi buruk → angka gangguan kuku tinggi, kebersihan kurang terjaga, dan manajemen tidak konsisten.

Hal ini menunjukkan bahwa manajemen yang baik bisa membuat perbedaan besar, bahkan di negara dengan sistem peternakan intensif sekalipun.

Apa Solusinya?

Ada beberapa langkah yang direkomendasikan untuk mengurangi prevalensi gangguan kuku:

  1. Perbaikan kondisi kandang
    • Pastikan lantai tidak licin dan tidak selalu basah.
    • Tambahkan alas kandang (bedding) yang cukup tebal dan kering.
  2. Perawatan kuku rutin
    • Pemotongan kuku perlu dilakukan secara berkala, tapi dengan teknik yang tepat.
    • Hindari pemotongan terlalu dalam yang bisa melukai jaringan.
  3. Pencegahan infeksi
    • Terapkan kebersihan kandang yang baik.
    • Gunakan disinfektan khusus kuku (footbath) untuk mencegah infeksi bakteri.
  4. Pemantauan kesehatan sapi
    • Lakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal pincang atau infeksi.
    • Pisahkan sapi yang sakit agar mendapat perawatan khusus.

Mengapa Ini Penting untuk Masa Depan?

Penelitian ini merupakan studi terbaru setelah hampir 20 tahun tanpa data baru tentang gangguan kuku di Korea. Hasilnya menjadi peringatan bahwa masalah ini nyata, serius, dan perlu perhatian segera.

Di masa depan, peternakan sapi perah akan semakin dituntut untuk menjaga produktivitas susu sekaligus kesejahteraan hewan. Mengabaikan kesehatan kuku bukan hanya merugikan sapi, tapi juga merugikan peternak dari sisi ekonomi dan reputasi.

Gangguan kuku pada sapi perah bukanlah masalah kecil. Dengan prevalensi mencapai lebih dari 30% di Korea, penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen peternakan sangat memengaruhi kesehatan sapi. Kuku yang sakit bisa menurunkan produksi susu, mengurangi kesejahteraan hewan, dan menambah beban biaya.

Namun kabar baiknya, langkah-langkah sederhana seperti menjaga kebersihan kandang, perawatan kuku yang tepat, dan pemantauan rutin bisa membuat perbedaan besar.

Pada akhirnya, susu berkualitas baik dimulai dari sapi yang sehat, dan sapi yang sehat berdiri di atas kuku yang kuat.

Baca juga artikel tentang: Mengapa Warna Cangkang Telur Bisa Berbeda? Ini Jawaban dari Ilmu Genetika

REFERENSI:

Espiritu, Hector M dkk. 2025. Surveillance of hoof disorders in Korean dairy cattle and the correlation of farm condition risk factors to their prevalence. BMC Veterinary Research 21 (1), 169.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top