Selama ini, industri perikanan budidaya sangat bergantung pada bahan pakan seperti tepung ikan (fishmeal) dan minyak ikan. Keduanya memang kaya akan nutrisi, tapi ada masalah besar: sumbernya terbatas, harganya mahal, dan produksinya sering tidak ramah lingkungan. Pertanyaan pun muncul: adakah bahan nabati yang bisa menggantikan peran tepung ikan tanpa mengorbankan pertumbuhan dan kesehatan ikan?
Jawabannya mungkin ada di sekitar kita, tepatnya pada pohon kelor (Moringa oleifera). Tanaman yang sering disebut sebagai “miracle tree” ini selama ribuan tahun dikenal dalam pengobatan tradisional karena daunnya kaya gizi dan bermanfaat untuk kesehatan manusia. Kini, para peneliti mulai melirik potensi kelor sebagai bahan pakan alternatif yang berkelanjutan untuk ikan dan udang.
Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global
Mengapa Perlu Alternatif Pakan?
Budidaya ikan terus berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan protein hewani. Namun, biaya pakan bisa mencapai 60–70% dari total biaya produksi. Ketergantungan pada tepung ikan menyebabkan biaya ini semakin tinggi karena pasokan terbatas.
Selain itu, eksploitasi besar-besaran ikan laut untuk dijadikan tepung justru mengancam ekosistem perairan. Oleh karena itu, mencari bahan pakan yang murah, bergizi tinggi, dan ramah lingkungan menjadi agenda penting untuk masa depan perikanan berkelanjutan.

Kelor bukan sekadar tanaman pagar atau sayuran pelengkap. Daunnya mengandung:
- Protein tinggi dengan asam amino esensial lengkap (penting untuk pertumbuhan ikan).
- Vitamin A, C, dan E yang berfungsi sebagai antioksidan alami.
- Mineral penting seperti kalsium, zat besi, dan kalium.
- Asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) yang baik untuk kesehatan.
Selain itu, kelor juga kaya senyawa bioaktif seperti fenol dan flavonoid yang berperan sebagai pelindung alami terhadap stres oksidatif, penyakit, bahkan infeksi bakteri maupun jamur.
Dengan kandungan gizi selengkap ini, wajar jika kelor disebut sebagai “superfood”, bukan hanya untuk manusia, tapi juga berpotensi besar untuk ikan dan udang.
Apa Kata Penelitian?
Sebuah ulasan terbaru (1988–2024) yang dipublikasikan di Aquaculture Research menegaskan bahwa Moringa oleifera sangat menjanjikan sebagai bahan pakan alternatif.
Beberapa temuan penting dari penelitian ini antara lain:
- Pertumbuhan Lebih Baik
Ikan yang diberi tambahan pakan kelor menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Ini berarti ikan bisa tumbuh lebih cepat dengan jumlah pakan yang lebih sedikit. - Sistem Kekebalan Lebih Kuat
Kandungan antioksidan dan senyawa bioaktif kelor membantu meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit. - Mengurangi Ketergantungan pada Obat
Karena sifat antimikroba dan antiparasit alaminya, kelor dapat mengurangi kebutuhan penggunaan antibiotik atau bahan kimia lain yang selama ini kontroversial dalam budidaya. - Biaya Produksi Lebih Rendah
Kelor relatif mudah dibudidayakan, tumbuh cepat, dan bisa dipanen sepanjang tahun. Hal ini berpotensi menekan biaya pakan yang mahal. - Ramah Lingkungan
Menggantikan sebagian tepung ikan dengan kelor berarti mengurangi tekanan penangkapan ikan laut yang berlebihan, sekaligus mendukung praktik akuakultur berkelanjutan.

Tidak hanya daun, hampir semua bagian kelor bisa dimanfaatkan:
- Daun: sumber protein, vitamin, dan mineral.
- Bunga: mengandung senyawa bioaktif dengan efek kesehatan.
- Biji: bisa dijadikan sumber minyak atau bahan tambahan pakan.
- Akar dan batang: meski jarang dipakai, tetap mengandung senyawa berguna.
Penelitian lebih banyak fokus pada daun karena kandungan gizinya yang lengkap dan ketersediaannya yang melimpah.
Tantangan dalam Penggunaan Kelor
Meski potensinya besar, ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan:
- Kandungan antinutrisi seperti tannin dan saponin dapat mengganggu pencernaan jika diberikan dalam jumlah berlebihan. Namun, ini bisa diatasi dengan pengolahan sederhana seperti pengeringan, fermentasi, atau ekstraksi.
- Standarisasi dosis masih perlu diteliti lebih lanjut. Berapa persen pakan kelor yang ideal untuk berbagai jenis ikan agar memberikan manfaat maksimal tanpa efek negatif?
- Penerimaan petani ikan juga menjadi faktor penting. Perlu ada edukasi dan sosialisasi agar mereka yakin menggunakan bahan alternatif ini.
Manfaat Ganda: Nutrisi dan Obat Alami
Salah satu hal paling menarik dari kelor adalah sifatnya yang multifungsi. Selain sebagai sumber nutrisi, kelor juga berfungsi sebagai semacam “obat alami” bagi ikan.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa ekstrak daun kelor mampu melawan infeksi bakteri berbahaya seperti Aeromonas hydrophila (penyebab penyakit pada ikan air tawar). Kelor juga membantu memperbaiki kesehatan darah, meningkatkan kadar hemoglobin, dan mengurangi stres pada ikan.
Dengan kata lain, memberi ikan pakan kelor tidak hanya membuatnya tumbuh lebih cepat, tapi juga lebih sehat dan tahan penyakit.
Kelor untuk Akuakultur Berkelanjutan
Di era ketika isu keberlanjutan semakin penting, penggunaan kelor sebagai bahan pakan bisa menjadi solusi win-win:
- Bagi petani ikan: biaya pakan lebih murah, pertumbuhan lebih cepat, hasil panen lebih baik.
- Bagi konsumen: mendapatkan ikan yang lebih sehat, bergizi, dan bebas dari residu bahan kimia.
- Bagi lingkungan: mengurangi eksploitasi ikan laut untuk tepung ikan, sekaligus memanfaatkan tanaman lokal yang ramah lingkungan.
Tidak heran jika para peneliti menyebut kelor sebagai salah satu “kunci emas” untuk mewujudkan sistem akuakultur yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Kelor (Moringa oleifera) bukan sekadar tanaman biasa. Dari pagar rumah hingga lahan budidaya ikan, kelor menawarkan potensi besar sebagai sumber pakan nabati yang bergizi tinggi, murah, dan ramah lingkungan.
Jika riset lebih lanjut terus mendukung, bukan mustahil suatu hari nanti sebagian besar pakan ikan dan udang di Indonesia bahkan dunia akan berbasis pada daun kelor. Dengan begitu, kita bukan hanya menjaga kelangsungan usaha petani ikan, tapi juga melindungi ekosistem laut dan menyediakan pangan yang lebih sehat untuk generasi mendatang.
Baca juga artikel tentang: Ikan Budidaya Lebih Bersih: Peluang Besar untuk Peternak Ikan Masa Depan
REFERENSI:
Hridoy, Md Abdullah Al Mamun dkk. 2025. Exploring the Potentials of Sajana (Moringa oleifera Lam.) as a Plant-Based Feed Ingredient to Sustainable and Good Aquaculture Practices: An Analysis of Growth Performance and Health Benefits. Aquaculture Research 2025 (1), 3580123.


