Lebah sering kali hanya dipandang sebagai penghasil madu. Padahal, peran mereka jauh lebih besar: mereka adalah penyerbuk alami yang membantu ratusan jenis tanaman tumbuh dan berbuah. Bayangkan saja, tanpa jasa lebah, banyak tanaman buah, sayur, hingga pakan ternak mungkin tidak bisa berkembang dengan baik. Inilah sebabnya peternakan lebah (beekeeping) menjadi aktivitas penting yang tidak hanya menyokong ekonomi, tapi juga ketahanan pangan dunia.
Namun, penelitian terbaru dari wilayah Mediterania di Spanyol mengungkapkan bahwa ukuran peternakan lebah ternyata berpengaruh besar terhadap kerentanan mereka dalam menghadapi perubahan lingkungan global. Mari kita kupas lebih dalam, apa artinya bagi para peternak lebah, pertanian, dan masa depan pangan kita.
Baca juga artikel tentang: Mengurangi Gas Rumah Kaca dari Sapi: Solusi Mengejutkan dari Ampas Kopi
Peternakan Lebah: Antara Ekonomi dan Ekologi
Beekeeping atau perlebahan bukanlah aktivitas baru. Sejak ribuan tahun lalu, manusia sudah memelihara lebah untuk madu, lilin, hingga propolis. Tetapi kini, manfaat terbesar dari lebah justru ada pada jasa ekosistemnya: penyerbukan.
Di banyak negara, termasuk Spanyol, lebah membantu meningkatkan hasil panen tanaman penting seperti almond, jeruk, bunga matahari, hingga sayuran. Nilai ekonomi dari jasa penyerbukan lebah bahkan bisa melebihi nilai jual madu itu sendiri.
Namun, seiring waktu, peternakan lebah menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Perubahan iklim, pestisida, penyakit lebah, hingga hilangnya habitat bunga alami menjadi faktor yang mengancam keberlanjutan usaha ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Feliu López-i-Gelats dan timnya menyoroti bagaimana ukuran skala peternakan lebah memengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan di tengah krisis lingkungan.
- Peternakan besar biasanya memiliki ribuan kotak sarang (hive) dan sumber daya lebih banyak. Mereka bisa berpindah lokasi mengikuti musim bunga (migratory beekeeping), berinvestasi dalam teknologi, serta lebih mampu menyerap kerugian ketika koloni lebah melemah.
- Peternakan kecil, di sisi lain, lebih terbatas. Mereka mungkin hanya memiliki puluhan hingga ratusan kotak sarang. Sumber daya finansialnya terbatas, dan jika koloni mereka terkena penyakit atau gagal panen nektar, dampaknya bisa sangat besar bagi ekonomi keluarga.
Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa peternakan kecil kadang lebih fleksibel. Mereka sering lebih dekat dengan komunitas lokal, menjaga keberagaman tanaman bunga di sekitar, dan bisa lebih adaptif dalam manajemen sehari-hari.
Tantangan Utama: Perubahan Iklim dan Sosioekonomi
Faktor terbesar yang meningkatkan kerentanan peternakan lebah adalah perubahan iklim. Di wilayah Mediterania, musim panas semakin panjang dan kering, membuat ketersediaan bunga menurun. Ketika bunga langka, lebah kesulitan mendapatkan nektar dan serbuk sari. Akibatnya, koloni melemah, produksi madu turun, dan kesehatan lebah menurun.
Selain itu, ada faktor sosioekonomi. Peternakan besar mungkin bisa “bertahan hidup” karena skala bisnisnya, sementara peternakan kecil lebih mudah terguncang oleh perubahan pasar, biaya pakan tambahan, atau harga madu yang jatuh.
Dalam wawancara yang dilakukan tim peneliti, banyak peternak mengakui bahwa ketidakpastian iklim dan ekonomi membuat mereka semakin rentan. Beekeeping bukan lagi sekadar urusan madu, tetapi menjadi perjuangan melawan faktor global yang tidak bisa mereka kendalikan.
Adaptasi: Kunci Bertahan Hidup
Lalu, bagaimana cara peternakan lebah beradaptasi?
- Diversifikasi Produk
Beberapa peternak tidak hanya menjual madu, tetapi juga lilin, propolis, royal jelly, bahkan jasa penyerbukan bagi petani. Dengan begitu, pendapatan tidak bergantung pada satu sumber saja. - Migratory Beekeeping (Peternakan Lebah Pindahan)
Peternak besar di Spanyol sering memindahkan sarang lebah dari satu daerah ke daerah lain mengikuti musim berbunga. Strategi ini membantu lebah selalu mendapatkan sumber pakan, meski biaya logistiknya cukup tinggi. - Kerjasama Komunitas
Peternak kecil sering bekerja sama dengan petani lokal untuk menjaga lahan penuh bunga liar yang bisa menjadi sumber makanan lebah. Cara ini tidak hanya membantu lebah, tetapi juga meningkatkan hasil panen petani. - Dukungan Kebijakan Publik
Studi ini menekankan pentingnya peran pemerintah. Kebijakan yang mendukung konservasi bunga liar, subsidi bagi peternak kecil, atau regulasi penggunaan pestisida ramah lebah bisa membuat perbedaan besar.

Kerentanan lebah adalah cermin kerentanan sistem pangan kita. Jika lebah melemah, maka pertanian ikut terguncang. Ukuran peternakan besar atau kecil mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Tetapi yang pasti, keduanya menghadapi tantangan yang sama: dunia yang berubah semakin cepat akibat iklim dan aktivitas manusia.
Sebagai konsumen, kita juga bisa ikut berperan. Membeli madu lokal, mendukung petani yang ramah lingkungan, atau menanam bunga liar di pekarangan adalah langkah kecil yang bisa memberi dampak besar.
Penelitian dari Spanyol ini memberi kita pelajaran penting: masa depan peternakan lebah sangat ditentukan oleh kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim dan ekonomi. Skala usaha memengaruhi kerentanan, tetapi yang paling krusial adalah bagaimana peternak besar maupun kecil, bisa menyesuaikan diri dengan cepat.
Lebah bukan hanya soal madu di meja sarapan kita. Mereka adalah fondasi sistem pangan global. Menjaga mereka berarti menjaga masa depan pertanian dan ketahanan pangan kita semua.
Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan
REFERENSI:
López-i-Gelats, Feliu dkk. 2025. Effect of farm size on vulnerability in beekeeping: Insights from mediterranean Spain. Ambio 54 (4), 696-713.


