Rahasia di Balik Segelas Susu Kambing: Peran Ras dan Iklim dalam Menentukan Kualitas

Saat mendengar kata susu, kebanyakan orang langsung terbayang susu sapi yang memang paling populer dan banyak dijual di pasaran. Namun sebenarnya, ada pilihan lain yang tidak kalah menyehatkan, yaitu susu kambing. Dalam ilmu gizi, susu kambing sering disebut sebagai “pangan hampir sempurna” karena kandungan zat gizinya begitu lengkap.

Di dalam susu kambing terdapat lima komponen utama yang penting untuk tubuh:

  1. Lemak, yang menjadi sumber energi.
  2. Protein, yang berperan dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
  3. Laktosa, yaitu gula alami pada susu yang menjadi sumber tenaga.
  4. Vitamin, misalnya vitamin A, B, dan D yang membantu metabolisme dan daya tahan tubuh.
  5. Mineral, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium yang sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi.

Menariknya, bagi sebagian orang yang mengalami intoleransi laktosa ringan (kesulitan mencerna gula susu pada sapi), susu kambing bisa menjadi alternatif yang lebih ramah di perut. Hal ini karena ukuran butiran lemaknya lebih kecil dan struktur proteinnya lebih mudah dipecah oleh sistem pencernaan manusia.

Dengan kata lain, meskipun popularitasnya belum sebesar susu sapi, susu kambing menawarkan manfaat gizi yang lengkap sekaligus lebih mudah dicerna oleh banyak orang.

Namun, ada satu hal penting yang sering tidak disadari banyak orang: kualitas susu kambing tidak selalu sama. Kandungan gizi, rasa, bahkan teksturnya bisa berbeda-beda. Perbedaan ini terutama dipengaruhi oleh ras kambing, karena setiap jenis kambing punya karakter genetik yang unik, serta kondisi lingkungan tempat kambing dipelihara, termasuk faktor iklim, suhu udara, dan ketersediaan pakan alami.

Inilah yang menjadi fokus penelitian sejumlah ilmuwan di Rajasthan, India, khususnya di wilayah distrik Dausa. Rajasthan dikenal sebagai daerah beriklim kering dan panas, sehingga menjadi lokasi yang menarik untuk mengkaji bagaimana kondisi lingkungan ekstrem memengaruhi kualitas susu kambing. Penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan sederhana namun penting: apakah susu kambing dari daerah panas dan tandus tetap memiliki kandungan gizi yang baik?

Dengan meneliti lebih dekat, para ilmuwan ingin menunjukkan bahwa susu kambing bukan hanya soal hewannya, tetapi juga hasil dari interaksi antara genetik, pakan, dan iklim.

Baca juga artikel tentang: Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit pada Kambing dengan Kecerdasan Buatan: Inovasi dari Penelitian Terkini

Penelitian di Dausa: Membandingkan Dua Ras Unggulan

Penelitian dilakukan di Rukmani Devi College of Agriculture, Rajasthan, selama periode 2021–2023. Dua ras kambing lokal India yang paling populer, Jamunapari dan Jakhrana, dijadikan fokus utama.

Kambing Jakhrana

Keduanya dikenal sebagai “mesin penghasil susu”, tetapi dengan karakteristik yang berbeda.

  • Jamunapari: dikenal dengan ukuran tubuhnya yang besar, produksi susu yang tinggi, dan susu yang lebih berlemak.
  • Jakhrana: tubuhnya lebih kecil, namun juga menghasilkan susu dengan kadar nutrisi penting yang baik.

Tujuan penelitian ini sederhana tapi penting: apakah ras kambing benar-benar berpengaruh besar terhadap komposisi susu, terutama di bawah kondisi iklim ekstrem Rajasthan?

Hasil yang Mengejutkan: Susu Tak Sama Antara Ras

Dari lebih dari 1.200 sampel susu yang diuji, para peneliti menemukan beberapa fakta menarik:

  1. Kadar Lemak
    • Rata-rata kadar lemak susu di kedua ras sekitar 4,68%.
    • Namun, kambing Jamunapari konsisten menghasilkan kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan Jakhrana.
    • Lemak adalah komponen penting karena memengaruhi rasa, tekstur, dan nilai energi dari susu.
  2. Solid Not Fat (SNF)
    • Rata-rata mencapai 8,45%, mencakup protein, laktosa, dan mineral.
    • Nilai ini cukup tinggi, menandakan susu kambing punya keunggulan nutrisi dibandingkan susu hewan lain.
  3. Total Padatan (Total Solids)
    • Mencapai 13,32% rata-rata. Angka ini menunjukkan susu kambing kaya akan bahan padat bergizi, bukan hanya air.
  4. Kadar Protein
    • Rata-rata sekitar 0,815%.
    • Meskipun tampak kecil, protein susu berperan besar dalam pembentukan keju, yogurt, dan produk olahan susu lain.
  5. Kadar Laktosa
    • Menariknya, kadar laktosa berbeda antar tahun. Pada periode 2021–2022, laktosa lebih tinggi dibandingkan 2022–2023.
    • Perubahan ini menunjukkan iklim (cuaca, suhu, kelembapan) bisa memengaruhi kandungan susu kambing.
Pengaruh Jenis Kambing terhadap Persentase Padatan Non-Lemak pada Susu.

Apa Artinya bagi Peternak?

Hasil penelitian ini punya implikasi besar bagi dunia peternakan, terutama di daerah dengan iklim panas dan kering seperti Rajasthan:

  1. Pemilihan Ras Penting
    Jika tujuan utama peternakan adalah menghasilkan susu berlemak tinggi (misalnya untuk membuat keju), maka Jamunapari lebih menguntungkan. Namun, jika fokus pada jumlah produksi, Jakhrana tetap kompetitif.
  2. Kondisi Lingkungan Tak Bisa Diabaikan
    Perubahan kandungan laktosa menunjukkan bahwa iklim memengaruhi kualitas susu. Jadi, manajemen kandang, ketersediaan pakan, dan akses air yang baik bisa membantu menjaga kualitas susu.
  3. Peluang Ekonomi
    Dengan kualitas susu yang kaya nutrisi, peternak kambing berpotensi mendapatkan harga lebih baik, terutama jika susu dipasarkan sebagai produk kesehatan atau organik.

Kenapa Ini Penting untuk Konsumen?

Bagi konsumen, terutama yang tinggal di daerah pedesaan atau negara berkembang, susu kambing bisa jadi alternatif penting dari susu sapi. Kandungan lemak dan proteinnya membuatnya cocok untuk anak-anak, orang tua, atau mereka yang punya masalah pencernaan dengan susu sapi.

Selain itu, semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa susu kambing bisa membantu mengatasi masalah alergi ringan terhadap protein susu sapi, meskipun tetap tidak cocok bagi penderita alergi susu berat.

Menatap Masa Depan Peternakan Kambing

Penelitian ini hanyalah satu bagian dari upaya global untuk memahami bagaimana genetik (ras) dan lingkungan (iklim) membentuk kualitas pangan yang kita konsumsi.

Di masa depan, peternakan kambing bisa diarahkan lebih spesifik:

  • Peternak memilih ras sesuai kebutuhan pasar (misalnya susu berlemak untuk keju premium).
  • Pemerintah dan akademisi membantu mengembangkan strategi adaptasi iklim agar kualitas susu tidak turun meskipun cuaca ekstrem.
  • Konsumen dididik untuk memahami bahwa susu kambing berbeda-beda kualitasnya, tergantung dari ras dan cara pemeliharaannya.

Rajasthan dikenal sebagai daerah dengan iklim keras, panas, kering, dan penuh tantangan bagi peternakan. Namun, penelitian ini membuktikan bahwa dengan pemilihan ras yang tepat dan manajemen yang baik, kambing tetap bisa menjadi sumber pangan bergizi tinggi.

Kisah di Dausa mengingatkan kita bahwa di balik segelas susu kambing, ada ilmu pengetahuan, kerja keras peternak, dan interaksi kompleks antara genetik hewan dengan lingkungannya. Dan yang paling penting: susu kambing bukan sekadar minuman, tetapi sumber harapan bagi ketahanan pangan masa depan.

Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan

REFERENSI:

Singh, Gitam dkk. 2025. Effect of goat breeds on the milk composition under climatic conditions of dausa tehsil of dausa district rajasthan. International Journal of Science, Environment and Technology. 2025c 14 (1), 1-14.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top