Rabies di Peternakan Kambing: Ancaman Tersembunyi untuk Peternak dan Keluarga

Baik, saya akan buatkan artikel sains populer sepanjang kurang lebih 900 kata berdasarkan penelitian tentang wabah rabies di peternakan kambing di Cape Coast, Ghana. Saya akan menuliskannya dengan bahasa yang mudah dipahami orang awam, dengan penjelasan yang kontekstual dan relevan.

Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan dapat menyerang semua hewan berdarah panas, termasuk manusia. Penyakit ini tergolong zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Rabies biasanya dikenal lewat gigitan anjing yang terinfeksi, namun faktanya semua mamalia bisa terjangkit.

Setiap tahun, rabies masih merenggut nyawa sekitar 60.000 orang di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang yang akses vaksinnya terbatas. Meski kambing bukan hewan yang umum dikaitkan dengan rabies, kasus terbaru di Ghana membuktikan bahwa virus ini juga bisa menyerang hewan ternak seperti kambing, dengan dampak serius bagi peternakan dan kesehatan masyarakat.

Kasus di Ghana: Wabah Tak Terduga

Penelitian terbaru yang dipublikasikan tahun 2025 menyoroti sebuah wabah rabies di peternakan kambing Boer di pinggiran Cape Coast, Ghana. Awalnya, seekor kambing berusia 10 bulan menunjukkan gejala aneh: sulit berdiri (ataxia), gerakan kaki yang tak terkendali (paddling), dan penurunan kondisi yang cepat. Hanya sehari setelah dibawa ke rumah sakit hewan universitas, kambing itu mati.

Gambar gel dari sampel kambing kaprin dari peternakan kambing di pinggiran Cape Coast. 1: tangga (100 bp), 2: tidak ada templat , 3: jaringan otak kambing , 4: jaringan otak kambing , 5 dan 6: kontrol negatif, 7 dan 8: kontrol positif.

Investigasi lebih lanjut mengungkap fakta mengejutkan: dari 57 ekor kambing di peternakan itu, 14 ekor mati dalam waktu sebulan. Sayangnya, sebagian besar dikuburkan tanpa dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hal ini menyulitkan deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Gambar gel dari sampel anjing dari peternakan kambing di pinggiran kota Cape Coast, Ghana. 1, 2, 3: Jaringan otak anjing, 4, 5: kontrol negatif, 6, 7: kontrol positif, 8: tangga (100 bp).

Baca juga artikel tentang: Mengurangi Gas Rumah Kaca dari Sapi: Solusi Mengejutkan dari Ampas Kopi

Mengapa Rabies pada Kambing Jarang, tapi Berbahaya?

Secara umum, rabies lebih sering menyerang anjing, kucing, atau hewan liar seperti rakun, kelelawar, dan rubah. Kambing jarang menjadi korban, tetapi jika sampai terinfeksi, dampaknya berlipat ganda:

  1. Kerugian ekonomi: kematian kambing berarti hilangnya aset ternak yang berharga.
  2. Risiko zoonosis: kambing yang terinfeksi dapat menularkan rabies ke manusia lewat gigitan atau kontak dengan air liur.
  3. Sulit dikenali: gejala rabies pada kambing sering tidak khas, sehingga peternak bisa terlambat menyadarinya.

Dengan kata lain, meski kasusnya jarang, kambing dapat menjadi “mata rantai tersembunyi” dalam penyebaran rabies di masyarakat pedesaan.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus Ini?

Wabah di Cape Coast ini memberikan sejumlah pelajaran penting:

  1. Deteksi dini sangat krusial. Gejala awal rabies sering mirip penyakit lain. Jika hewan ternak menunjukkan perilaku aneh, segera periksakan ke dokter hewan.
  2. Vaksinasi hewan adalah kunci. Banyak negara hanya fokus pada vaksinasi anjing, padahal ternak juga perlu dilindungi. Program vaksinasi massal pada kambing bisa mencegah kerugian besar.
  3. Pencatatan peternakan harus rapi. Dalam kasus Ghana, banyak kambing mati dan langsung dikubur tanpa uji laboratorium. Jika ada pencatatan dan pelaporan yang baik, wabah bisa lebih cepat diidentifikasi.
  4. Edukasi peternak. Banyak peternak mungkin belum tahu bahwa kambing juga bisa terkena rabies. Pengetahuan dasar ini penting untuk melindungi ternak sekaligus keluarga mereka sendiri.

Risiko Bagi Manusia

Yang paling mengkhawatirkan dari rabies adalah tingkat kematiannya hampir 100% setelah gejala muncul. Tidak ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan rabies jika sudah terlambat. Satu-satunya cara melindungi manusia adalah dengan vaksinasi profilaksis (sebelum terpapar) atau segera setelah digigit hewan terinfeksi.

Dalam konteks peternakan, risiko terbesar adalah bagi:

  • Peternak yang menangani kambing sakit,
  • Pekerja rumah potong hewan,
  • Masyarakat yang mungkin mengonsumsi daging tanpa tahu asal-usulnya.

Karena itu, wabah rabies pada kambing tidak boleh dianggap masalah kecil yang hanya menimpa hewan, tetapi sebuah isu kesehatan masyarakat (One Health).

Strategi Pencegahan di Peternakan

Untuk mencegah kejadian serupa, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan:

  1. Program vaksinasi rutin bagi kambing, sapi, dan hewan ternak lainnya, terutama di daerah dengan kasus rabies tinggi.
  2. Pengendalian populasi anjing liar, karena anjing sering menjadi sumber utama penularan rabies ke hewan ternak.
  3. Edukasi masyarakat desa tentang bahaya rabies, cara penularannya, dan pentingnya melaporkan hewan mati mendadak.
  4. Pengawasan biosekuriti di peternakan, misalnya mencegah kontak antara kambing dengan hewan liar.
  5. Kerjasama lintas sektor (dokter hewan, dinas kesehatan, dan pemerintah lokal) untuk memperkuat sistem deteksi dan penanganan wabah.

Pelajaran Global dari Ghana

Kasus di Ghana menunjukkan bahwa rabies masih menjadi ancaman nyata, bukan hanya bagi manusia tetapi juga hewan ternak. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pangan dan peternakan yang berkembang pesat, risiko zoonosis juga ikut naik.

Hal ini mengingatkan kita bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terhubung. Pendekatan One Health yaitu kerja sama antara sektor kesehatan hewan, kesehatan manusia, dan lingkungan, sangat penting untuk mencegah penyakit menular seperti rabies.

Wabah rabies di peternakan kambing Cape Coast memberi peringatan keras: penyakit yang selama ini kita kira hanya masalah anjing ternyata bisa merugikan sektor peternakan. Jika tidak ditangani dengan serius, kerugian ekonomi dan ancaman kesehatan bagi manusia bisa sangat besar.

Melalui vaksinasi, edukasi, dan kolaborasi lintas sektor, kita bisa menekan risiko rabies baik di Ghana maupun di seluruh dunia. Karena pada akhirnya, menjaga kesehatan ternak berarti juga melindungi kesehatan manusia.

Baca juga artikel tentang: Mengapa Warna Cangkang Telur Bisa Berbeda? Ini Jawaban dari Ilmu Genetika

REFERENSI:

Mawuko, Sherry Ama dkk. 2025. Rabies outbreak on a goat farm in a suburb of Cape Coast, Ghana: an epidemiologic investigation. IJID One Health, 100070.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top