Peternakan Gurita: Antara Ambisi Industri dan Peringatan Ilmuwan

Bayangkan sebuah peternakan laut modern. Bukan ikan, bukan udang, tapi gurita yang dipelihara dalam jumlah jutaan ekor untuk dipanen dagingnya. Kedengarannya futuristis, tapi kenyataannya, ada rencana besar di Spanyol untuk mendirikan fasilitas yang dapat memproses satu juta gurita setiap tahun.

Namun, rencana ini memantik gelombang protes. Seratus ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu baru saja menandatangani surat terbuka yang dipublikasikan dalam jurnal Science. Mereka mendukung usulan undang-undang bernama OCTOPUS Act (Opposing the Cultivation and Trade of Octopuses Produced through Unethical Strategies). Intinya, RUU ini ingin melarang praktik peternakan gurita secara komersial di Amerika Serikat, sekaligus mengirimkan pesan etika ke seluruh dunia.

Baca juga artikel tentang: Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit pada Kambing dengan Kecerdasan Buatan: Inovasi dari Penelitian Terkini

Gurita: Hewan Pintar yang Beda dari Kebanyakan

Gurita bukanlah hewan laut biasa. Penelitian menunjukkan bahwa gurita memiliki kecerdasan luar biasa. Mereka bisa:

  • Membuka toples untuk mengambil makanan.
  • Mengingat jalur dalam labirin.
  • Menggunakan alat sederhana, seperti tempurung kelapa sebagai tempat berlindung.
  • Bahkan menunjukkan kepribadian berbeda-beda, ada yang pemalu, ada yang agresif, ada yang penuh rasa ingin tahu.

Saking pintarnya, beberapa ilmuwan menyebut gurita sebagai “alien lautan” karena cara berpikirnya benar-benar berbeda dari mamalia atau burung.

Hal inilah yang membuat banyak peneliti menganggap memelihara gurita dalam sistem peternakan intensif sama saja dengan menyiksa makhluk cerdas.

Masalah Etika: Lebih dari Sekadar Daging

Di balik rencana peternakan gurita, ada pasar yang sangat menggiurkan. Gurita dianggap makanan mewah di banyak negara, dengan harga tinggi dan permintaan yang terus meningkat.

Namun, para ilmuwan menilai bahwa memuaskan pasar mewah tidak sebanding dengan konsekuensi yang harus ditanggung:

  1. Kesejahteraan hewan – Gurita adalah hewan soliter. Mereka lebih suka hidup sendiri di alam liar. Menaruh mereka dalam tangki berisi ribuan ekor berpotensi menimbulkan kanibalisme, stres, dan penderitaan besar.
  2. Masalah lingkungan – Untuk membesarkan gurita, diperlukan pakan berupa ikan liar dalam jumlah besar. Artinya, peternakan gurita justru bisa memperburuk overfishing (penangkapan ikan berlebihan) yang sudah jadi masalah global.
  3. Tidak ada cara “berkelanjutan” – Berbeda dengan budidaya tanaman laut atau bahkan ikan herbivora, membesarkan predator seperti gurita berarti rantai makanannya panjang dan boros energi.
  4. Nilai moral – Jika kita sudah tahu gurita adalah makhluk yang mampu merasakan sakit dan memiliki kecerdasan kompleks, apakah etis memperlakukan mereka sekadar sebagai komoditas?

OCTOPUS Act: Apa Isinya?

OCTOPUS Act adalah rancangan undang-undang di AS yang bertujuan untuk:

  • Melarang budidaya gurita secara komersial.
  • Melarang penjualan daging gurita hasil peternakan.
  • Memberi sinyal kuat bahwa praktik ini tidak sesuai dengan nilai etika modern dalam perlakuan terhadap hewan.

Surat yang ditandatangani 100 ilmuwan ini menjadi dorongan penting agar RUU tersebut mendapat perhatian serius di tingkat kongres.

Spanyol, Pusat Kontroversi

Kenapa Spanyol? Negara ini adalah salah satu konsumen dan pemasok utama daging gurita di dunia. Sebuah perusahaan di Kepulauan Canary berencana membuka fasilitas budidaya gurita skala besar pertama di dunia.

Targetnya adalah memproduksi ribuan ton daging gurita setiap tahun, untuk memenuhi pasar internasional. Tapi proyek ini langsung mendapat sorotan dari organisasi lingkungan, pecinta hewan, dan sekarang juga dari komunitas ilmuwan global.

Argumen Pro dan Kontra

Pihak Pro (pendukung budidaya):

  • Bisa memenuhi permintaan pasar tanpa terus menguras stok alam liar.
  • Bisa membuka lapangan kerja baru di sektor perikanan modern.
  • Mengurangi tekanan perburuan gurita di habitat alami.

Pihak Kontra (penentang budidaya):

  • Tidak ada cara etis membesarkan hewan soliter cerdas dalam jumlah besar.
  • Akan memperburuk eksploitasi ikan kecil untuk pakan.
  • Pasar gurita adalah “pasar mewah,” bukan kebutuhan pangan pokok.
  • Ada alternatif protein lain yang lebih ramah lingkungan.

Gurita di Mata Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Selain kecerdasan mereka, gurita juga punya daya tarik budaya. Dari mitologi Jepang hingga cerita rakyat Mediterania, gurita sering digambarkan sebagai makhluk misterius, menakutkan, bahkan mistis.

Kini, kita dihadapkan pada dilema nyata: akankah kita memperlakukan makhluk ini sebagai “produk massal” seperti ayam atau sapi, ataukah kita mengakui bahwa mereka terlalu unik untuk diperlakukan seperti itu?

Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Pertanyaan terbesar yang muncul adalah: apakah kita benar-benar membutuhkan peternakan gurita?

Jika tujuannya hanya memenuhi pasar restoran mewah, banyak ilmuwan menilai jawabannya tegas: tidak. Ada banyak sumber protein alternatif yang lebih ramah lingkungan dan lebih mudah dibudidayakan tanpa menimbulkan masalah etika.

Di sisi lain, mendukung OCTOPUS Act bisa jadi langkah simbolis yang penting, sebuah pesan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh mengorbankan nilai moral.

Peternakan gurita mungkin terdengar seperti inovasi canggih di bidang perikanan, tapi kenyataannya lebih banyak memunculkan masalah daripada solusi. Dari kesejahteraan hewan, dampak ekologis, hingga dilema moral, argumen penolakan lebih kuat daripada alasan mendukung.

Seratus ilmuwan yang menandatangani surat dukungan untuk OCTOPUS Act ingin menekankan hal sederhana: memenuhi pasar mewah tidak bisa dijadikan alasan untuk mengorbankan makhluk cerdas dan ekosistem laut.

Pada akhirnya, pertanyaan yang harus kita jawab bersama adalah: apakah kita mau dunia laut hanya jadi pabrik daging baru, atau tetap jadi rumah bagi makhluk menakjubkan yang harus kita hormati?

Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan

REFERENSI:

Funnell, Rachael. 2024. OCTOPUS Act To Ban Octopus Farming Gets 100 Scientists’ Signatures. IFLScience: https://www.iflscience.com/octopus-act-to-ban-octopus-farming-gets-100-scientists-signatures-75647 diakses pada tanggal 6 September 2025.

Gleadall, IG dkk. 2025. A balanced approach to the potential of octopus aquaculture. Marine PolicyVolume 179, 106682 https://doi.org/10.1016/j.marpol.2025.106682

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top