Peternakan 4.0: Saat Kecerdasan Buatan Menggembalakan Hewan

Bayangkan sebuah peternakan sapi, kambing, atau domba yang dibiarkan hidup di padang rumput terbuka yang luas. Hewan-hewan itu bisa bergerak bebas, mencari rumput, dan berpindah dari satu titik ke titik lain sesuai kebutuhan alaminya. Cara beternak seperti ini dikenal dengan istilah peternakan ekstensif. Pada sistem ini, ternak tidak dikurung di kandang tertutup, melainkan lebih banyak mengandalkan alam sebagai sumber pakan dan ruang gerak.

Berbeda dengan itu, ada pula yang disebut peternakan intensif, di mana hewan ternak biasanya dipelihara di dalam kandang dengan pakan yang diberikan secara teratur oleh peternak. Sistem intensif lebih mudah dipantau karena hewan-hewan berada di ruang terbatas, sementara sistem ekstensif lebih sulit dikendalikan karena ternak tersebar di area yang sangat luas.

Nah, di sinilah muncul pertanyaan menarik: bagaimana jika teknologi modern ikut membantu dalam mengelola ternak di padang rumput yang luas itu? Bayangkan adanya sensor yang bisa dipasang di tubuh hewan untuk memantau kesehatan mereka, kamera yang merekam aktivitas harian ternak, hingga kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang menganalisis data tersebut secara otomatis. Dengan begitu, peternak bisa mengetahui apakah ada sapi yang sakit, berapa banyak rumput yang dimakan, atau bahkan pola pergerakan hewan di lapangan, semua tanpa harus mengawasi secara langsung setiap saat.

Baca juga artikel tentang: Mengapa Warna Cangkang Telur Bisa Berbeda? Ini Jawaban dari Ilmu Genetika

Apa Itu Peternakan Presisi?

Peternakan presisi adalah penggunaan teknologi untuk memantau, mengelola, dan membuat keputusan lebih baik di bidang peternakan. Jika dulu peternak hanya mengandalkan pengalaman dan pengamatan mata, kini mereka bisa dibantu oleh sensor yang dipasang di hewan, drone untuk memantau padang rumput, hingga aplikasi analisis data yang bisa mendeteksi pola kesehatan hewan atau kualitas pakan.

Di peternakan intensif, teknologi ini lebih mudah diterapkan karena ternak berada di area yang terbatas. Namun, di peternakan ekstensif yang mencakup 67% lahan pertanian dunia, tantangannya jauh lebih besar. Hewan bergerak bebas di area luas, sulit dipantau secara manual, dan kondisi lingkungan sangat bervariasi.

Mengapa PLF Penting di Peternakan Ekstensif?

  1. Efisiensi Produksi
    Dengan PLF, peternak bisa tahu berapa banyak pakan yang dibutuhkan, kapan ternak butuh suplemen, atau kapan harus memindahkan hewan ke padang rumput lain. Hasilnya, produksi daging dan susu bisa meningkat tanpa menambah beban lingkungan.
  2. Kesejahteraan Hewan
    Sensor pada kalung atau anting telinga sapi dapat merekam detak jantung, suhu tubuh, dan aktivitas. Jika ada sapi sakit atau stres, peternak bisa segera mengetahuinya tanpa harus mengecek satu per satu.
  3. Lingkungan Lebih Terjaga
    Peternakan ekstensif sering dikritik karena menyumbang emisi gas rumah kaca. Dengan PLF, peternak bisa mengatur rotasi padang rumput, menghindari overgrazing (penggembalaan berlebihan), dan menjaga kualitas tanah serta air.
  4. Ketahanan Pangan dan Sosial Ekonomi
    Banyak wilayah pedesaan bergantung pada peternakan ekstensif sebagai sumber mata pencaharian. Teknologi ini dapat membantu peternak kecil tetap bersaing dengan sistem industri besar.
Diagram alir yang mengilustrasikan proses pencarian dan pemilihan literatur tentang PLEF. Garis putus-putus menunjukkan jumlah catatan yang dikecualikan dan alasan penghapusannya dari penelitian.
PL = Peternakan Presisi

Beberapa teknologi utama dalam PLF di lahan ekstensif antara lain:

  • Sensor wearable
    Dipasang pada ternak untuk memantau kesehatan dan perilaku.
  • Drone dan satelit
    Digunakan untuk mengukur luas padang rumput, kualitas vegetasi, dan distribusi ternak.
  • Remote sensing & IoT (Internet of Things)
    Menghubungkan data dari lapangan ke perangkat peternak secara real-time.
  • Kecerdasan buatan (AI) dan big data
    Mengolah data besar untuk mendeteksi pola penyakit, prediksi panen pakan, hingga perencanaan distribusi.

Tantangan di Lapangan

Meskipun menjanjikan, penerapan PLF di peternakan ekstensif masih memiliki beberapa kendala:

  • Biaya tinggi – sensor, drone, dan sistem data masih mahal bagi peternak kecil.
  • Akses teknologi – di daerah terpencil, jaringan internet dan listrik sering terbatas.
  • Keterampilan peternak – butuh pelatihan agar peternak bisa membaca dan memanfaatkan data dengan benar.
  • Interaksi satwa liar – di padang rumput, ternak sering berinteraksi dengan satwa liar. Sistem PLF harus bisa membedakan keduanya agar data akurat.

Manfaat untuk Masa Depan

Jika tantangan tersebut bisa diatasi, PLF akan membawa banyak manfaat:

  1. Produksi Berkelanjutan
    Lebih sedikit limbah, lebih sedikit emisi karbon, dan ternak yang lebih sehat.
  2. Efisiensi Tenaga Kerja
    Peternak tidak perlu mengawasi hewan satu per satu, sehingga tenaga bisa dialihkan ke tugas lain.
  3. Data untuk Kebijakan
    Pemerintah bisa menggunakan data dari PLF untuk membuat kebijakan peternakan yang lebih adil, efisien, dan ramah lingkungan.
  4. Keamanan Pangan
    Konsumen mendapat jaminan bahwa produk daging atau susu berasal dari ternak yang sehat dan dipelihara secara berkelanjutan.
Publikasi ilmiah tahunan dan sitasi dalam periode 1997–September 2024.
* Menunjukkan bahwa hasil pada tahun ini terkait dengan periode Januari hingga September 2024.

Penelitian yang ditinjau dalam artikel ilmiah terbaru menunjukkan bahwa Australia dan Amerika Serikat menjadi pionir dalam menerapkan PLF di peternakan ekstensif. Di sana, sistem ini dipakai untuk memantau kesehatan sapi potong, kualitas padang rumput, hingga interaksi ternak dengan satwa liar.

Namun, banyak negara berkembang juga mulai mencoba, meskipun dengan keterbatasan teknologi. Harapannya, kolaborasi antara peneliti, pemerintah, dan sektor swasta bisa mempercepat adopsi teknologi ini secara global.

Peternakan presisi adalah masa depan sistem peternakan ekstensif. Dengan bantuan sensor, AI, dan teknologi canggih lainnya, peternakan dapat menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan hewan. Meski masih ada tantangan biaya, akses, dan keterampilan, arah perkembangannya sudah jelas: teknologi akan menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia peternakan.

Bagi kita sebagai konsumen, mungkin suatu hari nanti setiap gelas susu atau potongan daging yang kita nikmati akan memiliki “jejak digital” yang menjelaskan asal-usulnya, kesehatan hewannya, dan dampaknya pada lingkungan. Dan semua itu dimungkinkan berkat Precision Livestock Farming.

Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan

REFERENSI:

Bernabucci, Gloria dkk. 2025. Precision livestock farming: an overview on the application in extensive systems. Italian Journal of Animal Science 24 (1), 859-884.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top