Pakan Ajaib: Solusi Cerdas Kurangi Gas Rumah Kaca dari Peternakan

Bayangkan Anda sedang berjalan di sebuah padang rumput luas. Ratusan sapi tampak tenang, sibuk mengunyah rumput. Dari luar, pemandangan itu terlihat damai. Namun, tahukah Anda bahwa setiap kali sapi mencerna rumput, mereka juga menghasilkan gas rumah kaca yang kuat bernama metana? Gas inilah yang diam-diam ikut memperparah perubahan iklim.

Metana (CH₄) sebenarnya hanya menyumbang sebagian kecil dari total emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan karbon dioksida (CO₂). Tapi ada satu hal yang membuatnya berbahaya: kekuatan memanaskan atmosfernya 28 kali lebih besar dibandingkan CO₂ dalam jangka waktu 100 tahun. Artinya, sedikit saja metana yang lepas bisa punya dampak besar pada pemanasan global.

Sapi dan hewan ruminansia lain (seperti kambing dan domba) menghasilkan metana melalui proses pencernaan yang disebut fermentasi enterik. Mikroba di dalam rumen (perut khusus sapi) bekerja memecah rumput dan serat menjadi energi. Sayangnya, proses ini juga melepaskan metana, yang kemudian keluar lewat sendawa sapi. Diperkirakan, sektor peternakan menyumbang sekitar 14% dari total emisi gas rumah kaca global, dan sebagian besar berasal dari metana.

Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global

Apakah Peternakan Bisa Jadi Lebih Ramah Lingkungan?

Para ilmuwan di seluruh dunia sedang mencari cara untuk menekan emisi metana tanpa harus mengurangi produksi daging atau susu. Salah satu solusi yang kini ramai diteliti adalah pakan aditif pengurang metana.

Pakan aditif adalah bahan tambahan dalam ransum ternak yang berfungsi meningkatkan kualitas atau manfaat pakan. Selama ini, aditif dikenal untuk menambah vitamin, mineral, atau antibiotik. Kini, peneliti mengembangkan aditif khusus yang bisa menekan pembentukan metana di dalam rumen.

Artikel ilmiah terbaru yang dipublikasikan di Journal of Dairy Science tahun 2025 membahas bagaimana cara terbaik untuk menguji pakan aditif ini agar benar-benar terbukti efektif, aman, dan bisa dipakai secara luas oleh peternak.

Bagaimana Pakan Aditif Bisa Mengurangi Metana?

Ada berbagai mekanisme yang bisa dilakukan aditif pengurang metana, antara lain:

  1. Menghambat mikroba penghasil metana (metanogen)
    Mikroba inilah yang bertanggung jawab memproduksi metana di dalam rumen. Beberapa aditif bekerja dengan mengurangi aktivitas mikroba tersebut.
  2. Mengalihkan jalur fermentasi
    Alih-alih menghasilkan metana, fermentasi pakan bisa diarahkan menghasilkan senyawa lain, misalnya asam lemak volatil yang bermanfaat untuk energi sapi.
  3. Menambah senyawa alami tertentu
    Beberapa tanaman laut seperti rumput laut merah (Asparagopsis taxiformis) mengandung senyawa bromoform yang terbukti bisa mengurangi produksi metana hingga 80% dalam uji coba.
  4. Memperbaiki kecernaan pakan
    Jika pakan lebih mudah dicerna, energi yang hilang dalam bentuk metana akan lebih sedikit.
Grafik suplementasi aditif pakan 3-NOP secara konsisten menurunkan emisi metana enterik dibandingkan dengan kontrol pada berbagai periode pengukuran.

Walaupun terdengar menjanjikan, tidak semua aditif bekerja sama baiknya di lapangan. Ada banyak faktor yang memengaruhi efektivitasnya, seperti jenis sapi, pola makan, kondisi lingkungan, bahkan lama penggunaan.

Itulah sebabnya para peneliti menekankan pentingnya standar uji yang ketat sebelum aditif ini benar-benar dipasarkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

  • Desain penelitian yang jelas: percobaan harus dilakukan dengan kelompok kontrol (tanpa aditif) agar hasilnya bisa dibandingkan.
  • Metode pengukuran emisi metana yang akurat: bisa menggunakan ruang respirasi, masker khusus, atau sistem GreenFeed (alat otomatis yang mengukur emisi saat sapi makan).
  • Analisis data yang kuat: diperlukan uji statistik yang tepat untuk memastikan hasilnya bukan sekadar kebetulan.
  • Dampak terhadap kesehatan dan produksi sapi: jangan sampai metana berkurang, tapi susu menurun atau sapi jadi sakit.
  • Kombinasi dengan strategi lain: aditif bisa dikombinasikan dengan manajemen pakan, pemilihan bibit sapi, atau teknologi peternakan cerdas untuk hasil yang lebih maksimal.
Kombinasi aditif pakan antimetanogenik dapat menurunkan emisi metana enterik lebih besar dari efek tunggalnya, dengan hasil bervariasi antara tidak ada interaksi (-20%), antagonistik (-5% atau -15%), hingga sinergistik (-30%).

Meski potensinya besar, masih ada beberapa kendala yang perlu diatasi sebelum aditif pengurang metana bisa digunakan secara luas:

  1. Biaya – Aditif tertentu, terutama yang berbasis teknologi tinggi, masih cukup mahal untuk peternak kecil.
  2. Regulasi – Perlu aturan yang jelas agar aditif aman digunakan dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia atau hewan.
  3. Penerimaan pasar – Konsumen perlu diyakinkan bahwa produk susu atau daging dari sapi yang diberi aditif tetap aman dan berkualitas.
  4. Ketersediaan bahan – Beberapa bahan seperti rumput laut merah sulit diproduksi dalam skala besar.

Harapan di Masa Depan

Jika tantangan ini bisa diatasi, maka pakan aditif pengurang metana bisa menjadi game changer dalam industri peternakan. Peternak tetap bisa menghasilkan daging dan susu untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia, tapi dengan jejak karbon yang jauh lebih rendah.

Selain itu, solusi ini sejalan dengan upaya global untuk mencapai target iklim, termasuk Net Zero Emission 2050. Artinya, sektor peternakan bisa ikut ambil bagian dalam melawan perubahan iklim, bukan sekadar dianggap sebagai penyumbang masalah.

Gas metana dari sapi memang masalah besar, tapi bukan berarti tidak ada jalan keluar. Dengan penelitian yang terus berkembang, pakan aditif khusus kini menjadi salah satu solusi paling menjanjikan untuk mengurangi emisi tanpa mengorbankan produktivitas.

Namun, kunci keberhasilannya terletak pada uji ilmiah yang ketat, regulasi yang jelas, dan penerapan yang praktis di lapangan. Jika semua itu bisa terpenuhi, maka bukan tidak mungkin di masa depan kita akan melihat peternakan sapi yang tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga ikut menjaga bumi tetap lestari.

Baca juga artikel tentang: Ikan Budidaya Lebih Bersih: Peluang Besar untuk Peternak Ikan Masa Depan

REFERENSI:

Hristov, Alexander N dkk. 2025. Feed additives for methane mitigation: Recommendations for testing enteric methane-mitigating feed additives in ruminant studies. Journal of Dairy Science 108 (1), 322-355.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top