Lalat Screw-Worm: Musuh Tersembunyi di Dunia Peternakan

Bayangkan seekor lalat kecil, yang sekilas terlihat seperti serangga biasa, ternyata dapat membawa malapetaka besar bagi dunia peternakan. Itulah ancaman nyata dari New World Screwworm (NWS), sejenis lalat parasit yang dikenal sangat berbahaya bagi hewan ternak. Walau ukurannya kecil, dampaknya bisa luar biasa: kerugian ekonomi jutaan dolar, penderitaan pada hewan, dan ancaman serius bagi ketahanan pangan.

Awal September 2025, kabar mengkhawatirkan datang dari Meksiko: kasus lalat screwworm kembali muncul di wilayah Oaxaca dan Veracruz. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 700 mil (sekitar 1.100 km) dari perbatasan Amerika Serikat. Padahal, lalat ini pernah dinyatakan berhasil diberantas di sebagian besar Amerika Tengah dan AS melalui program nasional pada abad ke-20. Kini, bayang-bayang ancaman itu kembali mendekat.

Dinas Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan, Departemen Pertanian Amerika Serikat. Koleksi Khusus, Perpustakaan Pertanian Nasional.

Apa Itu Lalat Screwworm?

Lalat New World Screwworm (nama ilmiah: Cochliomyia hominivorax) adalah jenis lalat parasit yang unik sekaligus menakutkan. Betina dewasa meletakkan telurnya di luka terbuka pada tubuh hewan berdarah panas, termasuk sapi, kambing, domba, babi, hingga anjing dan bahkan manusia.

Prediksi wilayah yang sesuai untuk C. hominivorax. ( a) kesesuaian iklim saat ini di Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Tengah, (b) tumpang tindih kesesuaian di wilayah dengan sekitar 23 ekor ternak/km² , ( c) tumpang tindih kesesuaian di wilayah dengan sekitar 46 ekor ternak/km² . Distribusi potensial C. hominivorax ditunjukkan sebagai kesesuaian biner dalam nuansa abu-abu dengan garis luar biru. Representasi visual kepadatan ternak sesuai dengan jumlah ternak yang diringkas, termasuk sapi, kuda, babi, domba, dan kambing.

Telur-telur itu menetas menjadi larva, yang kemudian memakan jaringan hidup hewan inangnya. Proses inilah yang membuat lalat ini sangat berbahaya. Hewan yang terinfeksi biasanya menunjukkan luka bernanah, nyeri luar biasa, penurunan berat badan drastis, dan bahkan bisa mati jika tidak segera ditangani.

Berbeda dengan lalat biasa yang bertelur di bangkai atau kotoran, screwworm memilih jaringan hidup. Inilah yang membedakan mereka sebagai salah satu hama paling ganas dalam sejarah peternakan.

Kasus C. hominivorax yang dilaporkan (2021–2025) dan prediksi kesesuaian. (a) Distribusi kasus reemergensi C. hominivorax (2021–2025) dan model kesesuaian biner, (b) semua kasus yang dilaporkan (2021–2025) dan model kesesuaian iklim terpilih berdasarkan suhu tahunan rata-rata dan curah hujan bulan terkering, (c) semua kasus yang dilaporkan (2021–2025) di area yang sesuai dengan sekitar 23 ekor ternak per km² dan model kesesuaian biner, (d) semua kasus (2021–2025) di area yang sesuai dengan sekitar 46 ekor ternak per km² dan model kesesuaian biner. Prediksi kesesuaian biner didasarkan pada ambang batas persentil ke-10 dari median sepuluh model dengan kinerja terbaik.

Ancaman Bagi Peternakan

Mengapa peternak begitu khawatir terhadap lalat ini? Jawabannya sederhana: kerugiannya bisa sangat besar.

  1. Kerugian Ekonomi:
    Setiap hewan yang terinfeksi membutuhkan perawatan intensif, dan jika terlambat, peternak bisa kehilangan ternaknya. Pada era sebelum program pemberantasan, kerugian tahunan di AS diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.
  2. Produktivitas Turun:
    Hewan yang sakit tentu tidak bisa tumbuh dengan baik, menghasilkan susu, atau bereproduksi. Peternakan bisa mengalami penurunan drastis dalam hasil produksi.
  3. Kesejahteraan Hewan:
    Dari sisi etika, infeksi screwworm menimbulkan penderitaan yang parah. Hewan sering mengalami luka terbuka yang terus membesar, penuh larva, dan sangat menyakitkan.

Sejarah Pemberantasan yang Sukses

Salah satu kisah sukses dalam dunia peternakan adalah eradikasi screwworm di AS pada pertengahan abad ke-20. Caranya unik: dengan melepas jutaan lalat jantan mandul hasil rekayasa laboratorium.

Karena lalat betina hanya kawin sekali seumur hidup, kawin dengan jantan mandul membuatnya tidak bisa menghasilkan keturunan. Program ini, yang dikenal sebagai Sterile Insect Technique (SIT), berhasil memusnahkan screwworm dari AS dan sebagian besar Amerika Tengah.

Langkah pencegahan penyakit pada ternak.

Namun, tantangan selalu ada. Mobilitas hewan dan manusia, perubahan iklim, serta lemahnya kontrol di beberapa daerah memungkinkan lalat ini muncul kembali.

Mengapa Bisa Muncul Lagi?

Ada beberapa faktor yang membuat screwworm kembali jadi ancaman:

  • Perpindahan Hewan: Hewan ternak atau peliharaan yang berpindah dari daerah terinfeksi bisa membawa larva tanpa disadari.
  • Kurangnya Pengawasan: Negara dengan sumber daya terbatas kadang kesulitan melakukan deteksi dini dan eradikasi cepat.
  • Perubahan Iklim: Cuaca hangat dan lembab adalah kondisi ideal bagi lalat screwworm untuk berkembang biak.

Potensi Dampak Jika Masuk ke AS

Jika lalat ini kembali masuk ke peternakan AS, dampaknya bisa luar biasa. Industri sapi, yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi, bisa merugi miliaran dolar. Selain itu, program eradikasi ulang akan memerlukan dana besar, waktu panjang, serta kerja sama lintas negara.

Tidak hanya AS, negara lain yang memiliki peternakan intensif juga berisiko. Dunia yang semakin terhubung membuat hama ini bisa menyebar lebih cepat dari sebelumnya.

Bagaimana Cara Mengendalikannya?

Para ilmuwan dan otoritas kesehatan hewan sudah menyiapkan beberapa strategi:

  1. Surveilans Ketat:
    Pemeriksaan rutin di daerah rawan untuk mendeteksi kasus sedini mungkin.
  2. Sterile Insect Technique (SIT):
    Teknik lama ini masih terbukti efektif dan terus dikembangkan dengan teknologi baru.
  3. Edukasi Peternak:
    Peternak harus tahu cara mengenali tanda-tanda awal infeksi screwworm, sehingga bisa segera melapor dan mencegah penyebaran.
  4. Kerja Sama Internasional:
    Karena hama ini tidak mengenal batas negara, kerja sama antar pemerintah sangat penting untuk mengendalikan penyebarannya.
Simulasi dinamika invasi potensial C. hominivorax . Dinamika invasi C. hominivorax dari titik-titik kemunculan kembali baru-baru ini di Panama, Chiapas, Campeche, dan Veracruz, dengan mempertimbangkan dua skenario penyebaran (1 tetangga [~5 km] dan 4 tetangga [~20 km]) dan kepadatan ternak sapi sekitar 23 ekor/km2 . Berbagai langkah waktu dalam simulasi ditunjukkan (Langkah 20, Langkah 100, Langkah 200, dan Langkah 300); setiap langkah waktu secara kasar sesuai dengan siklus hidup reproduksi. Area biru menunjukkan wilayah yang sesuai, sementara hijau menunjukkan area yang dihuni dalam setiap skenario.

Pesan untuk Masyarakat

Mungkin sebagian orang berpikir, “Itu kan masalah peternakan di Amerika, apa hubungannya dengan kita?” Padahal, dalam era globalisasi, ancaman semacam ini bisa cepat meluas. Hewan ternak dan produk daging yang berpindah antarnegara dapat membawa risiko penyakit dan hama baru.

Bagi konsumen, penting untuk mendukung praktik peternakan yang berkelanjutan dan aman. Sedangkan bagi peternak di negara berkembang, kisah screwworm adalah pengingat bahwa pencegahan selalu lebih murah daripada pengobatan.

Lalat screwworm mungkin kecil, tetapi dampaknya bisa sangat besar. Kembalinya ancaman ini di dekat perbatasan AS menjadi alarm peringatan bagi dunia: kita tidak boleh lengah terhadap hama lama yang bisa muncul kembali.

Teknologi, kerja sama internasional, dan kesadaran peternak adalah kunci untuk menjaga ternak tetap sehat, industri tetap produktif, dan konsumen tetap tenang. Seperti kata pepatah, “musuh kecil jangan diremehkan, karena bisa menjatuhkan yang besar.”

Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan

REFERENSI:

Dinterman, Chelsea. 2025. New World Screwworm Threat Inches Closer to U.S. Livestock Herds. Successful Farming: https://www.agriculture.com/this-fly-could-cost-the-u-s-cattle-industry-millions-again-11754463 diakses pada tanggal 7 September 2025.

Valdez-Espinoza, Uriel Mauricio dkk. 2025. The reemergence of the New World screwworm and its potential distribution in North America. Scientific Reports 15 (1), 23819.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top