Ketika Teknologi dan Alam Bersatu: Burung-Burung di Peternakan Surya

Ketika mendengar kata “peternakan”, mungkin yang terbayang di pikiran kita adalah sapi, ayam, atau kambing. Namun, ada jenis peternakan baru yang sedang berkembang pesat di berbagai negara, yaitu peternakan surya (solar farm). Alih-alih memproduksi daging, susu, atau telur, peternakan ini menghasilkan energi dari cahaya matahari menggunakan panel surya.

Meski begitu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa peternakan surya bukan hanya bermanfaat untuk energi bersih, tetapi juga bisa menjadi habitat penting bagi burung. Tentu saja, jika dikelola dengan bijak.

Baca juga artikel tentang: Mengurangi Gas Rumah Kaca dari Sapi: Solusi Mengejutkan dari Ampas Kopi

Apa Itu Peternakan Surya?

Peternakan surya (solar farm) adalah hamparan lahan yang dipenuhi panel-panel surya untuk menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Luasnya bisa mencapai puluhan hektar, seringkali menggantikan lahan pertanian konvensional.

Karena butuh area terbuka yang luas, lahan yang dulunya ditanami gandum, jagung, atau tanaman lain, kini beralih fungsi menjadi ladang energi matahari. Pertanyaannya: bagaimana nasib keanekaragaman hayati, terutama burung, di area ini?

Burung dan Pertanian Modern

Pertanian modern, terutama yang intensif, sering dianggap mengurangi populasi burung. Hal ini disebabkan oleh:

  • Penggunaan pestisida yang memangkas jumlah serangga, sumber makanan utama burung.
  • Penggundulan habitat alami demi memperluas lahan tanam.
  • Gangguan dari aktivitas manusia dan mesin pertanian.

Akibatnya, banyak burung kehilangan tempat mencari makan dan berkembang biak. Namun, peternakan surya ternyata menghadirkan peluang baru.

Penelitian di Inggris: Burung di Peternakan Surya

Sebuah penelitian dilakukan di East Anglian Fens, Inggris, untuk mengamati populasi burung pada enam peternakan surya. Peneliti membagi area menjadi:

  1. Solar farm dengan habitat sederhana – hanya panel surya tanpa tambahan vegetasi khusus.
  2. Solar farm dengan habitat campuran – area panel surya diselingi dengan tumbuhan beragam yang mendukung kehidupan satwa.
  3. Lahan pertanian biasa – ladang arable (misalnya gandum atau jagung) sebagai perbandingan.

Metode survei yang dipakai adalah Breeding Bird Survey dengan mencatat burung yang terlihat atau terdengar dalam radius 100 meter di sepanjang jalur observasi sejauh lebih dari 23 km.

Hasil Penelitian: Solar Farm = Rumah Baru Burung?

Hasil penelitian cukup mengejutkan. Secara umum:

  • Jumlah burung lebih banyak di peternakan surya dibandingkan lahan pertanian biasa.
  • Solar farm dengan habitat campuran memiliki keragaman spesies tertinggi, rata-rata 31,5 individu burung per 4 hektar.
  • Solar farm dengan habitat sederhana masih lebih baik daripada ladang biasa, dengan sekitar 17,4 burung per 4 hektar.
  • Ladang pertanian biasa hanya sekitar 11,9 burung per 4 hektar.

Dari sini, bisa disimpulkan bahwa kehadiran panel surya tidak serta-merta mengusir burung, malah bisa menciptakan habitat baru, terutama jika dikelola dengan vegetasi tambahan.

Rata-rata kelimpahan burung per penampang transek (4 ha) untuk setiap spesies individu yang tercatat di tiga klasifikasi penggunaan lahan yang berbeda. Garis batas putus-putus menunjukkan burung hutan, sementara garis batas putus-putus menunjukkan burung lahan pertanian, menurut indikator burung liar Defra.

Ada beberapa alasan mengapa burung tampak lebih betah di area peternakan surya dibandingkan ladang konvensional:

  1. Lebih sedikit gangguan manusia – tidak ada traktor yang hilir-mudik seperti di sawah.
  2. Vegetasi yang beragam (jika dikelola dengan baik) – menyediakan makanan berupa serangga, biji, atau tempat bertengger.
  3. Lingkungan yang lebih stabil – dibandingkan ladang gandum yang dipanen setiap musim, area solar farm cenderung lebih permanen.

Hal ini menjadikan solar farm sebagai “kantong biodiversitas” di tengah hamparan pertanian intensif yang biasanya miskin satwa liar.

Antara Energi Terbarukan dan Keanekaragaman Hayati

Energi surya jelas penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, jika pembangunan solar farm mengorbankan ekosistem, maka manfaatnya bisa berkurang.

Penelitian ini memberi harapan: dengan pengelolaan yang tepat, solar farm bisa jadi solusi ganda, menghasilkan energi bersih sekaligus melindungi satwa liar.

Kuncinya ada pada desain habitat: menambahkan tanaman liar, semak, atau padang rumput alami di antara barisan panel surya.

Prediksi kelimpahan burung dan ± SE per 4 ha untuk (A) semua spesies; (B) burung lahan pertanian; dan (C) burung hutan di tiga klasifikasi penggunaan lahan yang berbeda. Batang gelap mewakili semua spesies dan batang terang mewakili Burung yang Terdaftar Merah dan Kuning sebagai Burung yang Perlu Dikonservasi, per kelompok.

Bagi petani atau pengelola lahan, ada pelajaran penting dari penelitian ini:

  • Pertanian tak harus melawan alam. Dengan sedikit modifikasi, lahan bisa menghasilkan pangan atau energi sekaligus tetap ramah lingkungan.
  • Burung sebagai indikator kesehatan ekosistem. Jika populasi burung meningkat, biasanya ekosistem di sekitarnya juga membaik.
  • Peluang ekonomi tambahan. Lahan panel surya yang ramah burung bisa mendukung ekowisata, riset, atau bahkan mendapat insentif dari program pelestarian.

Masa Depan Peternakan Surya

Bayangkan jika setiap peternakan surya di dunia dirancang ramah keanekaragaman hayati. Panel surya tetap menghasilkan energi, sementara di sela-selanya burung bernyanyi, serangga penyerbuk beterbangan, dan tanah tetap subur.

Ini bukan sekadar mimpi. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa konsep ini nyata dan bisa direplikasi di berbagai tempat.

Peternakan surya menunjukkan bahwa teknologi dan alam bisa berjalan beriringan. Dengan sedikit perhatian pada desain habitat, ladang panel surya bisa menjadi rumah baru bagi burung dan sekaligus menjadi sumber energi bersih.

Bagi dunia yang sedang menghadapi krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, ini adalah kabar baik. Artinya, kita tidak selalu harus memilih antara alam atau energi, kita bisa memiliki keduanya.

Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan

REFERENSI:

Copping, Joshua P dkk. 2025. Solar farm management influences breeding bird responses in an arable-dominated landscape. Bird Study, 1-6.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top