Ketika kita mendengar kata “peternakan ikan” atau “akuakultur”, mungkin yang langsung terlintas di benak adalah piring berisi ikan goreng, pasar ikan yang ramai, atau bahkan ekspor besar-besaran yang menghasilkan devisa negara. Jarang sekali orang berpikir tentang perasaan atau kesejahteraan ikan itu sendiri. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, kesejahteraan ikan (fish welfare) menjadi topik yang semakin serius di dunia perikanan global, termasuk di Amerika Latin (Latin America atau LATAM).
Mengapa hal ini penting? Karena kesejahteraan ikan bukan hanya soal etika memperlakukan hewan, tapi juga sangat terkait dengan produktivitas, kesehatan ikan, dan keberlanjutan industri akuakultur. Ikan yang sehat, terawat, dan dibudidayakan dengan baik akan tumbuh lebih cepat, lebih sedikit terkena penyakit, dan akhirnya lebih menguntungkan bagi peternak.
Tidak banyak yang tahu bahwa Amerika Latin adalah salah satu pemain terbesar dalam produksi ikan budidaya dunia. Wilayah ini adalah produsen akuakultur terbesar kedua di dunia setelah Asia. Negara-negara seperti Brasil, Chile, Ekuador, Meksiko, Kolombia, dan Peru menyumbang 87% dari total produksi akuakultur di LATAM.
Produksi ikan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tapi juga menjadi komoditas ekspor penting. Misalnya, salmon dari Chile terkenal di pasar internasional, sementara tilapia dari Brasil dan Meksiko banyak dipasarkan ke Amerika Serikat.
Namun, di balik kesuksesan produksi besar-besaran ini, muncul pertanyaan penting: bagaimana kondisi kesejahteraan ikan-ikan yang dibudidayakan dalam jumlah masif tersebut?
Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan
Apa Itu Kesejahteraan Ikan?
Kesejahteraan ikan mencakup berbagai aspek, mulai dari kualitas air, kepadatan ikan dalam kolam atau keramba, pemberian pakan yang cukup dan bergizi, hingga pencegahan stres dan penyakit.
Ikan, meskipun hidup di air, adalah makhluk yang sensitif. Suhu air yang tidak stabil, oksigen yang rendah, atau pakan yang buruk bisa membuat mereka stres. Ikan yang stres rentan sakit, pertumbuhannya melambat, bahkan bisa mati massal. Bagi peternak, hal ini jelas merugikan.
Itulah mengapa para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan aktivis kesejahteraan hewan mulai memperhatikan aspek ini lebih serius, terutama di negara-negara dengan produksi ikan skala besar seperti di Amerika Latin.
Apa Kata Riset?
Sebuah kajian terbaru menganalisis 285 publikasi ilmiah tentang kesejahteraan ikan budidaya di enam negara utama penghasil akuakultur di Amerika Latin. Hasilnya cukup menarik:
- Brasil menjadi negara dengan jumlah publikasi terbanyak, yakni 75,79% dari total penelitian.
- Disusul oleh Chile (13,33%), Meksiko (7,02%), Peru (1,75%), Ekuador (1,05%), dan Kolombia (1,05%).
- Spesies ikan yang paling sering diteliti adalah nila (Nile tilapia), yang muncul di lebih dari 30% penelitian.
- Sebagian besar penelitian berfokus pada nutrisi ikan (32,28%), sementara aspek lain seperti stres, kesehatan, dan lingkungan masih kurang banyak dieksplorasi.

Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun topik kesejahteraan ikan mulai diperhatikan, masih ada ketimpangan. Beberapa spesies penting seperti salmon, udang, atau ikan lokal tertentu belum banyak disentuh dari sisi kesejahteraan.
Mengapa Masih Kontroversial?
Topik kesejahteraan ikan sering menimbulkan perdebatan. Sebagian orang berargumen bahwa ikan tidak merasakan sakit atau stres seperti hewan darat. Namun, riset terbaru justru menunjukkan bahwa ikan adalah makhluk sangat sensitif, baik secara fisiologis maupun perilaku.
Di sisi lain, peternak juga punya kekhawatiran: terlalu banyak aturan soal kesejahteraan ikan bisa meningkatkan biaya produksi. Misalnya, jika pemerintah mewajibkan kepadatan ikan yang lebih rendah dalam kolam untuk mengurangi stres, otomatis jumlah panen per kolam berkurang.
Namun, para peneliti berpendapat bahwa justru dengan memperhatikan kesejahteraan ikan, dalam jangka panjang biaya bisa ditekan karena tingkat kematian ikan berkurang dan kualitas hasil panen meningkat.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Beberapa tantangan besar yang dihadapi akuakultur di Amerika Latin terkait kesejahteraan ikan antara lain:
- Kurangnya Penelitian pada Spesies Lain
Sebagian besar riset masih terfokus pada tilapia. Padahal, ada banyak spesies lain seperti salmon, udang, atau ikan lokal yang juga penting secara ekonomi. - Kesenjangan Antarnegara
Brasil dan Chile cukup maju dalam riset, sementara negara lain masih jauh tertinggal. Hal ini bisa memengaruhi kualitas produksi di wilayah yang berbeda. - Kesadaran Publik Masih Rendah
Konsumen di Amerika Latin belum terlalu peduli dengan label kesejahteraan ikan. Berbeda dengan Eropa, di mana konsumen rela membayar lebih untuk produk akuakultur yang ramah hewan.
Meski begitu, ada peluang besar untuk memperbaiki situasi ini:
- Kolaborasi antarnegara di LATAM dalam hal riset dan kebijakan.
- Penerapan teknologi cerdas, seperti sensor kualitas air atau sistem pemantauan kesehatan ikan berbasis AI.
- Kampanye kesadaran publik agar masyarakat mulai memilih produk ikan yang lebih berkelanjutan dan memperhatikan kesejahteraan hewan.
Kenapa Penting untuk Kita Semua?
Kesejahteraan ikan bukan sekadar isu bagi peternak atau ilmuwan. Ini adalah bagian penting dari ketahanan pangan global. Amerika Latin adalah pemasok besar ikan untuk dunia. Jika kesejahteraan ikan diabaikan, dampaknya bisa berupa produksi yang tidak berkelanjutan, risiko wabah penyakit, bahkan kerusakan ekosistem.
Selain itu, memperhatikan kesejahteraan ikan juga bagian dari etika manusia terhadap sesama makhluk hidup. Sama seperti kita ingin ayam, sapi, atau kambing diperlakukan dengan baik sebelum sampai ke meja makan, begitu juga dengan ikan.
Kajian tentang kesejahteraan ikan budidaya di Amerika Latin membuka mata kita bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Riset masih timpang, kesadaran publik belum merata, dan kebijakan masih berkembang.
Namun, langkah awal sudah dimulai. Dengan dukungan riset ilmiah, kebijakan pemerintah, teknologi modern, dan partisipasi konsumen, kesejahteraan ikan budidaya bisa menjadi prioritas bersama. Pada akhirnya, ikan yang sejahtera akan menghasilkan pangan yang sehat, industri yang berkelanjutan, dan lingkungan yang lebih lestari.
Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas
REFERENSI:
Linares‐Cordova, Joel Fitzgerald dkk. 2025. Farmed fish welfare research status in Latin America: A review. Journal of Fish Biology 106 (2), 125-137.


