Bayangkan suatu hari manusia tinggal di Bulan, bukan hanya sekadar berkunjung dengan roket. Untuk bisa bertahan hidup, kita tentu butuh makanan, dan itu artinya perlu ada cara untuk bertani dan beternak di luar Bumi. Pertanyaan besarnya adalah: apakah tanaman bisa tumbuh di Bulan?
Sebuah penelitian terbaru memberikan jawaban yang cukup mengejutkan: ya, tanaman bisa tumbuh di Bulan. Bahkan, beberapa tanaman tampak lebih tahan terhadap kondisi ekstrem ketika berada di gravitasi rendah. Eksperimen awal dengan tanaman kapas menunjukkan bahwa bibit yang tumbuh di Bulan memiliki ketahanan lebih tinggi terhadap suhu dingin dibandingkan tanaman sejenis di Bumi.

Kenapa Penemuan Ini Penting?
Selama ini, kita selalu menganggap Bumi adalah satu-satunya tempat yang cocok untuk bercocok tanam. Itu masuk akal karena atmosfer, cahaya matahari, air, dan tanah di Bumi mendukung kehidupan. Namun, dengan meningkatnya rencana kolonisasi luar angkasa oleh NASA, ESA, dan bahkan perusahaan swasta, kebutuhan untuk produksi pangan mandiri di luar Bumi menjadi semakin nyata.

Mengangkut makanan dari Bumi ke Bulan sangatlah mahal. Satu kilogram kargo bisa memakan biaya ribuan hingga puluhan ribu dolar. Karena itu, menumbuhkan tanaman langsung di Bulan akan mengurangi biaya logistik sekaligus memberi suplai makanan segar bagi astronot.
Tantangan Bertani di Bulan
Meski penelitian ini menjanjikan, bertani di Bulan bukan tanpa rintangan besar:
- Gravitasi rendah
Gravitasi di Bulan hanya sekitar 1/6 dari gravitasi Bumi. Kita belum sepenuhnya tahu bagaimana tanaman merespons dalam jangka panjang. Apakah akar bisa tumbuh stabil? Apakah air bisa mengalir dengan baik dalam tanah? - Radiasi kosmik
Di Bulan, tidak ada atmosfer tebal atau medan magnet pelindung seperti di Bumi. Artinya, tanaman (dan juga manusia) akan terpapar radiasi yang bisa merusak DNA. - Suhu ekstrem
Siang hari di Bulan bisa mencapai lebih dari 100°C, sementara malam hari bisa turun hingga -170°C. Tanpa perlindungan khusus, tanaman tidak mungkin bertahan hidup. - Tanah bulan (regolit)
Tanah di Bulan tidak mengandung bahan organik sama sekali, berbeda dengan tanah di Bumi yang kaya akan mikroorganisme dan mineral. Para peneliti masih harus mencari cara mencampur atau memperkaya regolit agar bisa mendukung pertumbuhan tanaman.
Baca juga artikel tentang: Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit pada Kambing dengan Kecerdasan Buatan: Inovasi dari Penelitian Terkini
Kabar Baik: Gravitasi Rendah Bisa Jadi Keuntungan
Salah satu temuan mengejutkan dari penelitian ini adalah bahwa tanaman tertentu mungkin lebih suka tumbuh di gravitasi rendah. Bibit kapas yang ditanam dalam kondisi simulasi Bulan ternyata lebih tahan dingin. Ini menunjukkan bahwa gravitasi rendah dapat memicu perubahan fisiologis positif pada tanaman.

Bayangkan jika hal ini bisa dimanfaatkan lebih jauh: kita mungkin bisa menemukan varietas tanaman unggul yang hanya bisa tumbuh optimal di luar Bumi, bahkan lebih produktif dibanding di Bumi.
Apa Hubungannya dengan Peternakan?
Ketahanan pangan di luar angkasa tidak hanya soal tumbuhan, tetapi juga soal protein hewani. Jika manusia benar-benar ingin membangun koloni di Bulan atau Mars, pertanyaan berikutnya adalah: bisakah kita beternak di luar angkasa?
Beternak ayam, sapi, atau kambing di Bulan tentu jauh lebih rumit daripada menanam tanaman. Kebutuhan ruang, oksigen, pakan, dan pengelolaan limbah sangatlah besar. Karena itu, para peneliti membayangkan solusi lain:
- Menggunakan tanaman sebagai sumber pakan buatan
Jika tanaman bisa tumbuh di Bulan, maka ia bisa dijadikan dasar untuk membuat pakan alternatif yang digunakan dalam budidaya ikan (akuakultur) atau serangga penghasil protein. - Peternakan serangga
Serangga seperti jangkrik dan ulat sudah diteliti sebagai sumber protein masa depan di Bumi. Di luar angkasa, beternak serangga lebih realistis dibanding hewan besar karena kebutuhan ruang dan pakan yang lebih sedikit. - Daging kultivasi (lab-grown meat)
Dengan tanaman sebagai sumber energi dan nutrisi dasar, daging hasil kultur sel bisa diproduksi di luar angkasa sebagai alternatif daging segar.
Dengan kata lain, keberhasilan menumbuhkan tanaman di Bulan adalah fondasi penting bagi peternakan masa depan di luar Bumi.
Masa Depan Pertanian Luar Angkasa
Mari kita bayangkan sebuah “lunar farm” di masa depan. Sebuah kubah besar dengan atmosfer buatan, berisi lahan hidroponik yang menumbuhkan sayuran, gandum, atau kapas. Air didaur ulang dari es Bulan, cahaya diatur dengan lampu LED hemat energi, dan suhu dijaga dengan teknologi insulasi.
Di sebelahnya, ada fasilitas beternak serangga dan memproduksi daging kultivasi. Semua limbah diolah kembali menjadi pupuk atau energi. Dengan sistem sirkular seperti ini, manusia bisa hidup mandiri di luar Bumi tanpa harus terus bergantung pada pasokan dari Bumi.
Dampak untuk Pertanian di Bumi
Penelitian tentang bertani di Bulan tidak hanya relevan bagi misi luar angkasa. Teknologi yang dikembangkan bisa juga diterapkan di Bumi, terutama di daerah dengan lingkungan ekstrem:
- Gurun yang kering dan tandus.
- Daerah dingin seperti Siberia atau Antartika.
- Kota-kota padat penduduk yang butuh pertanian vertikal.
Artinya, inovasi dari penelitian luar angkasa bisa membantu kita mengatasi krisis pangan global di Bumi.
Eksperimen menumbuhkan tanaman di Bulan adalah langkah awal revolusioner menuju pertanian luar angkasa. Meskipun masih banyak tantangan, bukti bahwa tanaman bisa bertahan hidup (bahkan lebih tangguh) dalam gravitasi rendah membuka peluang baru.
Bagi dunia peternakan dan pertanian, temuan ini bukan sekadar berita sains biasa, tapi juga cetak biru masa depan pangan manusia. Kita mungkin belum akan melihat sawah dan kandang ayam di Bulan dalam waktu dekat, tetapi visi itu kini terasa lebih nyata dari sebelumnya.
Jika suatu hari anak cucu kita benar-benar tinggal di Bulan atau Mars, mereka mungkin akan memetik sayuran segar dari kebun hidroponik dalam kubah transparan, sambil menikmati burger dari daging kultivasi. Semua berawal dari satu langkah kecil: membuktikan bahwa tanaman bisa tumbuh di Bulan.
Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan
REFERENSI:
Guastavino, Paul. 2025. Development of the Atmosphere Management System for the Lunar Agricultural Module – Ground Test Demonstrator LAM-GTD. Master’s, Technical University of Munich.
Luntz, Stephen. 2024. Groundbreaking “Lunar Farm” Shows Plants Can Grow On the Moon. IFLScience: https://www.iflscience.com/groundbreaking-lunar-farm-shows-plants-can-grow-on-the-moon-73975 diakses pada tanggal 6 September 2025.



Pingback: Teknologi Baru vs Alam Laut: Perjalanan Panjang Industri Salmon Norwegia - Solusi Peternakan Indonesia