Glukosinolat di Camelina: Tantangan Kimia untuk Masa Depan Peternakan Berkelanjutan

Bayangkan ada sebuah tanaman sederhana yang bisa tumbuh di lahan marginal, tahan terhadap cuaca ekstrem, kaya akan minyak sehat, dan berpotensi menjadi bahan pakan ternak yang murah sekaligus bergizi. Tanaman itu bernama Camelina sativa, atau sering disebut “false flax”. Walaupun namanya masih terdengar asing di telinga masyarakat awam, tanaman ini sebenarnya sudah mulai banyak diteliti karena manfaatnya yang luar biasa, baik untuk pangan manusia maupun sebagai bahan tambahan pakan hewan.

Namun, di balik semua kelebihannya, Camelina sativa juga menyimpan “rahasia kimia” berupa senyawa alami bernama glukosinolat. Senyawa ini perlu dikontrol jumlahnya karena bisa berdampak pada kesehatan hewan jika kadarnya terlalu tinggi. Itulah sebabnya penelitian terbaru mencoba menemukan cara yang lebih cepat, murah, dan akurat untuk mengukur kadar glukosinolat di berbagai bagian tanaman ini.

Baca juga artikel tentang: Pakan Ternak Lokal, Harapan Besar Peternakan Unggas Berkelanjutan

Apa Itu Glukosinolat?

Glukosinolat adalah senyawa alami yang banyak ditemukan pada tanaman keluarga Brassicaceae, seperti kubis, brokoli, dan mustard. Senyawa ini terkenal karena dua hal:

  1. Manfaat kesehatan – dalam jumlah tepat, glukosinolat dapat berperan sebagai antioksidan, melawan infeksi, dan bahkan bersifat antikanker pada manusia.
  2. Efek antinutrisi – jika terlalu banyak dikonsumsi oleh ternak, glukosinolat bisa mengganggu fungsi tiroid, menurunkan konsumsi pakan, dan mengurangi performa produksi susu atau daging.

Artinya, glukosinolat adalah “pedang bermata dua”. Untuk menjadikan Camelina sativa sebagai pakan ternak yang aman, kita perlu tahu berapa banyak glukosinolat yang terkandung dalam setiap bagiannya—mulai dari biji, daun, batang, hingga sisa ampas setelah minyaknya diekstrak.

Tantangan dalam Mengukur Glukosinolat

Sampai sekarang, cara paling umum untuk mengukur glukosinolat adalah dengan alat canggih bernama HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Masalahnya, HPLC mahal, butuh waktu lama, dan tidak semua laboratorium punya akses.

Bayangkan peternak kecil atau peneliti di negara berkembang yang ingin tahu kualitas pakan Camelina—akan sangat sulit bagi mereka untuk selalu menggunakan HPLC. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mencari metode lain yang lebih praktis, murah, dan tetap akurat.

Penemuan Baru: Metode Spektrofotometri

Penelitian terbaru mengusulkan metode baru berbasis spektrofotometri—sebuah teknik sederhana yang mengukur seberapa banyak cahaya diserap oleh larutan pada panjang gelombang tertentu.

Caranya, ekstrak dari bagian tanaman Camelina dicampur dengan larutan kimia bernama sodium tetrachloropalladate (II). Larutan ini akan bereaksi dengan glukosinolat, menghasilkan warna yang bisa diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.

Semakin pekat warna yang terbentuk, semakin tinggi kadar glukosinolatnya. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan standar, sehingga peneliti bisa mengetahui jumlah pasti glukosinolat di setiap sampel.

Hasil Penelitian

Penelitian ini menemukan bahwa metode spektrofotometri tersebut:

  • Sangat akurat: hasilnya hampir sama dengan HPLC, dengan nilai korelasi R² = 0,9937 (hampir sempurna).
  • Konsisten: pengujian berulang menunjukkan hasil yang stabil, baik dalam satu percobaan maupun antar percobaan.
  • Fleksibel: bisa digunakan untuk berbagai matriks, mulai dari biji, dedaunan, pakan hewan, hingga ampas hasil ekstraksi minyak.

Kadar glukosinolat yang ditemukan bervariasi cukup luas, dari sekitar 0,5 µmol per gram pada pakan hewan hingga 40 µmol per gram pada ampas tanpa lemak. Informasi ini sangat penting, karena membantu menentukan bagian tanaman mana yang aman dipakai untuk pakan dan dalam jumlah berapa.

Uji Pd memiliki hubungan linear yang sangat kuat antara absorbansi dengan peningkatan konsentrasi sinigrin maupun dengan berbagai tingkat pengenceran ekstrak camelina GLS.

Bagi dunia peternakan, temuan ini punya beberapa implikasi besar:

  1. Keamanan pakan lebih terjamin
    Dengan mengetahui kadar glukosinolat secara cepat, peternak bisa memastikan pakan Camelina yang digunakan tidak membahayakan kesehatan ternak.
  2. Efisiensi nutrisi meningkat
    Bagian tanaman yang kandungan glukosinolanya rendah bisa langsung dimanfaatkan sebagai pakan bernutrisi tinggi, sementara bagian lain bisa diolah lebih lanjut.
  3. Dukungan bagi peternakan berkelanjutan
    Camelina sativa dapat tumbuh di lahan marginal dan tidak bersaing dengan tanaman pangan utama. Artinya, tanaman ini bisa menjadi sumber pakan alternatif yang ramah lingkungan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor bahan pakan seperti kedelai.
  4. Membantu riset dan industri pakan lokal
    Metode spektrofotometri sederhana ini lebih terjangkau untuk laboratorium kecil, sehingga penelitian dan kontrol kualitas bisa dilakukan lebih luas.

Gambaran untuk Masa Depan

Ke depan, teknologi sederhana ini bisa membantu membuka pintu bagi pemanfaatan Camelina sativa secara lebih luas di industri pakan. Bayangkan jika peternak lokal bisa menanam Camelina di lahan yang tadinya tidak produktif, lalu menggunakan sisa olahannya sebagai pakan ternak yang aman dan bergizi.

Selain mengurangi biaya produksi, hal ini juga bisa menambah pendapatan petani sekaligus mendukung prinsip pertanian sirkular: tidak ada yang terbuang, semua bagian tanaman bisa dimanfaatkan.

Penelitian tentang Camelina sativa dan glukosinolanya ini mungkin terdengar sangat teknis. Tapi jika kita melihat gambaran besarnya, ini adalah langkah nyata menuju masa depan peternakan yang lebih sehat, lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan.

Dengan adanya metode murah dan akurat untuk mengukur glukosinolat, para peternak dan industri pakan bisa lebih percaya diri menggunakan Camelina sativa sebagai bahan tambahan pakan. Tidak hanya meningkatkan kualitas pakan ternak, tapi juga mendukung keberlanjutan pangan dan energi di masa depan.

Baca juga artikel tentang: Budidaya Walet: Cara Baru Desa Mengubah Alam Jadi Peluang Ekonomi yang Menjanjikan

REFERENSI:

Galasso, Incoronata dkk. 2025. Spectrophotometric Determination of Total Glucosinolate Content in Different Tissues of Camelina sativa (L.) Crantz. Food Analytical Methods 18 (3), 376-384.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top