Budidaya ikan sudah lama menjadi salah satu sumber pangan utama di dunia. Ikan tidak hanya kaya protein, tetapi juga lebih ramah lingkungan dibanding daging sapi atau ayam dalam hal jejak karbon. Namun, membesarkan ikan dalam kolam atau tambak bukan perkara sederhana. Dua hal yang paling menentukan keberhasilan budidaya adalah pemberian pakan dan kualitas air.
Jika pakan berlebihan, kolam menjadi kotor, air cepat tercemar, dan ikan bisa sakit. Sebaliknya, jika pakan terlalu sedikit, ikan tidak tumbuh optimal dan panen merugi. Demikian juga dengan kualitas air: pH yang terlalu asam, oksigen terlarut rendah, atau suhu tidak stabil bisa memicu stres hingga kematian massal pada ikan.
Di sinilah teknologi modern hadir sebagai solusi. Penelitian terbaru dari Elsanda Merita Indrawati dan tim (2025) menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan sederhana (fuzzy logic) dan Internet of Things (IoT) bisa digabung untuk menciptakan sistem pemberian pakan otomatis sekaligus pengontrol kualitas air.
Sebelum masuk lebih jauh, mari pahami dulu dua istilah penting:
- Fuzzy logic: ini adalah metode komputasi yang meniru cara manusia mengambil keputusan dalam kondisi “abu-abu”. Misalnya, ketika suhu air “tidak terlalu panas tapi agak hangat”, fuzzy logic bisa menafsirkan kondisi tersebut dan mengambil keputusan yang sesuai, seperti menyalakan pendingin sebentar saja.
- Internet of Things (IoT): adalah konsep di mana perangkat fisik (seperti sensor, pompa, atau mesin pakan) saling terhubung melalui internet dan bisa berkomunikasi otomatis.
Gabungan keduanya memungkinkan sistem yang cerdas, bisa beradaptasi dengan kondisi nyata di kolam, dan bekerja tanpa perlu terus-menerus diawasi manusia.
Baca juga artikel tentang: Mengolah Pakan, Menjaga Bumi: Teknologi Fermentasi untuk Peternakan
Bagaimana Sistem Ini Bekerja?
Dalam penelitian ini, tim peneliti merancang dua sistem utama:
- Kontrol Kualitas Air Berbasis IoT
- Sensor dipasang untuk mengukur parameter penting air seperti suhu, pH, dan kekeruhan.
- Data dari sensor dikirim ke sistem kontrol yang dilengkapi fuzzy logic.
- Jika suhu terlalu tinggi, sistem akan mengaktifkan pendingin; jika oksigen rendah, aerator dinyalakan; jika terlalu dingin, pemanas bekerja.
- Semua ini terjadi otomatis, menyesuaikan kondisi kolam secara real-time.
- Sistem Pemberian Pakan Otomatis dengan Fuzzy Logic
- Mesin pakan diprogram agar bisa menentukan jumlah pakan yang diberikan, berdasarkan waktu, kondisi air, dan kebutuhan ikan.
- Logika fuzzy memastikan pakan tidak berlebihan maupun kekurangan. Misalnya, jika air mulai keruh, sistem bisa mengurangi jumlah pakan agar kualitas air tetap terjaga.
Hasil Penelitian
Pengujian menunjukkan bahwa sistem ini bekerja sangat akurat. Tingkat kesalahan dalam menentukan kualitas air dan jumlah pakan hanya sekitar <5%. Artinya, sensor dan sistem pengontrol mampu memberikan respons yang tepat sesuai kondisi kolam.
Lebih rinci:
- Sistem kontrol air berhasil menjaga suhu, pH, dan kejernihan air dalam rentang optimal.
- Aerator, pemanas, dan pendingin bisa bekerja otomatis sesuai kebutuhan.
- Mesin pakan otomatis mampu menyesuaikan jumlah pakan dengan presisi tinggi.

Dengan hasil ini, peneliti menyimpulkan bahwa teknologi fuzzy logic dan IoT sangat menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi budidaya ikan modern.

Mengapa Ini Penting bagi Peternak Ikan?
- Efisiensi Pakan
- Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan (bisa mencapai 60–70% dari total biaya).
- Dengan sistem otomatis, pakan bisa diberikan tepat waktu dan sesuai kebutuhan, sehingga tidak ada yang terbuang percuma.
- Kualitas Air Terjaga
- Air yang sehat berarti ikan lebih tahan penyakit, tingkat kematian berkurang, dan hasil panen lebih tinggi.
- Peternak juga bisa mengurangi biaya tambahan seperti obat-obatan.
- Hemat Tenaga dan Waktu
- Peternak tidak perlu terus-menerus mengawasi kolam, karena sistem bisa bekerja sendiri.
- Monitoring bisa dilakukan lewat smartphone, kapan saja dan di mana saja.
- Keberlanjutan Lingkungan
- Dengan kontrol pakan dan air yang baik, limbah dari kolam berkurang.
- Ini membantu menjaga lingkungan sekitar tambak tetap bersih dan berkelanjutan.
Tantangan yang Masih Ada
Walaupun hasilnya menjanjikan, ada beberapa tantangan dalam penerapan teknologi ini:
- Biaya awal: Membeli dan memasang sensor, mesin pakan otomatis, serta sistem IoT memerlukan investasi yang cukup besar.
- Keterampilan peternak: Diperlukan pelatihan agar peternak bisa memahami cara kerja sistem dan memanfaatkan data yang dihasilkan.
- Perawatan alat: Sensor dan mesin harus dirawat dengan baik agar tidak cepat rusak.
Namun, jika dilihat dari manfaat jangka panjang, investasi ini bisa terbayar melalui peningkatan hasil panen, penghematan biaya pakan, dan berkurangnya risiko kegagalan budidaya.
Masa Depan Budidaya Ikan
Teknologi seperti fuzzy logic dan IoT hanyalah permulaan. Di masa depan, kita bisa membayangkan sistem budidaya ikan yang lebih canggih, misalnya:
- Integrasi dengan AI (Artificial Intelligence) yang bisa memprediksi penyakit ikan sebelum terjadi.
- Kamera bawah air yang otomatis menghitung jumlah ikan dan memantau kesehatannya.
- Energi terbarukan (seperti tenaga surya) untuk menggerakkan sistem otomatis agar lebih ramah lingkungan.
Dengan langkah-langkah ini, budidaya ikan tidak hanya menjadi lebih produktif, tetapi juga lebih berkelanjutan.
Penelitian terbaru tentang sistem pemberian pakan otomatis berbasis fuzzy logic dan kontrol kualitas air berbasis IoT membuka jalan baru bagi dunia perikanan. Dengan teknologi ini, peternak ikan bisa mengelola kolam secara lebih cerdas, efisien, dan ramah lingkungan.
Jika teknologi ini diadopsi secara luas, bukan tidak mungkin budidaya ikan akan menjadi tulang punggung ketahanan pangan global di masa depan.
Karena pada akhirnya, dengan air yang jernih, pakan yang tepat, dan teknologi yang pintar, ikan akan tumbuh sehat dan perut manusia pun terisi dengan gizi yang lebih baik.
Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan
REFERENSI:
Indrawati, Elsanda Merita dkk. 2025. Development of Fuzzy Logic Automatic Fish Feeding System and Iot-based Water Quality Control. Journal of Engineering Research and Reports 27 (3), 56-69.


