FAIR: Resep Baru untuk Tingkatkan Produksi Ikan dan Susu

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertanian dan peternakan mengalami perubahan besar. Kalau dulu petani dan peternak lebih banyak mengandalkan pengalaman turun-temurun atau intuisi, kini semakin banyak yang mulai bergeser ke arah pertanian berbasis data (data-driven agriculture). Artinya, keputusan tentang kapan memberi pakan, seberapa banyak pupuk yang digunakan, sampai bagaimana mengatur kualitas air kolam, kini bisa ditentukan dengan bantuan data yang dikumpulkan secara sistematis.

Perubahan ini tidak hanya terjadi di pertanian padi, jagung, atau kedelai, tetapi juga merambah ke peternakan sapi perah dan budidaya ikan. Dua bidang ini sangat bergantung pada efisiensi pengelolaan: kualitas pakan, kesehatan hewan, hingga kondisi lingkungan tempat hidup. Tanpa data yang jelas, sering kali keputusan yang diambil hanya berdasarkan perkiraan. Padahal, salah langkah sedikit saja bisa membuat biaya membengkak atau hasil panen berkurang.

Dalam mengelola data, ada satu panduan internasional yang semakin populer, yaitu prinsip FAIR. FAIR merupakan singkatan dari:

  • Findable (dapat ditemukan): data harus mudah dicari kembali ketika dibutuhkan.
  • Accessible (dapat diakses): data harus bisa diakses dengan jelas, tentu dengan aturan keamanan tertentu.
  • Interoperable (bisa dipakai lintas sistem): data harus bisa digunakan di berbagai platform atau perangkat lunak tanpa hambatan teknis.
  • Reusable (dapat digunakan kembali): data harus disimpan dengan cara yang membuatnya bisa digunakan lagi untuk tujuan lain, baik oleh peneliti, peternak, atau bahkan generasi berikutnya.

Prinsip ini penting karena data dalam jumlah besar tidak ada gunanya jika sulit dicari, susah dibaca, atau tidak bisa dipakai lintas sistem.

Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan

Mengapa FAIR Penting untuk Peternakan Ikan dan Sapi?

Bayangkan seorang peternak ikan nila. Ia memiliki beberapa kolam dengan ukuran berbeda. Setiap hari, ia mencatat jumlah pakan, suhu air, kadar oksigen, dan tingkat pertumbuhan ikan. Jika data ini hanya disimpan di buku catatan atau file Excel yang tidak rapi, maka informasi berharga bisa hilang begitu saja.

Dengan prinsip FAIR, semua data itu bisa:

  • disimpan di sistem yang mudah dicari,
  • diakses dengan aman oleh peternak maupun penyuluh perikanan,
  • digunakan di aplikasi monitoring kualitas air,
  • dan dipakai kembali untuk meneliti tren jangka panjang, misalnya kaitan antara musim hujan dengan laju pertumbuhan ikan.
Data mayoritas responden, baik pada sektor ikan maupun susu, lebih memilih akses data berbasis registrasi dibandingkan akses publik atau terbatas lainnya.

Hal yang sama berlaku untuk peternakan sapi perah. Data tentang jumlah pakan, jadwal pemerahan, produksi susu, hingga kesehatan sapi bisa sangat kompleks. Dengan sistem data yang sesuai FAIR, peternak bisa mengetahui sapi mana yang paling produktif, kapan waktu terbaik untuk kawin atau beranak, serta bagaimana mencegah penyakit menular.

Tantangan dalam Menerapkan Prinsip FAIR

Walaupun terdengar sederhana, kenyataannya menerapkan FAIR tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak tantangan, antara lain:

  1. Organisasi Data
    Data yang dikumpulkan harus terstruktur dengan baik. Kalau tidak, data akan tercecer dan sulit dipakai.
  2. Standar Metadata
    Metadata adalah informasi tambahan tentang data. Misalnya, data suhu air kolam harus disertai waktu pengukuran, alat yang dipakai, dan lokasi. Tanpa ini, data menjadi kurang bermakna.
  3. Interoperabilitas
    Sistem yang dipakai peternak A mungkin berbeda dengan peternak B. Jika tidak ada kesamaan standar, data sulit dipertukarkan.
  4. Aksesibilitas dan Keamanan
    Data harus mudah diakses oleh pihak yang berhak, tapi tetap aman agar tidak disalahgunakan.

Studi Kasus: Susu dan Ikan dalam Satu Kerangka

Penelitian yang dilakukan oleh tim internasional ini mencoba menerapkan prinsip FAIR pada proyek lintas disiplin yang melibatkan peternakan sapi perah dan budidaya ikan.

Kenapa dua bidang ini dipilih? Karena keduanya menghasilkan data dalam jumlah besar dan membutuhkan pengelolaan cerdas.

  • Di peternakan sapi, data mencakup jumlah pakan harian, kesehatan hewan, produksi susu, hingga jejak reproduksi.
  • Di budidaya ikan, data mencakup suhu air, kadar oksigen, kualitas pakan, pertumbuhan ikan, dan angka kematian.

Dengan menerapkan FAIR, semua data itu bisa saling “bicara”. Misalnya, peneliti bisa mencari hubungan antara pola pemberian pakan dengan efisiensi produksi susu atau kualitas daging ikan.

Manfaat Nyata bagi Peternak

Penerapan prinsip FAIR bukan hanya soal akademis, tapi juga bisa membawa manfaat nyata bagi peternak, seperti:

  1. Efisiensi Biaya
    Data yang akurat membantu mengurangi pemborosan pakan, energi, dan tenaga kerja.
  2. Meningkatkan Produksi
    Peternak bisa memantau faktor-faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan hewan dan segera mengambil tindakan jika ada masalah.
  3. Kualitas Produk Lebih Baik
    Susu lebih higienis, ikan lebih sehat, dan pada akhirnya konsumen lebih puas.
  4. Akses ke Pasar Lebih Luas
    Data yang terdokumentasi dengan baik memudahkan peternak memenuhi standar kualitas internasional.

Menuju Pertanian Cerdas dan Berkelanjutan

Penelitian ini menegaskan bahwa pengelolaan data dengan prinsip FAIR bukan sekadar teori, tetapi kebutuhan nyata di era modern. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, fluktuasi harga pakan, dan meningkatnya permintaan pangan, sistem data yang rapi dan bisa diakses dengan baik akan menjadi senjata utama bagi peternak.

Khususnya dalam budidaya ikan, data bisa membantu mengurangi risiko gagal panen akibat kualitas air yang buruk. Sedangkan di peternakan sapi, data bisa membantu menjaga kesejahteraan hewan sekaligus meningkatkan produksi susu.

Dengan kata lain, data kini menjadi pakan tambahan bagi peternakan: semakin baik kualitas data, semakin besar peluang peternak untuk berhasil.

Prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable) dalam pengelolaan data adalah fondasi penting untuk menciptakan sistem pertanian dan peternakan modern yang efisien, transparan, dan berkelanjutan. Baik dalam budidaya ikan maupun peternakan sapi, penerapan FAIR terbukti membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas produk.

Meskipun tantangan penerapan cukup besar, mulai dari standar metadata hingga aksesibilitas, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan sistematis, FAIR bisa benar-benar diimplementasikan. Jika prinsip ini terus dikembangkan, maka masa depan peternakan akan semakin cerah: lebih produktif, ramah lingkungan, dan mampu menjawab kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat.

Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas

REFERENSI:

Krisnawijaya, Ngakan Nyoman Kutha dkk. 2025. Implementing FAIR principles in data management systems: A multi-case study in precision farming. Computers and Electronics in Agriculture 230, 109855.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top