Dalam beberapa puluh tahun terakhir, industri peternakan ayam pedaging atau yang sering disebut ayam broiler telah mengalami perubahan besar-besaran. Ayam broiler adalah jenis ayam yang memang khusus dibudidayakan untuk menghasilkan daging, berbeda dengan ayam petelur yang difokuskan pada produksi telur.
Perubahan besar ini terjadi berkat kombinasi beberapa faktor penting:
- Pemuliaan genetik, yaitu proses memilih dan mengawinkan ayam dengan sifat unggul agar menghasilkan keturunan yang lebih cepat tumbuh, lebih besar, dan lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi daging.
- Manajemen pakan, di mana komposisi makanan ayam diatur sedemikian rupa agar kaya energi, protein, dan nutrisi lain yang mendukung pertumbuhan maksimal.
- Teknologi kandang, misalnya penggunaan ventilasi otomatis, sistem pencahayaan buatan, hingga pengatur suhu, sehingga ayam bisa hidup di lingkungan yang optimal tanpa terlalu banyak stres.
Hasilnya luar biasa: seekor ayam broiler modern bisa mencapai berat panen ideal hanya dalam waktu 5–6 minggu. Padahal, secara alami ayam kampung atau ayam tradisional membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencapai ukuran serupa.
Kecepatan pertumbuhan ini jelas sangat menguntungkan dari sisi ekonomi. Artinya, peternak dapat memproduksi daging ayam dalam jumlah lebih banyak, dengan waktu lebih singkat, dan biaya lebih efisien. Hal ini sangat penting untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang terus meningkat, karena ayam menjadi salah satu sumber protein hewani paling populer, murah, dan mudah diakses masyarakat global.
Dengan kata lain, ayam broiler modern adalah hasil dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan secara langsung dalam peternakan, sehingga mampu menjawab tantangan pangan di era sekarang.
Namun, pertumbuhan super cepat ini ternyata membawa konsekuensi. Salah satu masalah yang semakin sering ditemukan adalah gangguan pada kemampuan berjalan ayam. Banyak ayam pedaging modern mengalami kesulitan bergerak, bahkan ada yang menderita kelumpuhan sebagian karena tubuh mereka tumbuh terlalu cepat dibanding kekuatan tulangnya.
Baca juga artikel tentang: Silase: Solusi Pakan Ternak Masa Depan untuk Menyongsong Kemandirian Pangan
Penelitian di Denmark: Membandingkan Dua Sistem Pemeliharaan
Sebuah studi terbaru di Denmark mencoba menjawab pertanyaan penting: apakah sistem pemeliharaan yang lebih peduli pada kesejahteraan hewan bisa mengurangi masalah kaki pada ayam pedaging?
Peneliti membandingkan ayam broiler konvensional (jenis Ross 308, yang tumbuh sangat cepat) dengan ayam broiler bersertifikat kesejahteraan hewan (dikenal sebagai “Better Animal Welfare” atau Level 1, menggunakan jenis Ranger Gold atau Rustic Gold, yang pertumbuhannya lebih lambat).
Sebanyak 30 flok ayam konvensional dan 26 flok ayam kesejahteraan dievaluasi. Para peneliti menilai kemampuan berjalan ayam menggunakan skala khusus bernama Bristol gait scale, yaitu skor dari 0 (jalan normal) sampai 5 (lumpuh total).
Hasil: Ayam Tumbuh Cepat Lebih Rentan Masalah Kaki
Hasil penelitian ini cukup jelas: ayam konvensional yang tumbuh cepat memiliki risiko jauh lebih tinggi mengalami masalah berjalan.
- Setiap kenaikan berat badan 100 gram pada ayam konvensional meningkatkan kemungkinan mereka memiliki skor gangguan berjalan yang lebih buruk.
- Sebaliknya, pada ayam kesejahteraan (yang tumbuh lebih lambat), peningkatan berat badan tidak terlalu berpengaruh terhadap masalah kaki.
- Jenis Ranger Gold (ayam pertumbuhan lambat) terbukti memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami masalah dibanding jenis Rustic Gold (yang pertumbuhannya sedikit lebih cepat).

Singkatnya, semakin cepat ayam tumbuh, semakin besar risikonya untuk menderita masalah kaki.
Mengapa Masalah Kaki Bisa Terjadi?
Pertumbuhan tubuh ayam modern bisa diibaratkan seperti balon yang dipompa terlalu cepat. Otot dan daging ayam berkembang pesat, tetapi tulang, sendi, dan sistem pendukung tubuhnya sering tidak mampu mengikuti laju pertumbuhan tersebut.
Akibatnya, ayam:
- Mudah pincang atau kesulitan berjalan.
- Mengalami rasa sakit kronis, meskipun jarang terlihat jelas dari luar.
- Cenderung lebih banyak duduk atau berbaring, sehingga meningkatkan risiko luka pada dada atau infeksi kulit akibat kontak terlalu lama dengan alas kandang yang lembap.
Dari sisi kesejahteraan hewan, kondisi ini jelas mengkhawatirkan.
Implikasi bagi Peternak dan Konsumen
Bagi peternak, masalah ini bukan hanya soal etika, tapi juga soal produktivitas. Ayam yang kesulitan berjalan akan:
- Lebih sulit mencapai tempat pakan dan minum.
- Tumbuh kurang optimal.
- Lebih rentan sakit atau stres.
Pada akhirnya, hal ini bisa mengurangi keuntungan dan meningkatkan biaya pengobatan atau mortalitas.
Sementara bagi konsumen, ada kekhawatiran lain: apakah daging yang berasal dari ayam yang mengalami masalah kesehatan benar-benar layak disebut sebagai produk yang dihasilkan dengan cara “baik”? Tren konsumen global saat ini semakin menuntut produk pangan yang tidak hanya murah, tetapi juga ramah hewan dan berkelanjutan.
Menuju Sistem Peternakan yang Lebih Peduli Kesejahteraan
Studi Denmark ini menegaskan kembali pentingnya keseimbangan antara efisiensi produksi dan kesejahteraan hewan. Menggunakan jenis ayam yang tumbuh lebih lambat mungkin berarti masa pemeliharaan sedikit lebih panjang dan biaya produksi lebih tinggi. Namun, ayam-ayam ini cenderung lebih sehat, memiliki kualitas hidup lebih baik, dan pada akhirnya menghasilkan daging yang dianggap lebih etis.
Di beberapa negara Eropa, sertifikasi kesejahteraan hewan sudah mulai menjadi standar baru. Konsumen rela membayar sedikit lebih mahal demi produk yang berasal dari ternak yang dipelihara dengan kondisi lebih manusiawi.
Apa Artinya untuk Masa Depan?
Pertanyaan besarnya kini adalah: apakah dunia siap beralih dari sistem ayam super cepat ke sistem yang lebih peduli kesejahteraan? Dengan populasi manusia yang terus bertambah, permintaan daging ayam akan tetap tinggi. Tantangannya adalah menemukan titik temu antara kebutuhan pangan global, kesejahteraan hewan, dan keberlanjutan lingkungan.
Penelitian ini memberi sinyal jelas: jika kita terus memaksakan ayam tumbuh secepat mungkin, kesejahteraan hewan akan dikorbankan. Sebaliknya, dengan menyeimbangkan pertumbuhan dan kesehatan, kita bisa menciptakan sistem pangan yang lebih adil bagi hewan, peternak, dan konsumen.
Baca juga artikel tentang: Mengapa Warna Cangkang Telur Bisa Berbeda? Ini Jawaban dari Ilmu Genetika
REFERENSI:
Riber, Anja B dkk. 2025. On‐farm study of walking ability in Danish government‐certified ‘Better Animal Welfare’and conventional broilers. Veterinary Record 196 (10), e5323.


