Banyak orang mengira bahwa sapi hanya membutuhkan rumput hijau atau jerami untuk hidup sehat. Kenyataannya, pakan sapi yang baik harus mengandung berbagai nutrisi penting, mulai dari protein, energi, vitamin, hingga mineral. Nah, mineral inilah yang sering dianggap remeh, padahal punya peran besar dalam kesehatan dan produktivitas sapi.
Sebuah penelitian terbaru dari tim peneliti asal Eropa Timur menyoroti tiga mineral penting: zinc (seng), mangan, dan kobalt. Mereka meneliti bagaimana kombinasi ketiga mineral ini dalam bentuk mixed ligand complexes bisa meningkatkan kondisi sapi perah pada masa kering kandang (dry period).
Masa kering kandang adalah periode istirahat bagi sapi perah, biasanya sekitar 45–60 hari sebelum melahirkan. Pada fase ini, sapi tidak diperah lagi agar tubuhnya bisa memulihkan diri, mempersiapkan organ reproduksi, serta menyiapkan produksi susu untuk periode berikutnya.
Walaupun tampak “libur”, masa kering kandang justru sangat penting. Kesalahan pemberian pakan di periode ini bisa menyebabkan gangguan reproduksi, rendahnya kualitas anak sapi, hingga berkurangnya produksi susu setelah melahirkan.
Baca juga artikel tentang: Inovasi Hijau: Dari Cangkang Udang ke Pakan Akuakultur Bernutrisi Tinggi
Mengapa Mineral Penting?
Mineral adalah zat gizi mikro, artinya dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi fungsinya sangat vital.
- Zinc (Seng): membantu pembentukan enzim, mendukung sistem imun, dan mempercepat penyembuhan luka.
- Mangan: penting untuk metabolisme energi, pertumbuhan tulang, serta fungsi reproduksi.
- Kobalt: dibutuhkan oleh mikroba rumen untuk membentuk vitamin B12, yang kemudian berperan dalam produksi energi dan pembentukan darah.
Kekurangan mineral-mineral ini bisa membuat sapi lebih mudah sakit, sulit bunting, bahkan menurunkan hasil susu.
Penelitian: Menguji Campuran Mineral Cerdas
Peneliti memberikan pakan tambahan berupa mixed ligand complexes dari zinc, mangan, dan kobalt pada sapi-sapi dalam periode kering kandang. Apa bedanya dengan mineral biasa?
Mixed ligand complexes adalah bentuk mineral yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Dengan kata lain, dibanding mineral anorganik biasa, kompleks ini punya bioavailabilitas lebih tinggi. Artinya, lebih sedikit mineral yang terbuang percuma melalui kotoran.
Dalam penelitian ini, sapi dibagi menjadi dua fase:
- Awal masa kering kandang: diberikan dosis rendah (sekitar 31,5 mg zinc+mangan dan 0,41 mg kobalt per kg bahan kering).
- Akhir masa kering kandang: diberikan dosis lebih tinggi (35 mg zinc+mangan dan 0,49 mg kobalt per kg bahan kering).
Hasil yang Menarik
Setelah dilakukan pengamatan, peneliti menemukan beberapa manfaat nyata dari penggunaan mineral campuran ini:
- Mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Sapi menjadi lebih sehat, sehingga tidak banyak masalah yang membutuhkan intervensi peternak atau dokter hewan.
- Meningkatkan reproduksi. Jumlah inseminasi buatan yang dibutuhkan untuk mencapai kebuntingan berkurang. Artinya, biaya untuk pembuahan bisa ditekan.
- Masa pelayanan lebih singkat. “Service period” atau jarak waktu dari melahirkan hingga bunting lagi menjadi lebih pendek. Ini penting karena semakin cepat sapi bunting kembali, semakin efisien produksi susu dalam jangka panjang.
- Produktivitas meningkat. Secara keseluruhan, sapi menunjukkan kondisi tubuh lebih baik, dan ini berdampak positif pada produksi susu setelah melahirkan.

Bagi peternak, penelitian ini memberi pesan penting: jangan remehkan mineral dalam pakan sapi. Memberikan mineral yang tepat pada waktu yang tepat bisa menjadi investasi cerdas.
Memang, mineral kompleks seperti zinc, mangan, dan kobalt dalam bentuk mixed ligand complexes harganya mungkin lebih mahal dibanding mineral anorganik biasa. Namun, jika dihitung secara keseluruhan, manfaatnya jauh lebih besar: kesehatan sapi lebih terjaga, reproduksi lebih lancar, biaya kesehatan dan inseminasi lebih rendah, serta produksi susu meningkat.

Selain manfaat langsung bagi peternak, ada juga dampak positif bagi lingkungan. Karena mineral dalam bentuk kompleks lebih efisien diserap tubuh, jumlah mineral yang terbuang ke kotoran lebih sedikit. Ini berarti risiko pencemaran tanah dan air akibat akumulasi mineral juga berkurang.
Selain itu, penelitian ini juga memberi arah baru dalam sustainable livestock farming. Dengan memaksimalkan kesehatan dan produktivitas sapi melalui nutrisi tepat, peternakan bisa lebih ramah lingkungan sekaligus lebih menguntungkan.
Tantangan yang Masih Ada
Meski hasilnya menjanjikan, masih ada beberapa tantangan:
- Biaya: Tidak semua peternak mampu membeli pakan dengan tambahan mineral kompleks.
- Pengetahuan: Banyak peternak kecil belum menyadari pentingnya manajemen pakan pada masa kering kandang.
- Ketersediaan: Produk suplemen mineral ini mungkin belum tersedia luas di semua negara, khususnya di daerah berkembang.
Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara peneliti, pemerintah, dan industri pakan untuk memastikan inovasi seperti ini bisa diakses lebih banyak peternak.
Penelitian tentang penggunaan campuran zinc, mangan, dan kobalt dalam bentuk mixed ligand complexes pada sapi perah masa kering kandang menunjukkan hasil yang menjanjikan. Suplemen mineral ini terbukti meningkatkan kesehatan sapi, memperbaiki reproduksi, dan pada akhirnya mendongkrak produktivitas.
Bagi masyarakat umum, penelitian ini mengingatkan bahwa susu yang kita minum tidak hanya bergantung pada kualitas rumput di padang, tetapi juga hasil dari sains nutrisi modern yang bekerja di balik layar.
Dengan manajemen pakan yang lebih cerdas, kita bukan hanya membantu sapi menjadi lebih sehat dan produktif, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan peternakan masa depan.
Baca juga artikel tentang: Budidaya Walet: Cara Baru Desa Mengubah Alam Jadi Peluang Ekonomi yang Menjanjikan
REFERENSI:
Kropyvka, Yurij dkk. 2025. Effectiveness of using mixed ligand complexes of Zinc, Manganese and Cobalt in feeding dry stable cows. Acta Scientiarum. Animal Sciences 47, e69275.


