Biodiversitas: Fondasi Tersembunyi yang Menopang Industri Akuakultur Dunia

Di dunia modern, kebutuhan pangan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Salah satu sumber pangan yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan. Menariknya, konsumsi ikan hasil budidaya (aquaculture) kini bahkan telah melampaui ikan tangkapan laut. Artinya, manusia lebih banyak makan ikan yang dibudidayakan di kolam, tambak, atau keramba, dibandingkan dengan yang ditangkap langsung dari laut.

Namun, ada satu hal penting yang sering luput dari perhatian: keanekaragaman hayati (biodiversity). Padahal, keberagaman spesies ikan, lingkungan habitatnya, hingga sumber daya genetik yang ada di alam, menjadi fondasi penting agar budidaya ikan bisa terus berkembang tanpa merusak ekosistem.

Sebuah penelitian terbaru dari China menyoroti betapa pentingnya menjaga biodiversitas dalam membangun budidaya ikan yang berkelanjutan.

China dikenal sebagai raksasa dalam bidang akuakultur. Negara ini tidak hanya menjadi konsumen ikan terbesar di dunia, tetapi juga produsen utama ikan budidaya. Dari sinilah muncul pertanyaan penting: bagaimana mereka bisa menjaga keberlanjutan produksi ikan dalam jumlah besar tanpa mengorbankan keseimbangan alam?

Riset terbaru menganalisis 150 varietas ikan yang disetujui untuk budidaya di China antara tahun 1996 hingga 2024. Dari penelitian itu terlihat bagaimana praktik pembiakan (breeding) ikan di China bergantung pada kekayaan keanekaragaman hayati, baik dari spesies asli (native species) maupun hasil persilangan.

Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan

Angka-Angka Penting dari Penelitian

  1. 81 varietas (54%) dari total ikan yang disetujui untuk budidaya di China memanfaatkan lebih dari satu sumber genetik (germplasm).
  2. 46 varietas (30,7%) merupakan hasil persilangan antarspesies (interspecific breeding).
  3. Ada tren meningkat dalam penggunaan ikan-ikan asli (native species) yang memiliki daya tahan lebih baik karena terbiasa dengan lingkungan setempat.

Artinya, semakin banyak budidaya ikan yang bergantung pada keragaman genetik alami. Ini sangat penting untuk mencegah penyakit, meningkatkan kualitas ikan, dan menekan risiko kegagalan panen.

Mengapa Biodiversitas Itu Penting?

Bayangkan kalau semua petani ikan di dunia hanya membudidayakan satu jenis ikan saja, misalnya nila atau lele. Apa yang akan terjadi?

  • Kalau penyakit tertentu menyerang, habislah seluruh produksi ikan karena tidak ada variasi genetik yang bisa melawan penyakit itu.
  • Habitat alami bisa terganggu jika hanya satu jenis ikan yang terus diperbanyak, menggeser keseimbangan ekosistem.
  • Konsumen juga akan kehilangan pilihan, padahal keberagaman ikan penting untuk gizi dan pasar.

Dengan menjaga biodiversitas, kita punya “cadangan genetik” yang bisa dipakai untuk menghasilkan ikan-ikan baru yang lebih kuat, lebih sehat, dan lebih sesuai dengan kebutuhan lingkungan maupun pasar.

Pelajaran dari China: Menggabungkan Tradisi dan Sains

Budidaya ikan di China telah berlangsung ratusan tahun, tetapi dalam dua dekade terakhir mereka semakin serius menggabungkan pengetahuan tradisional dengan sains modern.

  • Spesies asli (native fish) mulai banyak dimanfaatkan karena lebih tahan terhadap kondisi lingkungan lokal.
  • Persilangan antarspesies digunakan untuk menghasilkan ikan dengan pertumbuhan cepat, tahan penyakit, dan kualitas daging lebih baik.
  • Teknologi pemetaan genetik membantu ilmuwan memilih bibit unggul tanpa harus menunggu bertahun-tahun untuk menguji coba.

Semua langkah ini menunjukkan bahwa biodiversitas bukan sekadar konsep akademis, tetapi benar-benar menjadi bahan bakar inovasi di dunia akuakultur.

Berbagai sistem budidaya ikan modern seperti polikultur, monokultur, bioflok, akuaponik, dan akuakultur multi-trofik terintegrasi yang masing-masing mengombinasikan spesies atau teknologi berbeda untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.

Ketika dunia menghadapi tantangan perubahan iklim, polusi, dan berkurangnya stok ikan liar di laut, budidaya ikan menjadi solusi utama. Namun, tanpa biodiversitas, budidaya ikan justru bisa berubah menjadi masalah baru, seperti:

  • penggunaan pakan buatan yang berlebihan,
  • munculnya penyakit yang cepat menyebar,
  • dan hilangnya spesies asli karena kalah bersaing.

China, melalui penelitian ini, menegaskan bahwa menjaga keanekaragaman hayati berarti juga menjaga ketahanan pangan global.

Apa yang Bisa Dipetik oleh Negara Lain?

Hasil penelitian di China tidak hanya penting bagi negara itu sendiri, tapi juga memberi pelajaran berharga bagi dunia, termasuk Indonesia yang juga merupakan negara besar dalam produksi ikan budidaya.

Beberapa poin yang bisa dicontoh:

  1. Memanfaatkan ikan lokal. Indonesia punya ribuan spesies ikan asli yang bisa dibudidayakan, bukan hanya bergantung pada ikan impor atau spesies populer.
  2. Mengembangkan pusat riset genetik. Dengan bank plasma nutfah, ilmuwan bisa menyimpan dan meneliti keragaman genetik ikan.
  3. Kolaborasi petani dan peneliti. Praktik breeding tidak boleh hanya berhenti di laboratorium, tapi harus sampai ke tambak dan kolam petani.
  4. Kebijakan yang mendukung. Pemerintah perlu mendorong regulasi yang menjaga keseimbangan antara produksi ikan dengan pelestarian lingkungan.

Menatap Masa Depan: Ikan, Alam, dan Kita

Keanekaragaman hayati sering kali dianggap hanya urusan lingkungan, padahal ia adalah kunci ekonomi, kesehatan, dan masa depan pangan manusia. Tanpa biodiversitas, budidaya ikan akan rapuh, mudah runtuh oleh penyakit, dan tidak berkelanjutan.

Sebaliknya, dengan memanfaatkan biodiversitas, budidaya ikan bisa menjadi sumber protein yang sehat, ramah lingkungan, dan mampu memberi penghidupan bagi jutaan petani ikan di seluruh dunia.

China telah menunjukkan bahwa langkah konkret dalam menjaga biodiversitas bisa berdampak besar pada keberlanjutan akuakultur. Kini, tantangannya adalah bagaimana dunia, termasuk Indonesia, bisa meniru dan mengadaptasi praktik baik ini sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.

Dari penelitian ini kita belajar bahwa ikan bukan hanya soal pakan dan panen, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga warisan alam berupa keanekaragaman hayati.

Biodiversitas adalah pondasi tak terlihat yang menopang seluruh industri akuakultur. Tanpa itu, semua teknologi, modal, dan inovasi tidak akan berarti. Karena itu, menjaga biodiversitas berarti juga menjaga masa depan pangan dunia.

Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas

REFERENSI:

Liu, Zhuning dkk. 2025. Biodiversity—The Cornerstone of Sustainable Aquaculture Development: Insights From the Breeding of Approved Fish Varieties for Aquaculture From 1996 to 2024 in China. Reviews in Aquaculture 17 (2), e70003.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top