APSE: Alat Cerdas untuk Melihat Kontribusi Peternakan dan Jejak Lingkungannya

Ketika kita membicarakan peternakan, kebanyakan orang langsung membayangkan sapi, ayam, atau kambing. Fokus kita biasanya ada pada hewan ternaknya. Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan di Animal Frontiers (2025) mengajak kita untuk melihat peternakan dari sudut pandang yang berbeda: bukan sekadar hewan per hewan, tapi sistem produksi peternakan secara keseluruhan.

Pendekatan ini penting karena peternakan bukan hanya soal menghasilkan daging, susu, atau telur, tapi juga soal bagaimana sistem tersebut berdampak pada lingkungan. Mulai dari emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, hingga air yang dibutuhkan untuk menghasilkan makanan kita sehari-hari.

Untuk membantu memahami hal ini, para peneliti mengembangkan sebuah alat baru bernama Animal Production System Evaluator (APSE). Alat ini bersifat interaktif dan memungkinkan kita membandingkan berbagai sistem peternakan berdasarkan kontribusinya terhadap pangan (khususnya protein) dan dampaknya terhadap lingkungan.

Baca juga artikel tentang: Produktivitas Tinggi Ikan Red Devil: Ancaman atau Sumber Baru untuk Peternak?

Mengapa Harus Beralih ke Pendekatan Sistem?

Bayangkan Anda hanya menilai seekor sapi secara terpisah. Anda bisa menghitung berapa kilo daging yang dihasilkan, berapa banyak susu, atau berapa besar gas metana yang dilepaskan. Namun kenyataannya, sapi itu hidup dalam sebuah sistem: ada ladang tempat pakan ditanam, ada tenaga kerja yang mengurus, ada energi yang dipakai, dan ada produk sampingan yang dihasilkan.

Jika hanya fokus ke hewan, kita bisa kehilangan gambaran besar. Padahal, yang lebih penting untuk dilihat adalah berapa besar kontribusi sistem peternakan dalam menyediakan protein bagi masyarakat dan berapa besar jejak lingkungannya.

Apa Itu Animal Production System Evaluator (APSE)?

Alat APSE dirancang untuk menjawab pertanyaan sederhana tapi krusial: “Seberapa banyak protein dari sistem peternakan ini, dan berapa dampak lingkungannya?”

Dengan APSE, peneliti dan pembuat kebijakan bisa:

  • Membandingkan sistem: misalnya, membandingkan produksi ayam intensif dengan sapi perah tradisional.
  • Mengukur kontribusi pangan: bukan hanya jumlah daging atau susu, tapi berapa banyak protein yang bisa dimakan manusia.
  • Menilai dampak lingkungan: termasuk emisi gas rumah kaca, penggunaan air, dan lahan.

Alat ini bersifat interaktif, artinya data dapat diubah dan disesuaikan sesuai kebutuhan suatu negara atau wilayah. Dengan begitu, hasilnya bisa lebih relevan secara lokal.

Interpretasi empat kuadran dalam alat APSE.

Menghubungkan Pangan dengan Lingkungan

Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah perlunya menyeimbangkan kontribusi pangan dengan dampak lingkungan.

Misalnya:

  • Sapi menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca dibanding ayam, tapi mereka juga bisa makan pakan yang tidak bisa dimakan manusia (seperti rumput atau limbah pertanian). Jadi, sistem sapi punya peran khusus dalam mengubah bahan “tak berguna” menjadi protein bergizi.
  • Ayam lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi daging dan telur, tapi mereka membutuhkan biji-bijian yang juga bersaing dengan kebutuhan manusia.

Dengan APSE, kita bisa menimbang kelebihan dan kekurangan ini secara lebih adil.

Pentingnya Alat Interaktif bagi Pengambil Keputusan

Bayangkan seorang pejabat pemerintah yang harus merancang kebijakan pangan nasional. Tanpa alat seperti APSE, keputusan mungkin hanya didasarkan pada data ekonomi atau jumlah produksi. Padahal, dampak lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang juga sangat penting.

APSE membantu dengan menyediakan indikator yang mudah dipahami dan dapat dipakai langsung dalam pengambilan keputusan. Misalnya, jika suatu negara ingin mengurangi emisi karbon dari sektor pertanian, mereka bisa melihat sistem peternakan mana yang paling efisien dalam menyumbang protein dengan emisi paling rendah.

Pencatatan data di peternakan mengenai perilaku hewan, status kesehatan, dan kondisi lingkungan melalui teknologi digital dapat mendukung keberlanjutan, mengurangi dampak perubahan iklim, serta meningkatkan kesejahteraan hewan.

Lalu bagaimana dengan peternak? Apakah alat ini hanya untuk peneliti dan pemerintah?

Tidak. Justru peternak bisa mendapatkan manfaat besar. Dengan pemahaman yang lebih jelas tentang dampak produksi mereka, peternak bisa:

  • Menemukan cara meningkatkan efisiensi produksi.
  • Menyesuaikan sistem agar lebih ramah lingkungan.
  • Mendapat akses lebih mudah ke pasar yang menuntut produk berkelanjutan.

Misalnya, peternak sapi bisa menunjukkan bahwa meski sapi menghasilkan emisi, mereka berkontribusi besar dalam mengubah limbah pertanian menjadi daging berkualitas. Itu bisa menjadi nilai tambah dalam pemasaran.

Menuju Peternakan Berkelanjutan

Penelitian ini menegaskan bahwa masa depan peternakan harus lebih dari sekadar meningkatkan produksi. Kita perlu memastikan bahwa sistem peternakan:

  1. Memberikan cukup protein bagi masyarakat.
  2. Memiliki dampak lingkungan yang minimal.
  3. Mendukung keberlanjutan ekonomi dan sosial peternak.

APSE adalah salah satu langkah menuju hal itu. Dengan data yang lebih transparan dan mudah dipahami, semua pihak dari peternak, konsumen, hingga pembuat kebijakan bisa bekerja sama untuk menciptakan sistem pangan yang adil, sehat, dan berkelanjutan.

Makan daging, susu, atau telur sering kita anggap hal biasa. Namun di balik setiap suapan, ada sistem produksi besar yang memengaruhi lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Penelitian terbaru dengan alat Animal Production System Evaluator (APSE) membantu kita memahami hubungan kompleks ini dengan lebih baik.

Dengan beralih dari fokus pada hewan individu ke sistem produksi peternakan, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak, bukan hanya soal berapa banyak pangan yang dihasilkan, tapi juga bagaimana dampaknya terhadap bumi.

Masa depan pangan bergizi dan berkelanjutan ada di tangan kita semua. Dan dengan alat seperti APSE, langkah menuju keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan menjadi semakin nyata.

Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global

REFERENSI:

Lange, Elna De dkk. 2025. Shifting the focus from animal species to livestock production systems: an interactive tool for evaluating food contributions relative to environmental impacts. Animal Frontiers 15 (1), 72-79.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top