Dalam budidaya ikan, pakan menempati posisi nomor satu dalam biaya operasional. Lebih dari 50% ongkos produksi biasanya habis untuk memberi makan ikan. Tidak heran jika pengelolaan pakan menjadi topik hangat di kalangan peternak dan peneliti. Memberi makan terlalu sedikit membuat ikan lambat tumbuh, sementara memberi makan terlalu banyak membuat pakan terbuang sia-sia, mencemari air, dan justru merugikan.
Di sinilah muncul inovasi baru: alat pemberi pakan otomatis atau automatic feeders. Teknologi ini sedang merevolusi cara peternak memberi makan ikan, baik di kolam darat, keramba jaring apung, maupun tambak modern.
Secara tradisional, peternak memberi makan ikan dengan tangan. Caranya sederhana, menaburkan pakan di atas air sesuai perkiraan. Metode ini memang murah, tetapi sangat bergantung pada pengalaman peternak. Sering kali, ikan diberi makan lebih banyak dari yang mampu mereka habiskan, sehingga sisa pakan tenggelam dan membusuk di dasar kolam. Akibatnya, kualitas air menurun, ikan stres, dan lingkungan tercemar.
Seiring waktu, muncullah demand feeders, alat yang memungkinkan ikan “meminta makan” dengan menyentuh tuas atau sensor. Meski lebih praktis, sistem ini masih memiliki keterbatasan, misalnya hanya cocok untuk spesies tertentu dan tidak selalu mengontrol jumlah pakan dengan presisi.
Kini, teknologi berkembang ke automatic feeders. Alat ini menggunakan timer, sensor, hingga algoritma pintar untuk menebarkan pakan secara teratur dan sesuai kebutuhan. Bahkan ada feeder yang terkoneksi dengan komputer, kamera bawah air, atau sistem kecerdasan buatan (AI) untuk menilai kondisi ikan secara real time.
Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas
Bagaimana Cara Kerja Feeder Otomatis?
Automatic feeders dirancang untuk memberikan pakan dengan jumlah, ukuran, dan waktu yang tepat. Beberapa fitur canggihnya antara lain:
- Timer digital – mengatur jadwal pemberian pakan otomatis beberapa kali sehari.
- Sensor gerak/aktivitas ikan – mendeteksi kapan ikan lapar.
- Sistem terhubung komputer – menyesuaikan jumlah pakan dengan data pertumbuhan ikan.
- Koneksi dengan aplikasi ponsel – memungkinkan peternak mengontrol pemberian pakan dari jauh.
Dengan begitu, ikan tidak hanya makan sesuai jadwal, tapi juga sesuai kondisi mereka saat itu.

Manfaat Feeder Otomatis bagi Peternak
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan feeder otomatis dapat memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
- Pertumbuhan lebih cepat
Ikan yang diberi makan dengan pakan terkontrol tumbuh lebih stabil karena kebutuhan gizinya terpenuhi tanpa berlebihan. - Efisiensi pakan meningkat
Rasio konversi pakan (Feed Conversion Ratio/FCR)—berapa banyak pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan—menjadi lebih baik. - Hemat biaya jangka panjang
Meski investasi awal alat cukup mahal, penghematan pakan dan peningkatan produksi membuatnya lebih menguntungkan. - Mengurangi pencemaran air
Sisa pakan yang tidak termakan berkurang drastis, sehingga air lebih bersih dan lingkungan lebih sehat. - Menghemat tenaga kerja
Peternak tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu menebar pakan manual.
Perbandingan Feeder: Mana yang Paling Efektif?
Dalam kajiannya, Jesse Thornburg membandingkan lima jenis feeder otomatis yang umum digunakan di industri perikanan. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya, tergantung pada spesies ikan, ukuran kolam atau keramba, serta kondisi lingkungan.
- Demand feeder cocok untuk ikan yang aktif dan bisa belajar memicu alat.
- Timer-based feeder sederhana dan murah, tetapi tidak menyesuaikan dengan nafsu makan ikan.
- Sensor-based feeder lebih canggih karena mendeteksi aktivitas ikan.
- Smart feeder berbasis AI dapat menilai kondisi ikan lewat kamera atau data sensor, lalu mengatur pakan secara otomatis.
- Hybrid feeder menggabungkan beberapa sistem sekaligus untuk hasil maksimal.

Dampak pada Lingkungan dan Keberlanjutan
Salah satu masalah terbesar budidaya ikan adalah limbah pakan yang mencemari perairan. Automatic feeders bisa menjadi solusi karena mengurangi jumlah pakan berlebih yang masuk ke ekosistem.
Selain itu, dengan mengoptimalkan penggunaan pakan, feeder otomatis juga membantu menekan kebutuhan tepung ikan (fishmeal), yang selama ini menjadi bahan utama pakan dan berasal dari penangkapan ikan laut. Dengan kata lain, teknologi ini berkontribusi pada keberlanjutan perikanan global.
Tantangan dan Masa Depan Feeder Otomatis
Meski menjanjikan, penggunaan feeder otomatis masih menghadapi beberapa tantangan:
- Biaya awal yang tinggi membuat banyak peternak kecil kesulitan mengaksesnya.
- Ketergantungan pada listrik dan teknologi bisa menjadi kendala di daerah terpencil.
- Perlu pelatihan operator agar peternak benar-benar bisa memanfaatkan fitur canggih feeder.
Namun, arah perkembangan teknologi jelas menunjukkan bahwa masa depan budidaya ikan akan semakin bergantung pada sistem otomatis. Integrasi feeder dengan monitoring real time, data analitik, dan kecerdasan buatan diprediksi akan menjadi standar baru di industri perikanan.
Memberi makan ikan mungkin terdengar sederhana, tapi dalam skala industri, itu adalah seni sekaligus ilmu. Salah sedikit, hasilnya bisa fatal. Karena itu, inovasi seperti feeder otomatis adalah kunci menuju budidaya ikan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Dengan teknologi ini, peternak tidak hanya bisa menekan biaya produksi, tetapi juga menjaga kesehatan ikan, meningkatkan keuntungan, sekaligus melindungi ekosistem perairan. Masa depan akuakultur jelas akan semakin “pintar” dan semuanya dimulai dari sesuatu yang sederhana: cara kita memberi makan ikan.
Baca juga artikel tentang: Kebun di Kubah Bulan: Mimpi Peternakan dan Pertanian Antarplanet
REFERENSI:
Thornburg, Jesse. 2025. Feed the fish: A review of aquaculture feeders and their strategic implementation. Journal of the World Aquaculture Society 56 (2), e70016.


