Selama ini, ketika mendengar istilah animal welfare atau kesejahteraan hewan, yang biasanya terlintas di benak kita adalah hewan-hewan ternak di darat, seperti sapi, ayam, atau kambing. Kita membayangkan bagaimana mereka diberi makan, dipelihara, dan diperlakukan dengan baik agar tetap sehat dan produktif.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penelitian ilmiah mulai membuka sudut pandang baru. Ternyata, bukan hanya hewan darat yang perlu diperhatikan kesejahteraannya, tetapi juga ikan. Selama ini, ikan sering dianggap sekadar “komoditas pangan” tanpa dipikirkan aspek kenyamanan atau perasaannya.
Kini, semakin banyak ilmuwan yang menemukan bukti bahwa ikan juga makhluk hidup yang kompleks. Ada indikasi kuat bahwa ikan dapat mengalami stres, rasa sakit, maupun kenyamanan, mirip dengan hewan darat lainnya. Misalnya, perubahan kualitas air atau cara penanganan yang kasar bisa membuat ikan gelisah, sementara lingkungan yang tenang dan pakan yang sesuai membuat mereka lebih sehat.
Di Denmark, isu ini menjadi perhatian serius. Pemerintah, peneliti, dan pelaku industri bekerja sama mencari cara agar budidaya ikan tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga memastikan ikan hidup dalam kondisi yang sehat dan layak.
Ada beberapa alasan utama mengapa kesejahteraan ikan semakin disorot:
- Kesadaran Konsumen
Pembeli kini makin peduli terhadap asal-usul makanan mereka. Seperti halnya daging sapi organik atau ayam bebas kandang, masyarakat juga ingin tahu apakah ikan yang mereka konsumsi dipelihara dengan cara yang manusiawi. - Dampak Produksi
Ikan yang stres lebih mudah sakit dan pertumbuhannya terhambat. Artinya, kondisi buruk tidak hanya memengaruhi kesehatan ikan, tapi juga menurunkan keuntungan peternak. - Regulasi Internasional
Uni Eropa baru-baru ini membentuk EU Reference Centre for Animal Welfare for Aquatic Animals, pusat referensi kesejahteraan hewan air. Lembaga ini akan menjadi acuan bagi negara anggota, termasuk Denmark, untuk memastikan standar tinggi dalam budidaya ikan.
Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan
Tantangan di Lapangan
Meski terlihat sederhana, menjaga kesejahteraan ikan tidak semudah memberi mereka makan. Beberapa tantangan utama antara lain:
- Kualitas Air: Oksigen terlarut, suhu, dan kebersihan air sangat menentukan kesehatan ikan. Air kotor bisa menyebabkan penyakit massal.
- Kepadatan Kolam: Terlalu banyak ikan dalam satu kolam bisa menimbulkan stres, agresi, dan kekurangan oksigen.
- Metode Panen: Cara menangkap ikan sebelum dijual bisa membuat mereka menderita bila tidak dilakukan dengan benar.
- Transportasi: Ikan yang diangkut ke pasar sering kali mengalami stres tinggi, bahkan kematian, jika kondisi tidak memadai.
Apa yang Dilakukan Denmark?
Dalam laporan yang dibuat oleh DTU Aqua (sebuah lembaga riset di Denmark), disebutkan bahwa negara tersebut sudah menempuh langkah-langkah konkret:
- Riset Intensif
Peneliti terus mengkaji bagaimana kondisi lingkungan, pakan, dan interaksi dengan manusia memengaruhi stres pada ikan. - Standarisasi Kesejahteraan
Denmark mulai menyusun standar yang jelas mengenai cara merawat ikan, termasuk parameter minimal kualitas air, kepadatan kolam, dan prosedur panen yang tidak menyakitkan. - Keterlibatan Pemerintah
Kementerian Pangan, Pertanian, dan Perikanan Denmark ikut aktif dalam merumuskan kebijakan. Dukungan pemerintah sangat penting agar aturan tidak hanya jadi teori, tetapi benar-benar diterapkan di lapangan. - Edukasi untuk Peternak
Para peternak diberikan panduan dan pelatihan agar bisa mempraktikkan budidaya yang ramah ikan tanpa harus mengorbankan produktivitas.
Manfaat Ganda: Etis dan Ekonomis
Menjaga kesejahteraan ikan ternyata tidak hanya soal moralitas. Ada banyak keuntungan praktis:
- Produktivitas Lebih Tinggi: Ikan yang sehat tumbuh lebih cepat, membutuhkan lebih sedikit obat, dan jarang mati mendadak.
- Efisiensi Biaya: Meski awalnya terlihat rumit, sistem budidaya ramah ikan bisa mengurangi kerugian jangka panjang akibat penyakit.
- Citra Positif: Produsen yang menjaga kesejahteraan ikan bisa mendapat kepercayaan lebih dari konsumen, baik lokal maupun internasional.
Belajar untuk Indonesia dan Dunia
Indonesia adalah salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia. Namun, kesejahteraan ikan belum banyak dibicarakan. Padahal, jika diterapkan, ada potensi besar:
- Nilai Tambah Ekspor: Pasar Eropa dan Amerika sangat peduli soal animal welfare. Dengan standar tinggi, ikan Indonesia bisa lebih mudah diterima di pasar global.
- Kesehatan Lingkungan: Praktik ramah ikan biasanya sejalan dengan praktik ramah lingkungan. Kolam dan tambak lebih bersih, ekosistem lebih seimbang.
- Peningkatan Ekonomi Lokal: Peternak kecil bisa meningkatkan pendapatan bila menerapkan standar yang membuat produksi lebih stabil.
Tantangan untuk Kita
Tentu ada hambatan dalam menerapkan konsep ini di Indonesia:
- Biaya awal untuk memperbaiki sistem kolam atau tambak.
- Rendahnya pengetahuan peternak kecil tentang kesejahteraan ikan.
- Minimnya regulasi khusus tentang animal welfare untuk ikan.
Namun, jika pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha bekerja sama, hambatan tersebut bisa diatasi secara bertahap.
Masa Depan Akuakultur: Ikan Lebih Bahagia, Petani Lebih Sejahtera
Kesejahteraan ikan bukanlah tren sementara, melainkan masa depan akuakultur yang berkelanjutan. Denmark sudah memberikan contoh bagaimana sains, kebijakan, dan kesadaran masyarakat bisa bersinergi.
Bagi Indonesia, pelajaran ini penting. Jika ingin tetap menjadi pemain utama dalam pasar perikanan global, memperhatikan kesejahteraan ikan adalah langkah strategis. Dengan begitu, kita bukan hanya menghasilkan ikan dalam jumlah besar, tetapi juga ikan yang sehat, berkualitas, dan dibudidayakan dengan penuh tanggung jawab.
Kesejahteraan ikan adalah topik baru yang semakin penting di dunia akuakultur. Denmark menunjukkan bagaimana pendekatan sains, regulasi, dan edukasi bisa membuat budidaya ikan lebih manusiawi sekaligus menguntungkan.
Bagi kita di Indonesia, inilah saatnya mulai memperhatikan bukan hanya berapa banyak ikan yang dipanen, tetapi juga bagaimana ikan itu dipelihara. Karena pada akhirnya, ikan yang bahagia akan menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi peternak, konsumen, dan lingkungan.
Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas
REFERENSI:
Gesto, Manuel. 2025. Animal welfare in Denmark’s fish farming sector: Regulatory and practical aspects. DTU Aqua.


