IFS: Jalan Baru Menuju Pertanian Tahan Banjir dan Ramah Lingkungan

Setiap tahun, petani di daerah rawa banjir (haor) Bangladesh menghadapi kenyataan pahit: sawah mereka terendam air. Fenomena banjir berulang ini tidak hanya menghanyutkan tanaman, tetapi juga memutus sumber pendapatan utama keluarga petani. Hidup di wilayah yang rapuh terhadap perubahan cuaca membuat para petani berada dalam lingkaran ketidakpastian, panen bisa gagal kapan saja, dan mata pencaharian bisa hilang dalam semalam.

Namun, di tengah kondisi yang tampak suram ini, muncul sebuah pendekatan baru yang memberi harapan: Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System/IFS).

Sederhananya, IFS adalah cara bertani yang tidak hanya mengandalkan satu jenis usaha (misalnya padi saja), tetapi menggabungkan berbagai aktivitas pertanian dalam satu lahan dan satu rumah tangga.

Contohnya:

  • Tanaman + Ternak → Petani menanam padi sekaligus memelihara sapi atau kambing.
  • Tanaman + Perikanan → Sawah tidak hanya ditanami padi, tetapi juga diisi ikan yang bisa dipanen.
  • Ternak + Agroforestri → Petani memelihara sapi di sekitar pekarangan yang ditanami pohon buah atau tanaman kayu.

Dengan kombinasi ini, ketika satu usaha gagal karena banjir atau bencana, petani masih memiliki sumber penghasilan lain untuk bertahan hidup.

Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan

Mengapa IFS Penting di Daerah Rawa?

Wilayah haor dikenal sebagai ekosistem yang sangat produktif, namun juga sangat rentan. Banjir bisa menghancurkan tanaman padi sebelum sempat dipanen. Dengan sistem pertanian tunggal (monokultur), kerugian bisa mencapai 100%.

IFS memberi “jaring pengaman” karena:

  1. Diversifikasi Pendapatan – Petani tidak lagi bergantung pada satu komoditas. Jika padi gagal, mereka masih bisa menjual ikan atau susu sapi.
  2. Pemanfaatan Sumber Daya Secara Maksimal – Lahan, air, dan limbah ternak bisa dimanfaatkan lintas sektor. Misalnya, kotoran sapi bisa dijadikan pupuk tanaman atau pakan ikan.
  3. Ketahanan Pangan Rumah Tangga – Petani tidak hanya menghasilkan beras, tetapi juga sayur, ikan, telur, atau susu untuk konsumsi keluarga.
  4. Ramah Lingkungan – Sistem ini mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, memanfaatkan siklus alamiah antara tanaman, hewan, dan tanah.

Hasil Penelitian: Dampak IFS pada Petani Bangladesh

Studi terbaru yang dilakukan di wilayah rawa Bangladesh meneliti dampak IFS terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani. Peneliti mengambil sampel dari beberapa desa dan membandingkan kehidupan petani yang hanya mengandalkan sistem monokultur dengan mereka yang sudah menerapkan IFS.

Temuannya sangat menarik:

  • Pendapatan petani meningkat signifikan karena ada banyak sumber pemasukan dalam satu tahun.
  • Risiko kerugian menurun; meski banjir merusak padi, ikan dan ternak masih bisa dipanen.
  • Kualitas hidup petani lebih baik; keluarga memiliki akses makanan yang lebih beragam, mulai dari protein hewani hingga sayuran segar.
  • Lingkungan lebih lestari karena limbah dari satu sektor dimanfaatkan untuk sektor lain. Misalnya, jerami padi bisa jadi pakan sapi, sementara limbah ternak jadi pupuk organik.
Diagram menunjukkan bahwa status penghidupan petani meningkat pada aspek modal finansial, manusia, dan sosial, tetap pada modal alam dan fisik, serta tidak ada penurunan yang signifikan.

Ambil contoh seorang petani kecil bernama Rahman di distrik Sunamganj. Dulu, Rahman hanya menanam padi. Setiap kali banjir datang lebih cepat, ia kehilangan seluruh hasil tanamannya. Utang menumpuk, dan keluarganya sering kekurangan makanan.

Namun sejak Rahman ikut program IFS, ia tidak hanya menanam padi, tapi juga memelihara beberapa ekor sapi dan membuat kolam ikan kecil di pekarangan rumahnya. Kini, meski sawahnya terendam, ia tetap bisa menjual ikan lele dan susu sapi ke pasar. Pendapatannya lebih stabil, bahkan meningkat hampir dua kali lipat dibanding sebelumnya.

Tantangan dalam Menerapkan IFS

Tentu saja, sistem ini bukan tanpa kendala. Beberapa hambatan yang dihadapi antara lain:

  1. Keterbatasan Pengetahuan – Tidak semua petani paham cara mengelola beberapa usaha sekaligus.
  2. Modal Awal – Membuat kolam ikan atau membeli bibit ternak memerlukan investasi.
  3. Akses Pasar – Hasil produksi tambahan seperti susu atau ikan harus memiliki pasar yang jelas agar bisa menguntungkan.
  4. Pendampingan Berkelanjutan – Petani memerlukan pelatihan, bukan hanya sekali, tetapi berkesinambungan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa dengan dukungan kebijakan pemerintah, program pelatihan, dan akses kredit mikro, tantangan ini dapat diatasi.

Manfaat Lebih Luas: Dari Petani ke Negara

Mengapa sistem ini penting bukan hanya untuk petani, tetapi juga untuk Bangladesh secara keseluruhan?

  • Mengurangi Kemiskinan Pedesaan – Ketika pendapatan petani stabil, angka kemiskinan bisa ditekan.
  • Ketahanan Pangan Nasional – Produksi beragam pangan dari berbagai sektor meningkatkan cadangan makanan negara.
  • Adaptasi terhadap Perubahan Iklim – Sistem ini membuat pertanian lebih tangguh menghadapi banjir, kekeringan, dan perubahan musim.
  • Konservasi Lingkungan – Dengan memanfaatkan sumber daya secara terpadu, tekanan terhadap alam bisa berkurang.

Menuju Masa Depan Pertanian yang Lebih Tangguh

IFS bukan sekadar cara bertani, tetapi strategi bertahan hidup di tengah ketidakpastian iklim. Di daerah rawa banjir Bangladesh, sistem ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan, memperkuat ketahanan pangan, dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Jika lebih banyak petani mengadopsi sistem ini, bukan tidak mungkin wilayah haor yang dulu identik dengan kerugian dan kemiskinan bisa berubah menjadi pusat produksi pangan yang berkelanjutan.

Kisah petani Bangladesh adalah gambaran bagaimana inovasi lokal bisa menjadi solusi global. Sistem Pertanian Terpadu tidak hanya menjawab tantangan banjir di rawa, tetapi juga memberi inspirasi bagi negara-negara lain yang menghadapi persoalan serupa.

Dalam dunia yang kian terancam perubahan iklim, mungkin sudah saatnya kita semua belajar dari pendekatan sederhana namun cerdas ini: jangan taruh semua telur di satu keranjang. Diversifikasi adalah kunci, bukan hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam bertani untuk masa depan yang lebih aman dan sejahtera.

Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas

REFERENSI:

Akter, Saifun dkk. Integrated farming system-A means of improving farmers’ well-being in the wetland ecosystem of Bangladesh. Farming System 3 (1), 100127.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top