Tambak Ikan Pintar: Menggabungkan Teknologi dan Efisiensi Energi untuk Masa Depan

Permintaan masyarakat dunia terhadap ikan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi. Laut bebas sudah tidak lagi mampu memasok kebutuhan ikan secara alami karena stok ikan liar terus menurun akibat penangkapan berlebihan. Akibatnya, budidaya ikan atau fish farming menjadi solusi penting. Salah satu bentuk budidaya yang kini banyak berkembang adalah budidaya ikan lepas pantai (offshore fish farming), di mana ikan dipelihara di keramba jaring apung jauh dari pantai.

Namun, budidaya modern bukan sekadar soal memberi makan ikan. Teknologi modern seperti kapal listrik, mesin pengolah pakan, dan sistem pencahayaan membutuhkan energi dalam jumlah besar. Biaya listrik menjadi salah satu komponen terbesar yang harus ditanggung petani ikan lepas pantai. Jika biaya energi bisa ditekan, keuntungan petani bisa meningkat tanpa harus menurunkan produksi.

Baca juga artikel tentang: Airborne Transmission: Puzzle Baru Penyebaran Flu Burung di Peternakan

Apa Itu Demand Response (DR)?

Di sinilah konsep Demand Response (DR) hadir. Demand Response adalah sebuah pendekatan dalam pengelolaan energi yang memungkinkan konsumen besar, seperti petani ikan untuk menyesuaikan penggunaan listriknya sesuai kondisi jaringan listrik. Misalnya, ketika permintaan listrik nasional sedang tinggi, petani bisa mengurangi konsumsi listrik di jam tersebut dan mengalihkannya ke jam yang lebih sepi. Dengan begitu, biaya listrik bisa ditekan dan jaringan listrik menjadi lebih stabil.

DR sudah banyak dipelajari di sektor industri dan perumahan. Namun, penelitian yang secara khusus menyoroti budidaya ikan lepas pantai masih jarang dilakukan. Padahal, sistem ini punya karakteristik yang unik, misalnya penggunaan kapal listrik (electric boats), pabrik pakan, dan lampu untuk menarik ikan atau mendukung proses kerja malam hari.

Penelitian di Tiongkok: Mencari Potensi Penghematan Energi

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan tahun 2025 mencoba menghitung seberapa besar potensi penghematan listrik melalui Demand Response di budidaya ikan lepas pantai. Para peneliti membuat model yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pola konsumsi energi petani ikan.

Mereka mengelompokkan beban listrik menjadi beberapa kategori:

  • Kapal listrik (Electric Boats/EBs): digunakan untuk transportasi dan logistik.
  • Mesin pengolah pakan (feed mills): untuk menggiling dan mencampur pakan ikan.
  • Lampu (lighting equipment): untuk penerangan maupun kebutuhan operasional malam hari.

Dengan menggunakan data konsumsi, peneliti membangun kerangka klasifikasi beban dan menghitung potensi DR jika sistem ini benar-benar diterapkan.

Hasil yang Mengejutkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi penghematan listrik total bisa mencapai 34,6%. Angka ini cukup besar untuk ukuran industri yang sangat bergantung pada energi. Lebih rinci, kontribusi penghematan berasal dari:

  • Kapal listrik (EBs): 73,8% dari total potensi.
  • Mesin pengolah pakan: 19,2%.
  • Lampu: 7%.

Artinya, dengan mengatur penggunaan kapal listrik,misalnya tidak menyalakan atau mengoperasikannya di jam puncak penghematan sudah bisa sangat signifikan. Mesin pakan dan lampu juga berkontribusi, meski lebih kecil.

Grafik perubahan potensi respon total (kW) dari Feed Mill, Lighting Equipment, dan EB, dengan kontribusi terbesar berasal dari EB yang meningkat tajam setelah pukul 20:15 hingga menjadi dominan dibanding komponen lainnya.

Hasil ini punya arti besar bagi masa depan budidaya ikan:

  1. Biaya produksi bisa ditekan. Listrik adalah biaya rutin yang tidak bisa dihindari. Jika bisa dihemat lebih dari sepertiga, petani ikan akan punya margin keuntungan yang jauh lebih besar.
  2. Kestabilan pasokan listrik meningkat. Dengan mengikuti program DR, petani membantu menjaga kestabilan jaringan listrik nasional. Ini penting, apalagi di negara-negara dengan pasokan energi yang kadang tidak stabil.
  3. Mendukung keberlanjutan. Penghematan energi berarti mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik, sehingga budidaya ikan bisa lebih ramah lingkungan.

Tantangan di Lapangan

Meski menjanjikan, penerapan Demand Response di lapangan tentu tidak mudah. Ada beberapa tantangan:

  • Kebutuhan operasional yang tidak bisa ditunda. Misalnya, memberi makan ikan pada waktu tertentu adalah hal wajib. Jika terlalu lama ditunda demi hemat listrik, justru bisa merugikan.
  • Investasi awal. Agar DR berjalan optimal, dibutuhkan sistem pemantauan energi yang canggih. Petani kecil mungkin kesulitan mengakses teknologi ini.
  • Kebiasaan dan keterampilan. Petani ikan perlu memahami cara mengelola konsumsi listrik sesuai rekomendasi. Tanpa pelatihan, sistem ini bisa sulit diterapkan.

Solusi yang Ditawarkan

Para peneliti menyarankan beberapa strategi agar DR bisa berjalan sukses di budidaya ikan lepas pantai:

  1. Pemanfaatan sistem otomatis. Sensor pintar dan perangkat lunak bisa membantu mengatur kapan mesin pakan atau lampu menyala tanpa perlu campur tangan manual.
  2. Insentif pemerintah atau perusahaan listrik. Petani perlu diberikan potongan harga listrik atau kompensasi jika bersedia mengikuti program DR.
  3. Pelatihan dan sosialisasi. Memberikan pemahaman kepada petani tentang manfaat jangka panjang DR agar mereka mau beradaptasi.

Dampak Global

Jika konsep ini berhasil diterapkan secara luas, dampaknya bisa terasa hingga ke skala global:

  • Meningkatkan ketahanan pangan. Biaya produksi ikan yang lebih murah membuat harga ikan lebih terjangkau bagi masyarakat.
  • Mengurangi tekanan pada perikanan tangkap. Dengan budidaya ikan yang lebih efisien, eksploitasi ikan liar bisa dikurangi.
  • Mendukung transisi energi. DR adalah bagian dari strategi energi pintar yang mendukung integrasi energi terbarukan, seperti tenaga surya atau angin, dalam jaringan listrik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa masa depan budidaya ikan lepas pantai tidak hanya bergantung pada kualitas pakan atau kesehatan ikan, tetapi juga pada cara mengelola energi listrik. Dengan memanfaatkan konsep Demand Response, penghematan hingga sepertiga lebih bisa dicapai tanpa mengorbankan kenyamanan operasional.

Jika diterapkan secara luas, strategi ini tidak hanya menguntungkan petani ikan, tetapi juga membantu dunia dalam mewujudkan pertanian perairan yang lebih berkelanjutan, hemat energi, dan ramah lingkungan. Pada akhirnya, ikan yang sampai di meja makan kita tidak hanya lezat, tetapi juga hasil dari sistem yang lebih cerdas dalam mengelola sumber daya.

Baca juga artikel tentang: Probiotik dan Herbal, Duo Ajaib Penjaga Kesehatan Ikan Mas

REFERENSI:

Su, Juan dkk. 2025. Calculation Method of Demand Response Potential of Offshore Fishing Farms Considering Electricity Consumption Behavior. IET Generation, Transmission & Distribution 19 (1), e70049.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top