Phytase, Sang Enzim Ajaib yang Menyelamatkan Peternak dan Lingkungan

Dalam dunia peternakan babi modern, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana memberi pakan yang bergizi, efisien, dan ramah lingkungan. Pakan adalah biaya terbesar dalam usaha ternak, bisa mencapai 60–70% dari total biaya produksi. Namun, tidak semua nutrisi dalam pakan dapat dicerna dengan mudah oleh tubuh babi. Salah satu contohnya adalah fosfor, mineral penting yang berperan dalam pembentukan tulang, metabolisme energi, dan pertumbuhan.

Masalahnya, sebagian besar fosfor dalam bahan pakan nabati (seperti jagung atau kedelai) terkunci dalam bentuk senyawa yang disebut fitat. Tubuh babi tidak mampu mencerna fitat secara alami, sehingga fosfor tersebut terbuang lewat kotoran. Selain pemborosan, hal ini juga bisa mencemari lingkungan karena fosfor berlebih dapat menyebabkan masalah ekologi seperti eutrofikasi (ledakan alga di perairan).

Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan mencoba menggunakan phytase, yaitu enzim tambahan dalam pakan yang mampu memecah fitat, sehingga fosfor bisa diserap oleh tubuh babi. Penelitian terbaru oleh Youngwoo Kang dan tim (2025) meneliti lebih dalam: apakah ada hubungan dosis phytase dengan kemampuan cerna nutrisi dan pertumbuhan babi?

Baca juga artikel tentang: Ikan Budidaya Lebih Bersih: Peluang Besar untuk Peternak Ikan Masa Depan

Apa Itu Phytase dan Mengapa Penting?

Phytase adalah enzim yang secara khusus memecah ikatan fosfor di dalam fitat. Bayangkan fitat seperti “lemari terkunci” yang menyimpan fosfor. Tanpa kunci, fosfor tersebut tidak bisa digunakan. Phytase bertindak sebagai “kunci” untuk membuka lemari itu, sehingga fosfor bisa keluar dan dipakai tubuh babi.

Selain fosfor, fitat juga sering “mengikat” nutrisi lain seperti kalsium, zat besi, seng, bahkan protein. Jadi, dengan memecah fitat, phytase bukan hanya meningkatkan ketersediaan fosfor, tetapi juga membuat nutrisi lain lebih mudah dicerna.

Tabel suplementasi fitase pada berbagai level memengaruhi kadar kalsium, fosfor, dan seng secara signifikan, sementara tembaga, besi, dan mangan tidak menunjukkan perubahan berarti.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan 12 ekor babi dengan berat awal sekitar 29 kg. Mereka diberi pakan dengan enam variasi dosis phytase, dan setiap babi diamati melalui rancangan percobaan ilmiah yang ketat.

Tujuan utamanya adalah melihat:

  1. Seberapa baik babi mencerna nutrisi (diukur dari apparent ileal digestibility/CAID dan apparent total tract digestibility/CATTD).
  2. Apakah ada perbedaan pertumbuhan, asupan pakan, dan efisiensi konversi pakan berdasarkan dosis phytase.

Hasil Utama Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan menarik:

  1. Semakin tinggi dosis phytase, semakin baik pencernaan fosfor.
    Fosfor yang sebelumnya “terkunci” di dalam fitat berhasil dibebaskan, sehingga babi dapat menyerapnya dengan lebih baik.
  2. Peningkatan kecernaan nutrisi lain.
    Tidak hanya fosfor, nutrisi seperti kalsium dan energi metabolisme juga lebih mudah dicerna. Ini menunjukkan bahwa phytase membantu membuka “gembok” nutrisi lain yang sebelumnya tidak tersedia.
  3. Pertumbuhan babi menjadi lebih optimal.
    Babi yang mendapat tambahan phytase menunjukkan kenaikan berat badan harian yang lebih tinggi serta efisiensi pakan yang lebih baik. Dengan kata lain, jumlah pakan yang sama menghasilkan pertambahan bobot lebih besar.
  4. Efeknya tergantung dosis.
    Ada perbedaan nyata antara dosis rendah dan tinggi. Namun, penelitian ini juga menekankan pentingnya menemukan dosis optimal. Memberi phytase terlalu sedikit membuat hasilnya tidak maksimal, sedangkan terlalu banyak bisa jadi tidak ekonomis.
Penambahan enzim (seperti xilanase, β-mannanase, β-glukanase, fitase, dan protease) pada pakan berbasis sereal meningkatkan pertumbuhan, fungsi imun, dan kesehatan usus babi.

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi peternak, tetapi juga bagi lingkungan dan konsumen. Berikut alasannya:

  1. Mengurangi biaya pakan.
    Dengan phytase, kebutuhan tambahan fosfor anorganik (seperti dicalcium phosphate) bisa dikurangi. Ini menghemat biaya karena fosfor anorganik cukup mahal.
  2. Pertumbuhan lebih cepat, panen lebih efisien.
    Babi yang tumbuh lebih sehat dan lebih cepat mencapai bobot ideal akan mengurangi waktu pemeliharaan dan meningkatkan keuntungan.
  3. Ramah lingkungan.
    Fosfor yang tidak tercerna biasanya terbuang lewat kotoran, yang berpotensi mencemari tanah dan air. Dengan phytase, pembuangan fosfor berlebih dapat ditekan, sehingga dampak lingkungan lebih kecil.
  4. Keamanan pangan.
    Babi yang mendapat nutrisi cukup akan menghasilkan daging dengan kualitas lebih baik, yang pada akhirnya sampai ke meja makan konsumen.

Tantangan dan Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Meski hasil penelitian ini menjanjikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum phytase digunakan secara luas:

  • Biaya suplemen enzim. Peternak harus menghitung apakah penambahan phytase benar-benar lebih hemat dibanding membeli fosfor anorganik.
  • Stabilitas enzim. Phytase adalah protein, sehingga bisa rusak pada suhu tinggi saat proses pembuatan pakan (pelleting). Produsen harus memastikan enzim tetap aktif.
  • Dosis yang tepat. Penelitian menunjukkan ada efek dosis, artinya harus ditemukan titik optimal antara biaya tambahan enzim dan manfaat yang diperoleh.

Masa Depan Pakan Berbasis Enzim

Penggunaan enzim tambahan seperti phytase adalah contoh nyata bagaimana bioteknologi bisa membantu peternakan menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Tidak menutup kemungkinan di masa depan, enzim lain juga akan ditambahkan ke dalam pakan, misalnya enzim yang membantu mencerna serat atau protein tertentu.

Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya meningkatkan performa ternak, tetapi juga mengurangi limbah dan menjaga kelestarian lingkungan.

Penelitian terbaru tentang penggunaan phytase dalam pakan babi menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan. Dengan memecah fitat, phytase membuat fosfor dan nutrisi lain lebih mudah diserap, sehingga babi bisa tumbuh lebih cepat, lebih sehat, dan dengan biaya lebih efisien.

Bagi peternak, ini berarti peluang untuk menekan biaya pakan, mempercepat panen, dan meningkatkan keuntungan. Bagi lingkungan, ini berarti lebih sedikit pencemaran fosfor yang bisa merusak ekosistem air.

Singkatnya, phytase bukan hanya sekadar “suplemen tambahan”, tetapi bisa menjadi kunci penting dalam menciptakan peternakan babi modern yang produktif sekaligus ramah lingkungan.

Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global

REFERENSI:

Kang, Youngwoo dkk. 2025. Dose-dependent effects of supplemental phytase on ileal and total tract digestibility of nutrients and growth performance in growing pigs. Animal Feed Science and Technology 319, 116183.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top