Rempah Nusantara untuk Peternakan Modern: Jahe Jadi Pakan Fungsional Broiler

Mengapa ayam broiler bisa tumbuh cepat dan sehat? Jawabannya sering kali ada pada pakan. Pakan bukan hanya soal biji-bijian atau konsentrat, tetapi juga bahan tambahan yang bisa membantu tubuh ayam mencerna nutrisi dengan lebih baik. Salah satu bahan yang kini mendapat perhatian ilmuwan adalah enzim dari jahe, yang dikenal dengan nama Zingibain atau ginger phyto-protease (GPZ).

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Italian Journal of Animal Science (2025) menunjukkan bahwa enzim alami dari jahe ini mampu meningkatkan pertumbuhan, memperbaiki kualitas litter (kotoran ayam), serta menjaga kesehatan usus ayam broiler. Hasilnya tidak hanya baik untuk ayam, tetapi juga memberi keuntungan besar bagi peternak.

Baca juga artikel tentang: Ikan Budidaya Lebih Bersih: Peluang Besar untuk Peternak Ikan Masa Depan

Pakan Ayam dan Tantangan Besar di Peternakan

Peternakan ayam broiler merupakan salah satu sumber utama daging ayam di dunia. Agar ayam bisa tumbuh cepat, sehat, dan efisien, mereka membutuhkan pakan berkualitas tinggi. Salah satu bahan yang sering digunakan adalah animal protein concentrate (APC) atau konsentrat protein hewani. Bahan ini kaya akan protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otot.

Namun, ada masalah yang kerap muncul:

  1. Tidak semua protein tercerna dengan baik – sehingga banyak yang terbuang dalam kotoran.
  2. Pertumbuhan bakteri berbahaya – protein yang tidak tercerna bisa menjadi makanan bagi bakteri jahat seperti E. coli, Salmonella, atau Clostridium.
  3. Dampak lingkungan – kotoran ayam yang tidak tercerna sempurna bisa menimbulkan bau dan polusi.

Inilah alasan mengapa para peneliti mencari solusi berupa enzim tambahan, yang bisa membantu memecah protein sehingga lebih mudah diserap ayam.

Jahe: Bukan Sekadar Rempah, tapi Superfood untuk Ayam

Kita mengenal jahe sebagai bahan dapur untuk menghangatkan badan atau menyedapkan masakan. Namun ternyata, jahe juga kaya akan enzim Zingibain, sejenis protease nabati yang mampu memecah protein menjadi bentuk yang lebih sederhana.

Dalam penelitian ini, ayam broiler diberi pakan dengan campuran APC (4% dan 6%) dan sebagian kelompok ditambahkan GPZ sebanyak 0,02%. Hasilnya sungguh menarik:

  • Ayam yang diberi APC + GPZ tumbuh lebih cepat dibandingkan ayam yang hanya diberi APC.
  • Efisiensi pakan meningkat – artinya ayam bisa mendapatkan lebih banyak manfaat dari jumlah pakan yang sama.
  • Kualitas daging lebih baik – analisis karkas menunjukkan hasil potongan yang lebih tinggi.
Evaluasi jumlah bakteri ileum pada hari ke-21 setelah pemberian konsentrasi konsentrat protein hewani yang lebih besar dan enzim fitoprotease; APC: Konsentrat protein hewani; GPZ: fitoprotease jahe.

Selain pertumbuhan, kesehatan usus ayam juga mendapat perhatian besar. Penelitian ini menunjukkan bahwa enzim dari jahe membantu menekan pertumbuhan bakteri jahat seperti:

  • Clostridium perfringens
  • Escherichia coli (E. coli)
  • Salmonella

Di sisi lain, GPZ justru mendorong pertumbuhan bakteri baik, seperti Lactobacillus, yang penting untuk pencernaan dan kesehatan usus.

Tak hanya itu, organ kekebalan ayam seperti limpa dan bursa fabricius juga lebih berkembang pada ayam yang mendapat campuran pakan dengan GPZ. Ini menandakan daya tahan tubuh ayam meningkat, sehingga risiko penyakit bisa ditekan.

Evaluasi jumlah bakteri ileum pada hari ke-35 setelah pemberian konsentrat protein hewani dan enzim fitoprotease dengan konsentrasi yang lebih tinggi. APC: Konsentrat protein hewani; GPZ: fitoprotease jahe.

Masalah klasik di peternakan ayam adalah bau dan kualitas litter. Litter yang buruk bisa menjadi sumber penyakit, mencemari udara, dan mengganggu lingkungan sekitar kandang.

Karena lebih banyak protein tercerna dengan bantuan GPZ, jumlah sisa protein dalam kotoran berkurang. Hasilnya, kualitas litter menjadi lebih baik: lebih kering, tidak terlalu bau, dan lebih ramah lingkungan.

Apa Artinya untuk Peternak?

Penemuan ini membawa banyak keuntungan praktis:

  1. Pertumbuhan ayam lebih cepat → waktu panen bisa lebih singkat.
  2. Efisiensi pakan meningkat → biaya pakan berkurang, keuntungan bertambah.
  3. Kesehatan ayam lebih baik → menurunkan risiko penyakit pencernaan.
  4. Lingkungan kandang lebih sehat → kualitas litter lebih baik, polusi berkurang.
  5. Produk daging lebih berkualitas → memberi nilai jual lebih tinggi di pasaran.

Dengan kata lain, tambahan enzim alami dari jahe ini bisa menjadi solusi win-win: baik untuk ayam, peternak, konsumen, maupun lingkungan.

Tantangan dan Arah ke Depan

Meski hasil penelitian ini sangat menjanjikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum aplikasi luas di peternakan:

  • Biaya produksi: apakah penambahan GPZ dalam pakan komersial terjangkau bagi peternak kecil?
  • Standar dosis: perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan dosis optimal yang aman dan efisien.
  • Produksi massal enzim: apakah industri pakan mampu memproduksi Zingibain dalam jumlah besar dengan stabilitas tinggi?
  • Efek jangka panjang: meski dalam 35 hari hasilnya positif, bagaimana jika digunakan dalam jangka waktu lebih lama?

Jika tantangan ini bisa diatasi, besar kemungkinan enzim dari jahe akan menjadi bagian penting dalam pakan ayam modern.

Dari Dapur ke Kandang

Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan sederhana yang biasa ada di dapur kita ternyata punya potensi luar biasa untuk peternakan. Jahe yang selama ini kita anggap hanya bumbu atau obat tradisional, ternyata menyimpan enzim yang bisa membantu ayam broiler tumbuh lebih sehat, lebih cepat, dan lebih efisien.

Dengan teknologi yang semakin maju, bukan tidak mungkin bahan-bahan alami lain juga akan ditemukan manfaatnya untuk pakan ternak. Dunia peternakan sedang bergerak menuju era pakan fungsional, bukan hanya memberi makan, tapi juga menyehatkan, ramah lingkungan, dan meningkatkan produktivitas.

Dari hasil penelitian ini kita belajar bahwa solusi besar kadang datang dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Jahe, rempah yang akrab di meja makan, kini menjadi bintang baru di dunia peternakan ayam.

Jika inovasi ini bisa diadopsi secara luas, kita bisa membayangkan masa depan di mana peternakan ayam lebih ramah lingkungan, lebih efisien, dan lebih menyehatkan – bukan hanya bagi ayam, tapi juga bagi manusia yang mengonsumsinya.

Jadi, lain kali saat Anda menyeruput wedang jahe, ingatlah: mungkin rempah hangat itu juga sedang bekerja di kandang ayam, membantu menciptakan daging ayam yang lebih sehat untuk kita semua.

Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global

REFERENSI:

Uzair, Muhammad Shahkar dkk. 2025. Efficacy of Zingibain phyto-protease on growth performance, litter quality and gut microbiota in broilers fed high animal protein concentrates. Italian Journal of Animal Science 24 (1), 336-346.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top