Industri peternakan unggas merupakan salah satu tulang punggung penyediaan pangan di Indonesia. Dari sektor ini, masyarakat memperoleh telur dan daging ayam yang menjadi sumber utama protein hewani bagi jutaan orang setiap hari. Protein sendiri adalah zat gizi penting yang berfungsi membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, sekaligus memberikan energi bagi aktivitas manusia.
Namun, di balik melimpahnya produksi ayam, terdapat satu aspek krusial yang sering tidak mendapat sorotan: pakan ternak. Pakan ternak adalah semua bahan makanan yang diberikan kepada hewan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, agar bisa tumbuh sehat, berkembang biak, dan menghasilkan produk seperti daging maupun telur. Tanpa pakan yang cukup dan berkualitas, ayam tidak akan bisa berproduksi optimal. Dengan kata lain, keberhasilan industri unggas sangat bergantung pada ketersediaan dan mutu pakan yang diberikan kepada hewan-hewan tersebut.
Tanpa pakan yang berkualitas, peternak tidak akan bisa menghasilkan ayam sehat dan produktif. Di daerah pedesaan, keberadaan pabrik pakan skala kecil (small-scale feed mills) menjadi kunci penting untuk menjamin ketersediaan pakan dengan harga terjangkau. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, mencoba mengukur sejauh mana pabrik pakan skala kecil bisa berperan dalam mendukung industri unggas, sekaligus menilai apakah bisnis ini bisa berjalan berkelanjutan atau justru rapuh.
Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global
Kenapa Pabrik Pakan Skala Kecil Penting?
Pabrik pakan besar biasanya terpusat di kota besar atau kawasan industri. Akibatnya, peternak kecil di pedesaan harus membeli pakan dengan biaya transportasi yang tinggi, membuat harga lebih mahal.
Di sinilah pabrik pakan lokal skala kecil hadir sebagai solusi. Dengan kapasitas terbatas, pabrik ini bisa:
- Memproduksi pakan sesuai kebutuhan peternak sekitar.
- Menekan biaya distribusi.
- Membantu menjaga ketahanan pangan lokal karena pasokan pakan lebih dekat dan stabil.
Namun, pertanyaannya: apakah pabrik skala kecil ini mampu bertahan dalam jangka panjang, terutama di tengah tantangan modal, bahan baku, dan persaingan dengan pabrikan besar?
Hasil Penelitian di Sidrap
Tim peneliti mewawancarai pelaku usaha pakan skala kecil serta melakukan observasi langsung. Mereka menggunakan metode RAPFeed (Rapid Appraisal Feed) yang dikombinasikan dengan analisis Multidimensional Scaling (MDS). Metode ini dipakai untuk menilai keberlanjutan industri dari berbagai sisi:
- Fasilitas dan infrastruktur
- Bahan baku
- Sumber daya manusia
- Modal
- Manajemen
- Pasar
- Dukungan pemerintah
Hasilnya cukup mengejutkan. Dari tujuh unit pabrik pakan skala kecil yang diteliti, rata-rata tingkat keberlanjutan hanya 49,90% artinya masuk kategori “kurang berkelanjutan”.

Jika kita bedah lebih detail, berikut gambaran nilai keberlanjutan di tiap dimensi:
- Fasilitas dan infrastruktur: 45,18%
Banyak pabrik masih menggunakan peralatan sederhana, bahkan ada yang belum sepenuhnya mekanis. - Bahan baku: 45,15%
Ketersediaan jagung, dedak, dan bungkil kedelai sebagai bahan baku utama sering terkendala harga yang fluktuatif. - Sumber daya manusia: 53,14%
Relatif cukup, namun pekerja sering tidak memiliki keahlian teknis tinggi dalam formulasi pakan. - Modal: 62,20%
Menjadi dimensi paling kuat, meskipun sebagian besar masih mengandalkan modal sendiri atau pinjaman kecil. - Manajemen: 47,58%
Sistem pencatatan keuangan dan strategi bisnis masih lemah. - Pasar: 55,91%
Ada potensi besar karena permintaan ayam dan telur di Sidrap sangat tinggi. - Dukungan pemerintah: 40,17%
Menjadi titik terlemah. Bantuan, subsidi, maupun kebijakan khusus untuk pabrik pakan skala kecil masih sangat minim.
Tantangan yang Dihadapi
Dari hasil penelitian, bisa disimpulkan ada beberapa hambatan utama:
- Harga bahan baku tidak stabil – terutama jagung yang harganya naik turun tergantung musim.
- Kurangnya inovasi teknologi – mesin sederhana membuat kualitas pakan kadang tidak konsisten.
- Akses permodalan terbatas – sulit berkembang tanpa dukungan kredit lunak atau investor.
- Minim dukungan pemerintah – padahal industri ini strategis untuk menjaga ketahanan pangan daerah.
- Persaingan dengan pabrik besar – pakan dari pabrik besar lebih terstandar meski harganya lebih tinggi.
Harapan dan Solusi
Meski dinilai kurang berkelanjutan, bukan berarti pabrik pakan skala kecil tidak bisa berkembang. Justru, dengan strategi yang tepat, mereka bisa menjadi tulang punggung industri unggas lokal.
Beberapa solusi yang disarankan antara lain:
- Peningkatan teknologi: bantuan alat produksi modern agar kualitas pakan lebih konsisten.
- Pelatihan SDM: meningkatkan keterampilan pekerja dalam meramu pakan sesuai kebutuhan gizi ternak.
- Stabilitas bahan baku: pemerintah bisa membantu dengan program penyerapan jagung petani lokal untuk dijadikan pakan.
- Dukungan modal: kredit berbunga rendah khusus untuk usaha pakan ternak.
- Kolaborasi antar-peternak: membentuk koperasi agar pembelian bahan baku lebih murah dan distribusi pakan lebih efisien.
Pentingnya untuk Ketahanan Pangan
Kemandirian pakan adalah syarat utama kemandirian pangan. Jika pakan unggas sepenuhnya bergantung pada pabrik besar atau impor bahan baku, maka harga daging dan telur akan mudah terguncang oleh gejolak pasar global.
Dengan memperkuat pabrik pakan skala kecil di daerah seperti Sidrap, kita bukan hanya membantu peternak, tetapi juga menjaga harga pangan tetap stabil bagi masyarakat luas.
Penelitian di Sidrap membuka mata kita bahwa pabrik pakan skala kecil memiliki peran vital dalam mendukung industri unggas lokal. Sayangnya, kondisi saat ini menunjukkan mereka masih jauh dari kata berkelanjutan.
Tanpa dukungan nyata dari pemerintah, inovasi teknologi, dan kerjasama antar-pelaku usaha, pabrik ini bisa sulit bertahan dalam jangka panjang. Namun, jika diberdayakan dengan baik, pabrik pakan skala kecil bisa menjadi pilar penting dalam menciptakan sistem peternakan unggas yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Baca juga artikel tentang: Ikan Budidaya Lebih Bersih: Peluang Besar untuk Peternak Ikan Masa Depan
REFERENSI:
Yamin, Abdul Alim dkk. 2025. Analysis of the sustainability of small-scale feed mills in supporting poultry industry in sidenreng rappang regency. International Journal of Agriculture and Biosciences 14 (1), 153-163.


