Menemukan Takaran Pas Fosfor untuk Domba: Sehat, Efisien, dan Ramah Lingkungan

Dalam dunia peternakan, kita sering mendengar betapa pentingnya protein, energi, atau vitamin untuk pertumbuhan hewan. Namun, ada satu zat gizi yang sering terabaikan padahal sangat vital, yaitu fosfor (P). Fosfor bukan hanya mineral biasa, tetapi ia berperan dalam hampir semua proses penting di dalam tubuh hewan: dari pembentukan tulang, metabolisme energi, hingga kesehatan pencernaan.

Pada domba, terutama anak domba yang sedang tumbuh, fosfor menentukan seberapa baik tubuh mereka menyerap nutrisi, membangun otot, menjaga kesehatan tulang, dan bahkan memengaruhi mikroba di dalam rumen (perut fermentasi khas ruminansia). Kekurangan fosfor bisa berakibat serius: pertumbuhan terhambat, tulang rapuh, pencernaan terganggu, hingga menurunkan produktivitas ternak.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Tiongkok, dipublikasikan di Animal Feed Science and Technology (2025), mencoba menjawab pertanyaan penting: berapa kadar fosfor yang ideal dalam pakan domba Hu muda untuk memastikan pertumbuhan optimal?

Baca juga artikel tentang: Ikan Budidaya Lebih Bersih: Peluang Besar untuk Peternak Ikan Masa Depan

Desain Penelitian: Membagi Domba Berdasarkan Tingkat Fosfor

Peneliti menggunakan 36 ekor anak domba Hu berusia 2 bulan. Mereka dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok dengan kadar fosfor berbeda:

  • Rendah (LP): 1 gram fosfor per kg pakan
  • Sedang (MP): 2 gram per kg pakan
  • Tinggi (HP): 3 gram per kg pakan

Selama masa percobaan, para peneliti memantau berbagai aspek, termasuk:

  • Pertumbuhan (berat badan dan konsumsi pakan)
  • Darah (indikator kesehatan dan metabolisme)
  • Fermentasi rumen (produksi asam lemak volatil yang jadi sumber energi)
  • Mikrobiota rumen (populasi bakteri baik di dalam perut)

Tujuannya sederhana tapi penting: mencari tahu bagaimana fosfor yang berbeda memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Gambar analisis keanekaragaman dan komposisi komunitas mikroba pada tiga perlakuan berbeda (LP, MP, HP) melalui diagram Venn, PCA, analisis taksonomi, serta perbandingan biomarker dengan LDA, yang menyoroti perbedaan signifikan dalam struktur komunitas mikroba antar kelompok.

Hasil Utama: Fosfor Mengubah Banyak Hal

1. Pertumbuhan dan Konsumsi Pakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fosfor sedang dan tinggi mendukung pertumbuhan lebih baik dibanding kadar rendah. Domba dengan fosfor rendah cenderung makan lebih sedikit dan pertumbuhannya melambat. Ini masuk akal karena fosfor penting untuk metabolisme energi.

2. Kesehatan Darah

Dalam darah, indikator seperti kalsium, fosfat anorganik, dan enzim terkait metabolisme tulang menunjukkan perbedaan nyata. Domba dengan fosfor rendah memperlihatkan tanda-tanda kekurangan mineral, yang bisa berdampak pada kesehatan tulang dan organ vital.

3. Fermentasi Rumen

Rumen adalah “pabrik fermentasi alami” tempat mikroba mengubah serat menjadi energi. Domba dengan cukup fosfor menghasilkan asam lemak volatil (VFA) dalam jumlah lebih tinggi, terutama asetat dan propionat, yang menjadi sumber energi utama bagi ternak.

4. Mikrobiota Rumen

Menariknya, fosfor juga memengaruhi komposisi bakteri rumen. Domba dengan asupan fosfor lebih tinggi memiliki mikroba yang lebih beragam dan sehat. Keragaman ini penting karena membantu mencerna berbagai jenis pakan, mencegah penyakit, dan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan.

Gambar plot OPLS-DA yang memperlihatkan pemisahan jelas antara kelompok perlakuan (HP, MP, LP), menandakan adanya perbedaan signifikan dalam profil metabolit atau mikrobiota antar kelompok.

Penelitian ini menegaskan bahwa fosfor adalah kunci ganda:

  • Kunci pertumbuhan: membantu tulang, otot, dan energi.
  • Kunci pencernaan: mendukung kerja mikroba rumen sehingga pakan lebih efisien diubah menjadi daging atau susu.

Jika fosfor terlalu rendah, domba bukan hanya tumbuh lebih lambat, tetapi juga bisa mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Sebaliknya, jika terlalu tinggi, kelebihan fosfor bisa mencemari lingkungan (misalnya menyebabkan eutrofikasi air karena kotoran kaya fosfat).

Oleh karena itu, menemukan dosis yang pas sangat penting, baik untuk produktivitas ternak maupun keberlanjutan lingkungan.

Implikasi untuk Peternak

Bagi peternak, ada beberapa pelajaran berharga:

  1. Jangan Abaikan Mineral
    Sering kali peternak fokus pada protein dan energi, padahal mineral seperti fosfor sama pentingnya. Memberikan pakan dengan kandungan fosfor yang tepat dapat meningkatkan efisiensi usaha tanpa harus menambah biaya besar.
  2. Gunakan Sumber Fosfor yang Tepat
    Pakan seperti dedak gandum, bungkil kedelai, atau suplemen mineral bisa jadi sumber fosfor. Namun, bioavailabilitas (kemudahan diserap tubuh) berbeda-beda. Suplemen berbasis fosfat anorganik sering digunakan untuk menjamin ketersediaan.
  3. Pantau Kesehatan Ternak
    Kondisi bulu kusam, nafsu makan menurun, atau pertumbuhan lambat bisa jadi tanda defisiensi mineral. Pemeriksaan darah atau konsultasi dengan dokter hewan dapat membantu memastikan status nutrisi.
  4. Seimbang, Jangan Berlebihan
    Memberi fosfor terlalu banyak tidak membuat ternak tumbuh lebih cepat. Justru bisa menyebabkan limbah berlebih yang mencemari lingkungan.

Hubungan dengan Keberlanjutan

Isu fosfor tidak hanya soal produktivitas ternak, tetapi juga lingkungan. Tambahan fosfor yang berlebihan dalam pakan akan berakhir di kotoran ternak. Saat hujan, fosfor bisa larut ke perairan, memicu ledakan alga yang berbahaya bagi ekosistem.

Karena itu, penelitian ini membantu menemukan titik seimbang: cukup untuk ternak, aman untuk lingkungan.

Penelitian terbaru pada anak domba Hu menunjukkan bahwa kadar fosfor dalam pakan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan, kesehatan darah, fermentasi rumen, hingga populasi mikroba baik di dalam perut. Kekurangan fosfor terbukti menurunkan kinerja ternak, sementara kadar optimal membantu pertumbuhan lebih efisien.

Bagi peternak, ini adalah pengingat penting bahwa nutrisi bukan hanya soal protein dan energi, tapi juga mineral kecil yang punya dampak besar. Dengan manajemen pakan yang seimbang, bukan hanya ternak yang sehat, tapi juga lingkungan yang lebih lestari bisa tercapai.

Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global

REFERENSI:

Pan, Shijia dkk. 2025. Available phosphorus levels modulate growth performance, serum indices, metabolome, rumen fermentation, and microorganism in Hu lambs. Animal Feed Science and Technology 322, 116259.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top