Ajwain dan Behara: Rahasia Alami Bikin Kambing Lebih Sehat dan Hijau

Mungkin tidak banyak orang tahu bahwa kambing, sapi, dan domba yang kita pelihara sehari-hari ikut menyumbang masalah besar bagi bumi: gas metana. Gas ini dihasilkan dari proses pencernaan di dalam rumen (lambung pertama hewan ruminansia) ketika mikroba membantu mencerna pakan.

Metana sendiri adalah salah satu gas rumah kaca paling kuat. Walaupun jumlahnya di udara tidak sebesar karbon dioksida, kemampuannya memerangkap panas 25 kali lebih kuat dibanding CO₂. Artinya, setiap kali kambing atau sapi “bersendawa”, mereka sebenarnya ikut menambah beban pemanasan global.

Bagi peternak, produksi metana juga berarti pakan ternak terbuang sia-sia. Energi yang seharusnya dipakai tubuh kambing untuk tumbuh atau menghasilkan daging justru keluar dalam bentuk gas. Jadi, mengurangi metana tidak hanya penting untuk lingkungan, tapi juga bisa membuat usaha ternak lebih efisien.

Baca juga artikel tentang: Produktivitas Tinggi Ikan Red Devil: Ancaman atau Sumber Baru untuk Peternak?

Menemukan Solusi dari Tanaman

Para ilmuwan kini mencari cara bagaimana menekan emisi metana tanpa mengganggu kesehatan hewan. Salah satu pendekatan yang mulai populer adalah dengan menambahkan bahan alami dari tumbuhan ke dalam pakan.

Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition (2025), sekelompok peneliti di India menguji efek minyak ajwain (Trachyspermum ammi) dan buah behara (Terminalia belerica). Kedua bahan ini sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional Ayurveda. Namun kini, para peneliti melihat potensi barunya dalam dunia peternakan.

Rancangan Penelitian

Sebanyak 20 ekor kambing jantan dewasa (berusia 2,5–3 tahun dengan bobot sekitar 26 kg) dibagi menjadi empat kelompok:

  1. Kontrol – hanya diberi pakan dasar (campuran jerami dan konsentrat 50:50) tanpa tambahan apa pun.
  2. T1 – pakan dasar + minyak ajwain (0,06% dari berat bahan kering pakan).
  3. T2 – pakan dasar + buah behara (0,8% dari berat bahan kering pakan).
  4. T3 – pakan dasar + kombinasi ajwain dan behara dalam dosis yang sama seperti di atas.

Para peneliti lalu mengukur beberapa hal penting:

  • Berapa banyak gas metana yang dihasilkan.
  • Seberapa baik kambing mencerna nutrisi dari pakan.
  • Status kekebalan tubuh (respon imun seluler dan humoral).

Hasil yang Mengejutkan

1. Metana Berkurang Drastis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diberi tambahan bahan alami mengalami penurunan emisi metana yang signifikan:

  • T1 (ajwain): turun 22,16%
  • T2 (behara): turun 23,88%
  • T3 (kombinasi): turun 33,49%

Artinya, kombinasi ajwain dan behara adalah yang paling efektif. Bayangkan jika ini diterapkan secara luas, jumlah gas rumah kaca dari ternak bisa ditekan hampir sepertiga hanya dengan tambahan bahan pakan alami!

2. Nutrisi Tidak Terganggu

Sering kali ada kekhawatiran bahwa menambahkan bahan baru ke dalam pakan bisa menurunkan daya cerna. Tapi penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pencernaan nutrisi, keseimbangan nitrogen, dan asupan pakan tetap sama antara semua kelompok. Dengan kata lain, kambing tetap bisa memanfaatkan nutrisi dengan baik.

3. Kekebalan Tubuh Lebih Baik

Yang menarik, kambing di kelompok T3 (kombinasi ajwain dan behara) tidak hanya menghasilkan metana lebih sedikit, tapi juga menunjukkan peningkatan sistem kekebalan tubuh. Baik imun seluler (daya tahan tubuh terhadap penyakit) maupun imun humoral (pembentukan antibodi) meningkat dibanding kelompok lain.

Hal ini penting karena berarti kambing bukan hanya lebih ramah lingkungan, tapi juga lebih sehat dan tahan penyakit.

Penambahan aditif pakan berbasis tanaman mampu menurunkan emisi metana (CH₄) dengan tingkat reduksi tertinggi pada perlakuan T3 dibandingkan T1 dan T2.

Minyak ajwain kaya akan senyawa thymol, yang memiliki sifat antimikroba. Senyawa ini diduga mampu menghambat mikroba penghasil metana di dalam rumen tanpa mengganggu mikroba baik yang membantu pencernaan.

Sementara itu, buah behara mengandung berbagai antioksidan alami yang bisa meningkatkan kesehatan usus dan mendukung fungsi kekebalan tubuh. Kombinasi keduanya menciptakan efek sinergis: mengurangi metana sekaligus memperkuat kesehatan hewan.

Manfaat Bagi Peternakan dan Lingkungan

Jika hasil penelitian ini bisa diterapkan secara luas, manfaatnya sangat besar:

  • Lingkungan lebih bersih – emisi gas rumah kaca dari ternak bisa ditekan.
  • Efisiensi pakan meningkat – energi pakan tidak terbuang jadi gas, sehingga bisa mendukung pertumbuhan hewan.
  • Kesehatan ternak lebih baik – kambing lebih tahan penyakit, mengurangi ketergantungan pada antibiotik.
  • Produk ternak lebih ramah konsumen – masyarakat kini semakin peduli pada isu keberlanjutan dan keamanan pangan.

Tantangan yang Perlu Diperhatikan

Meski hasilnya menjanjikan, ada beberapa tantangan sebelum metode ini bisa dipakai secara massal:

  1. Ketersediaan bahan – apakah ajwain dan behara bisa diproduksi dalam jumlah besar dengan harga terjangkau?
  2. Standarisasi dosis – perlu panduan jelas agar peternak tidak salah dalam menakar.
  3. Efek jangka panjang – perlu penelitian lebih lama untuk melihat dampaknya terhadap produksi daging, kesehatan jangka panjang, dan reproduksi kambing.

Penelitian ini menunjukkan bahwa solusi sederhana dari bahan alami bisa menjadi jawaban atas dua masalah sekaligus: pemanasan global dan kesehatan ternak. Dengan tambahan minyak ajwain dan buah behara, kambing bisa menjadi lebih sehat, efisien, dan ramah lingkungan.

Bagi peternak, ini bukan sekadar inovasi, tapi peluang besar untuk meningkatkan usaha tanpa harus bergantung pada bahan kimia atau antibiotik. Dan bagi bumi, langkah kecil ini bisa memberi dampak besar dalam mengurangi jejak karbon sektor peternakan.

Mungkin inilah saatnya kita mulai melihat kandang kambing bukan hanya sebagai tempat memelihara hewan, tapi juga sebagai laboratorium hidup untuk inovasi berkelanjutan.

Baca juga artikel tentang: Inovasi Marikultur: Membawa Lobster, Bawal, dan Abalon ke Puncak Pasar Global

REFERENSI:

Kumari, Neelam dkk. 2025. Effect of Plant‐Derived Feed Additives on Enteric Methane Emission, Nutrient Digestibility and Immune Status of Adult Male Goats. Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top