Ketika mendengar istilah ganggang hijau, banyak orang mungkin langsung membayangkan lumut atau lapisan licin berwarna hijau yang menempel di kolam, batu, atau dinding tembok yang lembap. Gambaran itu memang tidak salah, karena ganggang memang sering tumbuh di tempat basah.
Namun, tidak semua ganggang sama. Ada jenis ganggang mikroskopis (artinya hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop) yang ternyata sangat bermanfaat. Salah satunya adalah Chlorella vulgaris (CLV). Meskipun bentuknya sederhana, CLV memiliki kandungan gizi yang kaya, seperti protein, vitamin, mineral, dan pigmen alami yang bermanfaat.
Karena kandungan gizinya inilah, Chlorella vulgaris mulai dilirik untuk digunakan sebagai pakan tambahan (feed supplement) bagi hewan ternak. Feed supplement adalah bahan tambahan yang diberikan bersama pakan utama dengan tujuan meningkatkan kesehatan, mempercepat pertumbuhan, atau memperbaiki kualitas hasil ternak, misalnya daging, susu, atau telur. Dengan kata lain, ganggang mikroskopis ini bisa menjadi solusi alami dan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas peternakan.
Mengapa? Karena Chlorella tidak hanya kaya nutrisi, tapi juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesehatan ternak, efisiensi produksi, bahkan membantu mengurangi dampak lingkungan dari peternakan.
Baca juga artikel tentang: Peternakan Kelinci Berkelanjutan: Manfaat Allicin, Likopen, Vitamin E & C
Kandungan Super dalam Chlorella
Chlorella vulgaris sering disebut sebagai “superfood” karena kandungan nutrisinya yang luar biasa. Di dalam sel kecilnya, Chlorella menyimpan:
- Protein berkualitas tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otot dan produksi susu atau daging.
- Asam lemak esensial seperti omega-3 dan omega-6 yang baik untuk metabolisme dan kesehatan.
- Vitamin dan mineral (vitamin A, B, C, E, zat besi, magnesium, zinc).
- Antioksidan alami yang membantu melawan stres oksidatif dalam tubuh hewan.
Kandungan ini membuat Chlorella cocok dijadikan bahan tambahan pakan ternak sapi, kambing, ayam, babi, hingga ikan.
Tantangan: Dinding Sel yang Keras
Meski kaya nutrisi, ada satu masalah. Dinding sel Chlorella sangat keras, sehingga nutrisi di dalamnya sulit diserap oleh hewan, terutama hewan monogastrik (seperti babi, ayam, kelinci, atau ikan) yang punya sistem pencernaan sederhana.
Namun, peneliti menemukan solusi: teknologi pemrosesan pakan seperti perlakuan enzim, fermentasi, atau pemanasan bisa membantu menghancurkan dinding sel ini. Hasilnya, nutrisi lebih mudah dicerna dan manfaat Chlorella menjadi maksimal.
Dampak pada Produksi Hewan Ternak
Riset terbaru menunjukkan bahwa suplementasi Chlorella bisa memberikan berbagai manfaat nyata pada ternak:
- Sapi Perah
- Produksi susu meningkat.
- Komposisi susu lebih baik, dengan kandungan lemak dan protein yang lebih seimbang.
- Rumen (perut pertama sapi) memiliki mikroba yang lebih sehat.
- Kambing & Domba
- Pertumbuhan anak domba lebih cepat.
- Sistem imun lebih kuat.
- Babi
- Peningkatan sistem kekebalan tubuh.
- Profil asam lemak lebih baik, yang berarti daging lebih sehat dikonsumsi manusia.
- Kelinci
- Tingkat stres oksidatif menurun.
- Respons imun meningkat.
- Unggas (ayam petelur & broiler)
- Pertumbuhan lebih baik.
- Kualitas telur meningkat, terutama kandungan nutrisi dalam kuning telur.
- Perikanan (ikan budidaya)
- Efisiensi pakan meningkat.
- Kekebalan tubuh lebih baik.
- Ketahanan terhadap penyakit juga lebih tinggi.
Efek Lingkungan: Bisa Kurangi Emisi Metana
Salah satu isu besar dalam peternakan adalah emisi gas rumah kaca, terutama metana (CH₄) yang banyak dihasilkan oleh sapi dan kerbau saat mencerna makanan.
Menariknya, beberapa penelitian menemukan bahwa pemberian Chlorella pada sapi bisa menurunkan produksi metana. Artinya, selain menyehatkan hewan, Chlorella juga bisa membuat peternakan lebih ramah lingkungan.
Namun, ada catatan penting: efek Chlorella sangat bergantung pada berapa banyak yang diberikan.
- Jika diberikan dalam jumlah tepat, hasilnya sangat positif: pertumbuhan cepat, kekebalan meningkat, produksi susu/daging/ telur lebih tinggi.
- Tapi jika terlalu banyak, efeknya bisa menurun atau justru membuat pencernaan tidak optimal.
Karena itu, para peneliti menekankan perlunya uji coba dosis spesifik pada tiap jenis hewan agar manfaatnya bisa maksimal.
Harapan untuk Masa Depan Peternakan
Chlorella vulgaris mungkin masih terdengar asing di kalangan peternak tradisional. Namun, melihat potensinya, ada peluang besar bahwa di masa depan Chlorella akan menjadi salah satu bahan baku pakan standar di industri peternakan modern.
Bayangkan jika pakan ternak bisa dibuat lebih bernutrisi, ternak lebih sehat, produksi meningkat, dan lingkungan lebih terjaga. Semua itu bisa dimulai dari mikroorganisme kecil yang sering kita abaikan: ganggang hijau.
Tantangan yang Masih Harus Diatasi
Meski menjanjikan, pemanfaatan Chlorella dalam skala besar menghadapi beberapa tantangan:
- Biaya Produksi
- Budidaya Chlorella masih cukup mahal dibandingkan bahan pakan konvensional.
- Variabilitas Kualitas
- Nutrisi Chlorella bisa berbeda tergantung metode budidaya, cahaya, pH air, dan teknik pemrosesan.
- Penerimaan Industri
- Peternak mungkin masih ragu untuk mencoba pakan berbasis mikroalga karena dianggap “eksperimental”.
Namun, dengan perkembangan teknologi bioteknologi dan dukungan kebijakan pangan berkelanjutan, tantangan ini bisa diatasi.
Chlorella vulgaris adalah ganggang hijau kecil dengan potensi besar dalam revolusi dunia peternakan. Dengan kandungan nutrisinya yang lengkap, efek positif pada pertumbuhan dan kesehatan ternak, serta kontribusi dalam mengurangi emisi, Chlorella bisa menjadi salah satu solusi menuju peternakan yang sehat, efisien, dan ramah lingkungan.
Jika dulu ganggang hanya dianggap “kotoran kolam”, kini sains membuktikan bahwa justru di situlah bisa lahir masa depan pakan ternak yang lebih berkelanjutan.
Baca juga artikel tentang: Lebih dari Sekadar Sawah: Bagaimana Peternakan Itik Membantu Petani Lawan Hama dan Hemat Pupuk
REFERENSI:
Gadzama, Ishaya Usman dkk. 2025. Chlorella vulgaris as a Livestock Supplement and Animal Feed: A Comprehensive Review. Animals 15 (6), 879.
