Di banyak desa di Filipina, peternakan adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Ayam, babi, sapi perah, dan ternak daging bukan hanya sumber makanan, tapi juga sumber penghasilan utama. Namun, para peternak kecil sering menghadapi tantangan besar: keterbatasan lahan, keterbatasan modal, serta risiko penyakit pada hewan.
Kini, hadir sebuah pendekatan baru yang disebut Precision Livestock Farming (PLF) atau Peternakan Presisi, dipadukan dengan teknologi Internet of Things (IoT). Dengan bantuan sensor, data, dan perangkat digital, peternakan tradisional bisa berubah menjadi lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.
Apa Itu Peternakan Presisi?
Peternakan presisi adalah cara memelihara hewan dengan memanfaatkan teknologi cerdas untuk memantau kesehatan, perilaku, pakan, hingga lingkungan ternak secara real-time.
Bayangkan sapi memakai kalung pintar yang mengirim data detak jantung ke ponsel peternak, atau kandang ayam dengan sensor suhu otomatis agar hewan selalu nyaman. Semua itu bagian dari peternakan presisi.

Sedangkan IoT (Internet of Things) adalah teknologi yang menghubungkan perangkat-perangkat pintar ini melalui internet, sehingga data bisa dipantau kapan saja dan di mana saja.
Baca juga artikel tentang: Peternakan Kelinci Berkelanjutan: Manfaat Allicin, Likopen, Vitamin E & C
Berdasarkan tinjauan sistematis yang dilakukan para peneliti, ada sejumlah manfaat besar PLF dan IoT, khususnya di Filipina:
1. Efisiensi Pakan dan Sumber Daya
Sensor bisa mengukur kebutuhan pakan setiap hewan. Jika biasanya peternak memberi makan secara rata, dengan PLF pakan diberikan sesuai kebutuhan masing-masing, sehingga tidak ada pemborosan.
2. Kesehatan Hewan Lebih Terjaga
Sensor dapat mendeteksi perubahan perilaku, suhu tubuh, atau pernapasan yang tidak normal. Peternak bisa segera mengambil tindakan sebelum penyakit menyebar.
3. Produktivitas Lebih Tinggi
Ayam yang sehat bertelur lebih banyak, sapi sehat menghasilkan susu lebih banyak, dan babi yang dipelihara dengan baik tumbuh lebih cepat. Semua ini berujung pada peningkatan produksi.
4. Keamanan Pangan
Dengan pemantauan digital, kualitas daging, telur, dan susu bisa lebih terjamin karena hewan yang sakit cepat dipisahkan dari rantai produksi.
5. Lingkungan Lebih Ramah
Efisiensi pakan dan manajemen kotoran ternak membantu mengurangi limbah dan emisi gas rumah kaca.

Beberapa contoh nyata dari pemanfaatan PLF dan IoT antara lain:
- Pemantauan telur dan inkubasi: sensor suhu dan kelembaban memastikan telur menetas optimal.
- Manajemen rantai pasok: teknologi digital melacak distribusi daging dan telur agar sampai ke pasar lebih cepat dan aman.
- Monitoring lingkungan: sensor mengukur kualitas udara, air, dan suhu kandang, penting untuk mencegah stres pada hewan.
- Logistik cerdas: sistem digital membantu distribusi produk ternak agar tidak basi sebelum sampai ke konsumen.

Meski menjanjikan, penelitian menunjukkan masih banyak kendala dalam penerapan PLF dan IoT, terutama di Filipina di mana mayoritas peternak adalah skala kecil:
- Biaya tinggi – Perangkat sensor dan IoT masih mahal bagi peternak kecil.
- Infrastruktur terbatas – Internet tidak selalu stabil di daerah pedesaan.
- Kurangnya keterampilan digital – Banyak peternak belum terbiasa membaca data dari aplikasi atau dashboard.
- Kebijakan dan dukungan pemerintah – Program bantuan dan insentif belum merata.
Peran Pemerintah dan Peneliti
Para peneliti menekankan bahwa keberhasilan penerapan PLF sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak:
- Pemerintah perlu menyediakan kebijakan yang mendukung, misalnya subsidi perangkat IoT atau internet murah untuk desa.
- Universitas dan peneliti berperan dalam mengembangkan teknologi yang murah dan mudah digunakan.
- Petani dan komunitas lokal menjadi pengguna sekaligus sumber data berharga untuk terus menyempurnakan sistem.
Peluang di Masa Depan
Jika tantangan tersebut bisa diatasi, PLF dan IoT berpotensi besar untuk:
- Memperkuat ketahanan pangan nasional: produksi pangan hewani jadi lebih stabil.
- Meningkatkan kesejahteraan peternak kecil: dengan hasil panen yang lebih banyak dan biaya lebih hemat.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan: karena peternak bisa lebih bersaing di pasar lokal maupun global.
- Menjaga keberlanjutan: teknologi digital membantu mengurangi dampak negatif peternakan terhadap lingkungan.
Dampak Sosial
Selain dampak ekonomi dan lingkungan, penerapan PLF juga berpengaruh pada aspek sosial:
- Pemberdayaan peternak kecil: teknologi membuat mereka lebih percaya diri dan mandiri.
- Peningkatan keterampilan digital di desa: peternak belajar mengoperasikan aplikasi dan membaca data.
- Peran generasi muda: anak-anak muda desa bisa tertarik kembali pada dunia peternakan karena lebih modern dan “tech-savvy”.
Precision Livestock Farming (PLF) dan Internet of Things (IoT) adalah masa depan peternakan di Filipina. Dengan teknologi ini, peternakan bisa menjadi lebih efisien, sehat, berkelanjutan, dan menguntungkan.
Namun, adopsi luas masih menghadapi tantangan berupa biaya, keterampilan digital, dan infrastruktur. Oleh karena itu, dukungan pemerintah, peneliti, dan penyedia teknologi sangat dibutuhkan agar manfaatnya dapat dirasakan hingga ke tingkat peternak kecil.
Di masa depan, bukan hal yang mustahil jika setiap kandang di desa dilengkapi sensor pintar, dan setiap peternak bisa memantau ternaknya lewat ponsel. Dengan begitu, peternakan di Filipina tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga pusat inovasi teknologi yang memberdayakan masyarakat pedesaan.
Baca juga artikel tentang: Daging Kelinci: Potensi Tersembunyi di Dunia Peternakan
REFERENSI:
Taer, AN & Taer, EC. 2025. Harnessing precision and innovation: A systematic review of precision livestock farming and IoT technologies in the Philippines. Ceylon Journal of Science 54 (1).


