Peternakan Unggas dan H5N9: Tantangan Baru Menghadapi Flu Burung

Pada awal tahun 2025, dunia peternakan internasional digemparkan oleh kabar munculnya jenis baru flu burung yang disebut virus H5N9. Virus ini pertama kali terdeteksi di sebuah peternakan unggas di California, Amerika Serikat. Untuk mencegah penyebarannya, pihak berwenang harus mengambil langkah drastis dengan memusnahkan hampir 119 ribu ekor ayam dan bebek yang ada di peternakan tersebut. Langkah ini memang terdengar ekstrem, tetapi tindakan cepat sangat penting dalam mencegah wabah penyakit menular pada hewan yang bisa berkembang pesat.

Bagi masyarakat umum, kabar ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Apa sebenarnya virus H5N9 ini? Apakah ia sama dengan flu burung yang pernah kita dengar sebelumnya, seperti H5N1, yang dulu sempat menimbulkan kepanikan global karena bisa menular ke manusia? Ataukah H5N9 adalah sesuatu yang sama sekali berbeda?

Untuk memahami hal ini, kita perlu tahu bahwa flu burung termasuk dalam kelompok penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Virus ini menyerang unggas, terutama ayam, bebek, dan burung liar, tetapi dalam kondisi tertentu bisa menular ke hewan lain, bahkan manusia. Kode seperti H5N1 atau H5N9 merujuk pada kombinasi protein tertentu di permukaan virus: huruf H (hemaglutinin) dan N (neuraminidase). Setiap kombinasi menghasilkan jenis virus yang berbeda sifatnya, ada yang lemah, ada pula yang sangat berbahaya atau disebut highly pathogenic avian influenza (HPAI).

Dalam kasus yang terbaru ini, H5N9 masuk dalam kategori berbahaya atau patogen tinggi, sehingga wajar bila para ilmuwan dan otoritas kesehatan hewan memberi perhatian serius. Pertanyaan berikutnya, tentu saja, adalah apakah virus ini berpotensi sama berbahayanya dengan H5N1 yang pernah mencatat korban jiwa manusia? Inilah yang masih terus diteliti.

Baca juga artikel tentang: Mengapa Warna Cangkang Telur Bisa Berbeda? Ini Jawaban dari Ilmu Genetika

Apa Itu Virus H5N9?

Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, yang menyerang burung, terutama unggas seperti ayam, bebek, dan angsa. Kode H dan N pada nama virus menunjukkan jenis protein yang ada di permukaannya:

  • H (Hemagglutinin): protein yang membantu virus menempel dan masuk ke dalam sel.
  • N (Neuraminidase): protein yang membantu virus menyebar dari satu sel ke sel lain.

Selama ini, jenis flu burung yang paling dikenal adalah H5N1 karena pernah menimbulkan wabah besar pada unggas dan bahkan menular ke manusia. Virus H5N9 yang baru dilaporkan ini termasuk “highly pathogenic”, artinya sangat berbahaya bagi unggas karena bisa menyebar cepat dan menyebabkan kematian dalam jumlah besar.

Mengapa Peternakan Harus Khawatir?

Bagi peternak, virus H5N9 bisa menjadi mimpi buruk. Begitu masuk ke dalam kandang, virus ini menyebar sangat cepat melalui:

  • Kontak langsung antarunggas (misalnya ayam yang sakit bersentuhan dengan ayam sehat).
  • Kotoran atau cairan tubuh unggas yang terinfeksi.
  • Perantara manusia (pekerja peternakan yang membawa virus melalui pakaian atau peralatan).

Dampaknya luar biasa: dalam hitungan hari, ribuan unggas bisa mati. Itulah sebabnya pemerintah mengambil langkah cepat dengan memusnahkan 119 ribu ekor unggas di peternakan yang terkena, untuk memutus rantai penyebaran.

Apakah Aman Bagi Manusia?

Pertanyaan yang paling sering muncul adalah: “Apakah virus H5N9 bisa menular ke manusia?”

Menurut para ilmuwan, hingga saat ini belum ada laporan H5N9 menginfeksi manusia. Artinya, virus ini masih terbatas pada unggas. Namun, sejarah flu burung menunjukkan bahwa beberapa strain bisa “melompat” dari hewan ke manusia, seperti H5N1 atau H7N9, meskipun kasusnya jarang.

Yang perlu ditekankan adalah:

  • Konsumsi daging unggas aman selama dimasak dengan benar (minimal suhu 70°C untuk membunuh virus).
  • Risiko lebih besar ada pada pekerja peternakan yang bersentuhan langsung dengan unggas sakit atau kotorannya.

Bedanya H5N9 dengan H5N1

Sering kali orang bingung: apa bedanya H5N9 dengan H5N1?

  1. H5N1: Sudah dikenal lama, bisa menular ke manusia, dan memiliki angka kematian yang tinggi pada kasus infeksi manusia.
  2. H5N9: Baru ditemukan di AS pada 2025, belum ada laporan menular ke manusia, tapi sangat mematikan bagi unggas.

Meskipun berbeda, keduanya sama-sama flu burung yang berpotensi menimbulkan kerugian besar pada industri peternakan.

Dampak Ekonomi Bagi Peternakan

Bagi peternak, wabah flu burung berarti kerugian besar. Bayangkan, satu peternakan harus memusnahkan puluhan hingga ratusan ribu ekor ayam atau bebek. Itu artinya:

  • Kehilangan pendapatan dari telur dan daging.
  • Biaya tambahan untuk disinfeksi kandang.
  • Larangan distribusi produk unggas dari daerah wabah.

Selain itu, ketakutan konsumen juga bisa menurunkan permintaan daging ayam dan telur, meskipun sebenarnya aman jika dimasak dengan baik.

Bagaimana Mencegah Penyebaran?

Ilmuwan dan otoritas kesehatan hewan menekankan pentingnya biosekuriti di peternakan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Membatasi akses ke kandang hanya untuk pekerja yang berwenang.
  2. Mendisinfeksi peralatan dan pakaian sebelum masuk dan keluar kandang.
  3. Menghindari kontak dengan burung liar, karena sering kali burung migrasi membawa virus flu burung.
  4. Memantau kesehatan unggas secara rutin, agar wabah bisa dideteksi lebih cepat.

Apa Artinya Bagi Konsumen?

Bagi masyarakat, kabar ini memang bisa menimbulkan kekhawatiran. Namun, ada beberapa hal yang perlu diketahui:

  • Produk unggas di pasaran tetap aman jika berasal dari sumber resmi dan dimasak dengan baik.
  • Pemerintah AS bertindak cepat dengan memusnahkan unggas yang sakit sehingga virus tidak menyebar lebih luas.
  • Penelitian terus dilakukan untuk memahami karakter H5N9, sehingga jika suatu saat berpotensi menular ke manusia, langkah pencegahan bisa segera dilakukan.

Wabah pertama virus H5N9 di peternakan unggas Amerika Serikat adalah pengingat betapa rapuhnya sektor peternakan terhadap penyakit menular. Meski belum menular ke manusia, virus ini tetap harus diwaspadai karena bisa menimbulkan kerugian ekonomi besar dan berpotensi menjadi ancaman kesehatan jika tidak dikendalikan.

Bagi peternak, penerapan biosekuriti ketat adalah benteng pertahanan utama. Bagi masyarakat, tidak perlu panik, yang penting adalah membeli produk unggas dari sumber terpercaya dan memasaknya dengan benar.

Dengan kewaspadaan bersama, kita bisa memastikan bahwa peternakan unggas tetap produktif, aman, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa mengorbankan kesehatan.

Baca juga artikel tentang: Mengukur Tingkat Keparahan Penyakit pada Kambing dengan Kecerdasan Buatan: Inovasi dari Penelitian Terkini

REFERENSI:

Cooke, Emily. 2025. US reports 1st outbreak of ‘highly pathogenic’ H5N9 virus in poultry. Should we worry?. Live Science: https://www.livescience.com/health/flu/us-reports-1st-outbreak-of-highly-pathogenic-h5n9-virus-in-poultry-should-we-worry diakses pada tanggal 7 September 2025.

Garg, Shikha dkk. 2025. Highly pathogenic avian influenza A (H5N1) virus infections in humans. New England Journal of Medicine 392 (9), 843-854.

Lee, Jiho dkk. 2025. The Efficacy of Inactivated Vaccine Against H5 Clade 2.3. 4.4 b Highly Pathogenic Avian Influenza Virus in Turkeys. Avian Diseases.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top